Physarum polycephalum
Physarum polycephalum adalah jamur lendir atau myxomycota. Termasuk golongan protista dengan bentuk seluler beragam dan distribusi geografis yang luas. Salah satu tahapan dalam siklus hidupnya yaitu berupa tahapan palsmodial. Plasmodium adalah koanosit multinukleat makroskopik berwarna kuning cerah yang dibentuk dalam jaringan tabung yang saling bertautan. Siklus hidup dan karakteristikDalam siklus hidupnya, Physarum polycephalum dapat menghasilkan dua tipe sel vegetatif yang berbeda yaitu amuba dan plasmodia. Kedua sel ini berbeda baik dalam hal morfologi, fisiologi, maupun perilaku. Amuba adalah mikroorganisme, biasanya haploid, yang hidup di tanah memfagositosis bakteri. Plasmodium biasanya diploid dan menyebar melalui pertumbuhan dan pembelahan inti tanpa sitokinesis, menghasilkan sinsitium multinukleat makroskopik. Saat nutrisi hadir, plasmodium berbentuk jaringan dapat tumbuh hingga diameter satu kaki atau lebih. Seperti amoeba, plasmodium dapat mengonsumsi mikroba namun masih dapat ditumbuhkan dalam medium nutrien agar dan permukaan berlapis nutrisi. Plasmodium memiliki dua lajur perkembangan saat kelaparan. Dalam gelap, plasmodium biasanya berdiferensiasi menjadi "sclerotium" dorman.[1] Saat terekspos cahaya, plasmodium berdiferensiasi menjadi sporangia yang membedakannya dengan Physarum lain karena karakteristik kepala gandanya (polycphalum). Meiosis terjadi saat pembentukan spora sehingga menghasilkan spora dorman haploid. Jika terpapar nutrisi dan kelembaban, spora akan berkembang menjadi amoeba, atau, dalam suspensi cair akan berkembang menjadi flagelata. Siklus hidup akan lengkap saat amuba dengan tipe kawin yang berbeda kemudian berfusi membentuk zigot diploid. Zigot ini lalu tumbuh dan melakukan pembelahan inti tanpa sitokinesis menjadi plasmodium multinukleat.[2] Seperti yang ditunjukkan diagram siklus hidup, fase amuba dan plasmodia berbeda dalam hal perkembangannya terutama pada proses mitosisnya. Amuba menunjukkan sifat "mitosis terbuka" yaitu membran inti meluruh seperti yang terjadi pada sel hewan. Peristiwa "mitosis terbuka" ini terjadi sebelum penyusunan kembali setelah telofase. Berbeda dengan fase amuba, plasmodia menunjukkan "mitosis tertutup" yaitu membran inti tetap utuh selama proses pembelahan. Diasumsikan proses ini mencegah fusi inti terjadi selama mitosis dalam sinsitium multinukleat. Pernyataan ini didukung oleh temuan bahwa mutan amuba yang cacat dalam sitokinesis berkembang menjadi sel multinukleat dan fusi inti selama mitosis terjadi lebih sering.[3] Aliran sitoplasmaFase plasmodium dari Physarum polyencephalum akan aliran sitoplasmanya.[4] Sitoplasma mengalami aliran bolak-balik secara ritmis setiap 100 detik. Arus dapat mencapai kecepatan hingga 1mm / s. Aliran muncul di dalam jaringan tubular disebabkan oleh kontraksi penampang yang dihasilkan dari kontraksi dan relaksasi lapisan membran luar tabung yang kaya akan korteks acto-myosin. Pada kontraksi plasmodia rubular stasioner diatur secara spasial di seluruh plasmodium dalam gelombang peristaltik.[5] Referensi
|