Purwareja Klampok, Banjarnegara
Purwareja Klampok (bahasa Jawa: ꦥꦸꦂꦮꦉꦗꦏ꧀ꦭꦩ꧀ꦥꦺꦴꦏ꧀, Pegon: بوروريجو-كلامبوك, translit. Purwareja Klampok) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Pusat pemerintahan kecamatan berada di desa Klampok[1] SejarahDalam sistem administratif pemerintahan Kolonial Belanda, dahulu terdapat Kawedanan, dimana pemangku jabatan wilayah tersebut adalah Wedana. Kawedanan strukturnya berada di bawah Kabupaten, dan diatas Kecamatan. Jadi kawedanan adalah 'sekumpulan beberapa kecamatan'. Bentuk pemerintahan kawedanan juga pernah ada di Kabupaten Banjarnegara, salah satunya adalah Kawedanan Purwareja-Klampok. Saksi bisu berdirinya Kawedanan Purwareja-Klampok yaitu sebuah bangunan besar 'eks kantor kawedanan' yang masih berdiri dengan kokoh. Meskipun kurang terawat, namun bangunan tua tersebut masih bisa digunakan sebagai tempat 'Kelompok Bermain atau PAUD. Purwareja-Klampok dulunya ditengarai sebagai kota yang sibuk dan ramai. Salah satu bukti dari keramaian wilayah ini adalah, sebuah peninggalan bangunan pabrik gula, namun saat ini pabrik gula tersebut sudah tidak beroperasi lagi dan sekarang digunakan sebagai gudang semen. selain itu juga ada beberapa bangunan bersejarah lain, diantaranya adalah : - Komplek Perumahan BLK Pertanian. Menurut sejarahnya komplek perumahan ini dulunya merupakan rumah pembesar Hindia Belanda, sedangkan Kantor BLK difungsikan sebagai 'camp tentara' Belanda. - Kantor Kecamatan Purwareja Klampok. - Kantor Pos dan Giro. - Balai Desa Klampok. - Gedung SD N 1 dan SD N 4 Klampok. - Puskesmas 1 Purwareja Klampok. - Rumah dinas dokter Puskesmas. - Rumah pendeta GKJ. - Pabrik rokok klembak menyan dengan merk ATOM, dan sekarang juga sudah tidak beroperasi lagi. - Makam Belanda. Setelah sistem kawedanan ditiadakan, Purwareja-Klampok sekarang menjadi nama salah satu kecamatan di Kabupaten Banjarnegara. Posisinya di bagian barat yang menjadi jalan raya penguhubung antara Banyumas dengan Banjarnegara. GeografiPurwareja Klampok adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Banjarnegara dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga, sebelah timur dengan Kecamatan Mandiraja sebelah selatan dengan Kabupaten Kebumen dan sebelah barat dengan Kecamatan Susukan. Luas wilayah Purwareja Klampok adalah 2.186,67 Ha, atau 2,04% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. Luas lahan sawah 734,60 Ha sedangkan bukan sawah 1.389,07 Ha pada tahun 2015. Ketinggian wilayah desa berada pada kisaran 70–109 m dpl, dengan rata-rata 44 m dpl. Jarak kantor desa ke kantor kecamatan sekitar 0,1-4,3 km, dengan rata-rata jarak 2 km. Sedangkan jarak kantor desa ke kantor kabupaten antara 28,4-34,6 km, dengan rata-rata jarak 31,40 km Secara administrasi, Purwareja Klampok terdiri dari 8 desa, 65 rukun warga, dan 244 rukun tetangga.
Jumlah perangkat desa dari tahun 2014 sebanyak 113 perangkat desa dengan rincian jenis kelamin adalah 102 perangkat desa laki-laki dan hanya 11 perangkat desa perempuan. Secara kualitas dilihat dari sisi pendidikan, jumlah perangkat desa yang berpendidikan SLTA sebesar 61,06 persen dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebesar 10,62 persen. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya perangkat desa yang berpendidikan SLTA keatas diharapkan akan lebih mampu dan lebih baik kinerja dan kualitasnya. Jumlah perangkat desa dilihat dari kelompok umur, maka banyaknya perangkat desa dengan kelompok umur dibawah 36 tahun sebanyak 64,60 persen, kelompok umur 36 - 45 tahun sebanyak 24,78 persen dan perangkat desa dengan kelompok umur diatas 45 tahun sebanyak 10,62 persen. Jika ditinjau dari masa kerjanya, sekitar 24,78 persen perangkat desa memiliki masa kerja yang cukup lama dengan masa kerja 10 – 20 tahun dan 3,54 persen memiliki masa kerja dibawah 10 tahun serta sisanya sebanyak 71,68 persen memiliki masa kerja lebih dari 21 tahun. Batas kecamatan Purwareja klampok:
PendudukPada tahun 2020, berdasarkan sensus BPS, kecamatan ini memiliki penduduk sebesar 47.657 jiwa yang tersebar di 8 desa di kecamatan purwareja klampok, Jumlahnya meningkat di bandingkan dengan sensus penduduk 2010 yang berjumlah 40.064 jiwa. Dari persebaran penduduk yang ada, desa dengan jumlah penduduk terbesar adalah desa Purwareja dengan 9.265 jiwa dan desa pagak dengan jumlah penduduk terkecil sebanyak 3.384 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk di kecamatan Purwareja klampok tahun 2020 mencapai 2.179 jiwa/km², meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 1.831 jiwa/km². Bila dilihat perdesanya, desa purwareja merupakan wilayah terpadat, dengan 3.549 jiwa/km², dan desa sirkandi sebagai wilayah paling jarang penduduknya dengan kepadatan hanya 1.266 jiwa/km².
