Protes Anpo

Protes Anpo 安保闘争
Massa pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan di sekitar gedung Diet Nasional Jepang, 18 Juni 1960
Tanggal	1959–1960 1970
Lokasi	Jepang
Sebab	Oposisi terhadap Perjanjian Kerja Sama dan Keamanan antara Amerika Serikat dan Jepang dan pangkalan Amerika di negara tersebut
Tujuan	1959-1960 Mencegah ratifikasi Perjanjian Kerjasama dan Keamanan Bersama antara Amerika Serikat dan Jepang Pengunduran diri Perdana Menteri Nobusuke Kishi Pembatalan kunjungan ke Jepang oleh Presiden AS Dwight D. Eisenhower 1970 Pembatalan Perjanjian Kerja Sama dan Keamanan antara Amerika Serikat dan Jepang
Konsesi yang diberikan	Pengunduran diri Perdana Menteri Kishi (1960) Pembatalan kunjungan ke Jepang oleh Eisenhower (1960) Pengembalian Okinawa ke Jepang (1972)
Pihak terlibat
Pengunjuk rasa anti-perjanjian Pemerintah Jepang (Faksi anti-perjanjian) Pemerintah Jepang (Fraksi pro-perjanjian) Pemerintah Amerika Serikat Pengunjuk rasa kontra-perjanjian

Protes Anpo, atau dikenal dengan sebutan Unjuk rasa Anpo (安保闘争code: ja is deprecated , Anpo tōsō) adalah serangkaian protes besar-besaran di seluruh Jepang dari tahun 1959 hingga 1960, dan sekali lagi pada tahun 1970, menentang Perjanjian Keamanan Amerika Serikat–Jepang, yang merupakan perjanjian yang memungkinkan Amerika Serikat mempertahankan pangkalan militer di tanah Jepang.^[1] Nama protes tersebut berasal dari istilah Jepang untuk Perjanjian Keamanan. Anzen Hoshō Jōyaku (安全保障条約code: ja is deprecated ), atau Anpo (安保code: ja is deprecated ).

Protes pada tahun 1959 dan 1960 dilakukan untuk menentang revisi tahun 1960 dari Perjanjian Keamanan 1952, dan akhirnya berkembang menjadi protes populer terbesar di era modern Jepang. Pada puncak protes pada bulan Juni 1960, ratusan ribu pengunjuk rasa mengepung gedung Diet Nasional Jepang di Tokyo hampir setiap hari, dan protes besar terjadi di kota-kota lain di seluruh Jepang.^[2]

Pada tanggal 15 Juni, pengunjuk rasa menghancurkan jalan mereka ke kompleks Diet itu sendiri, yang menyebabkan bentrokan kekerasan dengan polisi di mana seorang mahasiswi Universitas Tokyo, bernama Michiko Kanba, terbunuh.^[1][3] Sebagai buntut dari insiden ini, rencana kunjungan ke Jepang oleh presiden Dwight D. Eisenhower dibatalkan, dan perdana menteri Nobusuke Kishi terpaksa mengundurkan diri.^[4]

Protes putaran kedua terjadi pada tahun 1970, pada saat pembaruan otomatis perjanjian tahun 1960. Meskipun durasinya lebih pendek, protes-protes selanjutnya ini juga mencapai ukuran yang signifikan.

• Jesty, Justin (2012). "Tokyo 1960: Days of Rage and Grief Hamaya Hiroshi's Photos of the Anti-Security-Treaty Protests". MIT Visualizing Cultures. Massachusetts Institute of Technology. 
• Kapur, Nick (May 25, 2020). "Japan's Streets of Rage: The 1960 US-Japan Security Treaty Uprising and the Origins of Contemporary Japan". The Asia Pacific Journal: Japan Focus. 18 (11). 
• Miller, Jennifer (2014). "Fractured Alliance: Anti-Base Protests and Postwar U.S.–Japanese Relations". Diplomatic History. Oxford University Press. 38 (5): 953–986. doi:10.1093/dh/dht122. JSTOR 26376619. 
• Schieder, Chelsea (2016). "To Catch a Tiger by Its Toe, The U.S - Japan Security Treaty, Moral Re-Armament, and Cold War Orientalism". Journal of American-East Asian Relations. 23 (2): 144–169. doi:10.1163/18765610-02302007. JSTOR 43898459. 
• Kapur, Nick (2018). Japan at the Crossroads: Conflict and Compromise after Anpo. Cambridge, MA: Harvard University Press. ISBN 978-0674984424. 
• Packard, George R. (1966). Protest in Tokyo: The Security Treaty Crisis of 1960. Princeton, NJ: Princeton University Press. ISBN 978-0691030524.