Pia Alisjahbana
Pia Alisjahbana (Supia Latifah Alisjahbana) yang bernama asli Suftalasifah (lahir 26 Juli 1933) adalah seorang tokoh wartawan dan akademisi Indonesia. Dia bersama Mirta Kartohadiprodjo dan Widarti Gunawan dikenal sebagai pendiri majalah Femina pada tahun 1972 dan majalah GADIS setahun kemudian.[1] KehidupanPia menempuh pendidikan tingginya di jurusan Kesusasteraan Inggris Modern di Universitas Cornell, Amerika Serikat pada tahun 1963. Dia merupakan putri dari pasangan Prof. Ir. R Soerdjomihardjo dan Hisnat Djajadiningrat.[1] Pia menikah dengan Sofyan Alisjahbana seorang putra dari sastrawan terkenal Sutan Takdir Alisjahbana.[2] Keduanya mendirikan Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA) pada 25 April 1955 dengan 22 mahasiswa lainnya.[3] Bersama Sofyan Alisjahbana dan Mirta Alisjahbana, Pia mendirikan Femina Group, sebuah majalah bagi perempuan modern Indonesia yang aktual dan inspiratif.[4] Kontribusi Pia dalam media cetak membuatnya mendapat penghargaan Lifetime Achievement dari Ernts & Young pada tahun 2009.[5] Dalam bidang pendidikan, Pia menjadi salah satu pendorong lahirnya American Indonesia Exchange Foundation (AMINEF), suatu lembaga yang menyediakan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di Amerika Serikat. Selain itu, Pia juga pernah menjadi Lektor Kepala Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) dan menjabat sebagai Koordinator Pasca Sarjana Kajian Wilayah Amerika dan Fakultas Sastra UI.[6] Tidak hanya berkontribusi dalam bidang pendidikan dan media cetak, Pia juga berkontribusi dalam berbagai ajang fashion bergengsi serta menjadi pendukung pelestarian kekayaan budaya Indonesia melalui Yayasan Pusaka Indonesia.[6] Kontribusi Pia dalam dunia fashion membuatnya menjadi inspirasi bagi Didi Budiarjo untuk merancang koleksi terbaru bagi ajang Jakarta Fashion Week (JFW) pada tahun 2017.[6] Sedangkan dalam bidang musik klasik, bersama pianis dan komponis Ananda Sukarlan Pia mendirikan Kompetisi Piano "Cipta Award" tahun 2000, yang kemudian diganti menjadi Ananda Sukarlan Award tahun 2008, dan sejak tahun 2021 juga mencakup semua instrumen musik dan vokal klasik (Tembang Puitik). Pemerintah Prancis memberikan penghargaan the Chevalier dans I'Ordre de la Légion d'Honneur pada Pia karena telah menjadi sosok inspiratif bagi para perempuan Indonesia.[7] Pia menjadi orang pertama di Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut pada tahun 2015.[7] Melalui bukunya yang berjudul Menembus Zaman, Pia menulis tentang memoar kehidupannya sebagai perempuan yang hidup sejak masa kemerdekaan sampai reformasi.[8] Aktivitas
Penghargaan
Referensi
|