penduduk menurut agamapenduduk menurut agama di kecamatan purwareja klampok Juni 2024[3]
Persentase agamaIklim & CuacaKecamatan Purwareja klampok merupakan daerah iklim tropis, banyaknya curah hujan di kecamatan Purwareja klampok sebesar 90 hari. Kelembaban udara berkisar antara ±52-96% dengan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember-Maret dan angka terendah terjadi pada bulan Juli-September. Rata-rata curah hujan tahunan di kecamatan purwareja klampok, adalah ±2.686mm/tahun dengan jumlah hari hujan ±191 hari. Musim hujan di kecamatan Purwareja klampok terjadi pada bulan Oktober-April dan musim kemarau pada bulan Juni-September.
PendidikanDaftar sekolah di kecamatan purwareja klampok[5] PertanianLuas tanam tanaman padi di kecamatan Purwareja Klampok dari 1.133 hektar pada tahun 2014 menjadi 1.551 hektar lahan sawah di tahun 2015 dengan total jumlah produksi padi yang meningkat dari 6.835,06 ton pada tahun 2014 menjadi 10.525,85 ton pada tahun 2015. Sedangkan produktivitas padi cenderung berubah-ubah pada dua tahun terakhir dengan kisaran 60,33 kwintal/ha tahun 2014 dan 67,86 kwintal/ha pada tahun 2015. Produksi jagung meningkat, dari 346,52 ton pada tahun 2014 menjadi 371,98 ton pada tahun 2015 dengan jumlah luas lahan tanaman jagung seluas 58 hektar menjadi 65 hektar lahan jagung. Produksi ubi kayu dalam dua tahun terakhir cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan produksi ubi kayu tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 tercatat produksi ubi kayu sebesar 1.386,70 ton yang berarti produktivitasnya mengalami penurunan hingga menjadi 1.147,50 ton pada tahun 2015 dengan luas panen ubi kayu seluas 45 hektar. Produksi sayur-sayuran yang ada di Purwareja Klampok tahun 2015 salah satunya adalah petai sebanyak 269 kwintal dan tanaman sayuran lainnya hampir tidak ada sama sekali dikarenakan di Purwareja Klampok yang menanam tanaman sayuran hanya sebagian kecil dengan luas tanam yang kecil pula dan biasanya hanya terbatas pada sisi atau pematang/galengan sawah. Produktivitas Tanaman Pangan di Purwareja Klampok (Kw/Ha), 2014-2015 Uraian 2014 2015 Padi Luas panen (ha) 1.133 1.551 Produksi (ton) 6.835,06 10.525,85 Jagung Luas panen (ha) 58 65 Produksi (ton) 346,52 371,98 Ubi Kayu Luas panen (ha) 50 45 Produksi (ton) 1386,70 1.147,50 Beberapa produksi buah-buahan yang menjadi unggulan di kecamatan Purwareja Klampok adalah produksi buah pisang sebanyak 951.800 kg, rambutan sebanyak 426.600 kg, mangga sebanyak 42.300 kg, pepaya sebanyak 98.600 kg, durian sebanyak 50.600 kg, nangka sebanyak 8.500, nenas sebanyak 1.100 kg dan beberapa buah-buahan antara lain jambu air, sawo, sirsak, mlinjo dan sukun. Untuk jenis tanaman perkebunan dengan produksinya berupa lada sebanyak 0,44 ton, kopi sebanyak 0,62 ton, cengkeh sebanyak 0,74 ton dan kelapa sebanyak 518,12 ton. Sedangkan jumlah populasi ternak yang ada di kecamatan Purwareja Klampok adalah ternak sapi dengan populasi sebanyak 557 ekor dengan produksinya berupa daging sapi sebanyak 11.273,00 kg daging sapi, populasi kambing sebanyak 2.765 dengan jumlah produksi daging kambing sebanyak 2.212,00 kg daging kambing, populasi domba sebanyak 31 ekor dengan jumlah produksi daging domba sebanyak 11 kg daging domba dan jumlah populasi kelinci sebanyak 318 ekor kelinci. Untuk jenis ternak unggas berupa ternak ayam dengan jumlah populasi sebanyak 30.903 ekor ayam dan produksi telur ayam sebanyak 900.869 butir telur. Sedangkan ternak itik berjumlah 1.102 itik dengan jumlah produksi telur sebanyak 64.308 butir dan beberapa ternak yang diusahakan seperti ternaklain dengan populasi yang kurang begitu banyak.