Popo Iskandar
Popo Iskandar (17 Desember 1927 – 29 Januari 2000) merupakan seorang seniman lukis, salah satu tokoh pendidik seni Indonesia, kritikus Sastra Sunda, dan penulis esai. Latar belakangPopo Iskandar lahir di Garut, Jawa Barat. Ayahnya, R.H. Natamihardja adalah pensiunan mantri bank. Sejak kecil ayahnya mengharapkan Popo menjadi arsitek. Meskipun gagal di jurusan arsitektur, tetapi dia berhasil meraih gelar sarjana muda matematika. Popo memulai pendidikan melukisnya pada zaman Jepang berkuasa di Indonesia. Setelah itu, ia masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) 1953. Dia pernah mengajar di IKIP Bandung. Angkama, kakaknya yang berprofesi sebagai guru gambar HIS, sangat memengaruhi minat Popo terhadap seni melukis. Popo pernah mendapat bimbingan dari dua orang guru, yakni Hendra Gunawan dan Barli Samitawinata. Lukisan Popo juga banyak dipengaruhi oleh gurunya di Jurusan Seni Rupa ITB, Ries Mulder asal Belanda yang kiblat melukisnya pada mazhab Kubisme dan Abstrak. Di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD-ITB), ia bekerja bersama seniman seperti A.D. Pirous, Ahmad Sadali, Mochtar Apin dan Umi Dachlan. Namun, pengaruh realisme Hendra Gunawan cukup kuat sehingga pada perkembangannya, Popo menemukan gayanya sendiri dalam melukis. Dia merupakan pelukis yang memiliki ciri kekuatan pada gaya melukis ekspresif, terlebih di ekspresi figuratifnya yang telah menjadi panutan bagi generasi pelukis setelahnya. Popo gemar melukis kucing. Dia bahkan mendapat julukan sebagai "pelukis kucing". Karya lukisnya yang terkenal adalah "Cat"[1] dan "Rooster". Walaupun demikian, dia juga banyak melukis dengan tema lainnya, seperti alam dan makhluk hidup.[2] Popo sering mengikuti banyak pameran lukisan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun 1976, ia mengadakan pameran tunggal di Den Haag, Belanda. Tahun 1980, dia memperoleh penghargaan Anugerah Seni Negara.[3] Selain sebagai pelukis dan pendidik di dalam pendidikan seni rupa, Popo Iskandar juga terkenal sebagai pemikir dan kritikus seni. Dia suka menulis esai-esai tentang seni rupa dan kebudayaan di berbagai media massa. Dia terpilih menjadi ketua BPB Kiwari Bandung tahun 1960 dan anggota seumur hidup Akademi Jakarta pada 1970. Pameran
BibliografiWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Popo Iskandar.
Referensi
|