Prakarsa Sabuk dan Jalan
Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Inisiatif Sabuk dan Jalan adalah strategi pembangunan global yang diadopsi oleh pemerintah Tiongkok yang melibatkan pembangunan infrastruktur dan investasi di 152 negara dan organisasi internasional di Asia, Eropa, Afrika, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika.[2][3] Pemimpin Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, pada awalnya mengumumkan strategi tersebut selama kunjungan resmi ke Indonesia dan Kazakhstan pada 2013. "Sabuk" mengacu kepada rute darat untuk transporasi jalan dan rel, disebut "Sabuk Ekonomi Jalur Sutra"; sedangkan "jalan" mengacu kepada rute laut, atau Jalur Sutra Maritim Abad ke-21.[4] Prakarsa ini dikenal sebagai Satu Sabuk Satu Jalan atau One Belt One Road (OBOR)) (Hanzi: 一带一路}, kependekan dari Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim abad ke-21 (Hanzi: 丝绸之路经济带和21世纪海上丝绸之路),[5]) baru-baru ini mulai dikenal sebagai Sabuk dan Jalan atau 'Belt and Road (BRI) hingga tahun 2016 ketika pemerintah Tiongkok menganggap penekanan pada kata "satu" cenderung disalahtafsirkan.[6] Namun, nama lama "一带一路" masih digunakan di Tiongkok.[7] Pemerintah Tiongkok menyebut prakarsa ini "suatu upaya untuk meningkatkan konektivitas regional dan merangkul masa depan yang lebih cerah".[8] Beberapa pengamat melihatnya sebagai dorongan untuk dominasi Tiongkok dalam urusan global dengan jaringan perdagangan yang berpusat di Tiongkok.[9][10] Proyek ini memiliki target waktu penyelesaian pada tahun 2049,[11] yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun Republik Rakyat Tiongkok. SejarahPada tanggal 2 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping menjadi tokoh (kepala negara) asing pertama yang menyampaikan pidatonya yang historis terkait Jalur Sutra Maritim di DPR RI,[12][13] ketika melakukan lawatan Asia Tenggara pertamanya. Sebelumnya, ketika mengunjungi Asia Tengah pada bulan September, ia juga mengumumkan prakarsa Jalur Sutra Darat di hadapan Presiden Nur-Sultan dari Kazakhstan. Proyek ini bertujuan untuk memperluas jaringan perdagangan Tiongkok dengan melibatkan tiga perempat negara dari seluruh dunia. Proyek ini mendapat perhatian khusus di era Pemerintahan Presiden Xi Jinping karena memang merupakan inisiatif global terbesar Presiden Xi Jinping, bahkan diabadikan dalam konstitusi Tiongkok Pencapaian BRIBRI terdiri dari tiga jalur sutra darat serta dua jalur sutra maritim yang telah mencakup lebih dari 150 negara saat ini. Dalam jalur sutra darat, program BRI berhasil mengintegrasikan relasi yang terjalin di antara Tiongkok dengan Asia Tengah, Rusia, Mongolia, Rusia dan Jembatan Darat Eurasia Baru. Sedangkan pada jalur sutra maritim, memiliki tujuan untuk mengkoneksikan pesisir Tiongkok dengan Asia Tenggara hingga Afrika melalui pembangunan pelabuhan serta jalur kereta api.[14] Rute ini diawali dari Pelabuhan Tiongkok yang menghubungkan koridor tersebutdengan Inocina serta koridor Bangladesh, India dan Myanmar.[15] Program BRI berhasil menghasilkan dampak positif di antara negara-negara mitra yakni mampu mengurangi jarak dan waktu tempuh antara negara mitra hingga sebesar 12%, meingkatkan volume perdagangan sebanyak 2,7% hngga 9,7% serta meningkatkan pendapatan domestik negara mitra hingga 3,4%.[16] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai One Belt, One Road. |