[6] KesehatanSebagai upaya dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Purwareja Klampok terdapat 1 Rumah Sakit, 1 Klinik, 2 Puskesmas, 1 Pustu dan 2 Puskesling sebagai sarana untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, menggerakkan pogram promosi kesehatan, penanggulangan dan pencegahan penyakit menular. Semua itu di tangani langsung oleh tenaga ahlinya di bidang kesehatan dengan 32 dokter umum/spesialis, 203 paramedis dan 34 bidan. Salah satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang didirikan masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa di Purwareja Klampok terdapat 4 Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang bermanfaat untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. Pada tahun 2015 di Purwareja Klampok terdapat 85 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama ibu dan anak dalam pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari dan untuk masyarakat. Dari 8.222 pasangan usia subur, 6.468 pasangan menjadi akseptor KB aktif pada tahun 2015. Alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik dan pil masing-masing sebanyak 57,33% dan 13,25% dari total akseptor KB. Sedangkan sisanya sebanyak 29,42 akseptor KB menggunakan alat kontrasepsi lainnya Media massaTelevisiDaftar Stasiun televisi lokal dan nasional yang dapat disaksikan di wilayah Kecamatan Purwareja klampok Digital (DVB-T2)
Catatan: RadioKerajinan keramik klampokGeliat industri pembuatan Keramik Klampok sudah ada sejak tahun 1957-an. Saat itu Kandar Atmomihardjo mendirikan perusahaan keramik bernama Meandallai yang merupakan singkatan dari "Mendidik Anak dalam Lapangan Industri". Meandallai menjadi perusahaan keramik pertama di Klampok dan pernah berjaya pada masanya. Karyawan yang dipekerjakan pun tak sedikit. Jumlahnya mencapai puluhan orang. Namun, saat ini Meandallai hanya tinggal kenangan. Perusahaannya sudah lama ditutup dan hanya papan namanya saja yang tersisa di pinggir jalan. Tapi, perjuangan Kandar Atmomihardjo untuk mendidik masyarakat Klampok dalam pembuatan keramik berbuah manis sampai sekarang. Tercatat masih ada sekitar 15 perajin yang rutin membuat kerajinan ini baik dalam skala kecil maupun besar. Para perajin yang telah berusia 50-60an dulunya merupakan pegawai dari Keramik Meandallai. Setelah keluar dari Meandallai, mereka membuat usaha sendiri dan masih bertahan hingga detik ini. Usaha tersebut antara lain Keramik Mustika, Keramik Usaha Karya, Serayu Art Keramik, Keramik Kismo Adji, Keramik Teko Arto, Keramik Makmur, Sari Mulya Keramik, Keramik Karya Mandiri, Kharisma Keramik, dan lain-lain. Dua perusahaan besar yang dapat dengan mudah dijumpai di pinggir jalan raya adalah Keramik Mustika dan Usaha Karya. Keduanya memiliki ruang pamer yang memajang berbagai hasil kerajinan. Bahkan, mereka sering ekspor produk keramiknya, lho. Sentra Keramik Klampok berada di dua desa yaitu Desa Klampok dan Desa Kalimandi.[8] PariwisataDesa wisata pagakDesa Wisata Pagak merupakan Desa Wisata Berbasis Kreatifitas Masyarakat, dengan didukung kegiatan ekonomi kreatif yang dijalankan masyarakat sebagai potensi kunjungan, sebagai edukasi, Desa Wisata Pagak memilikk titik kumpul yaitu Perkampungan Kitiran Desa Wisata Pagak Menyuguhkan Edukasi Pertanian Sekaligus Potensi Alam Pedesaan, Dengan Hamparan Luas Persawahan Dan Potensi Air Juga Angin, berbagai Ekonomi Kreatif juga turut mendukung adanya Desa Wisata Pagak sebagai Desa Wisata Berbasis Kreatif[9] Referensi
Pranala luar |