Peta lidahPeta lidah atau peta rasa adalah kesalahpahaman umum bahwa bagian-bagian berbeda dari lidah secara khusus hanya merasakan rasa dasar tertentu yang berbeda. Pemahaman ini biasanya diilustrasikan dengan peta skematis lidah, dengan bagian-bagian tertentu dari lidah diberi label untuk masing-masing rasa. Meskipun diajarkan secara luas di sekolah-sekolah, pemahaman ini secara ilmiah telah disangkal oleh penelitian terbaru. Semua sensasi rasa berasal dari semua daerah lidah, meskipun bagian yang berbeda lebih sensitif terhadap rasa tertentu.[1][2] SejarahTeori dibalik peta lidah ini berasal dari sebuah makalah yang ditulis oleh psikolog Harvard D.P Hanig, yang merupakan terjemahan dari makalah Jerman, Zur Psychophysik des Geschmackssinnes, yang ditulis pada tahun 1901.[3] Representasi data yang tidak jelas dalam makalah yang terkenal tersebut menyatakan bahwa masing-masing bagian lidah hanya bisa merasakan satu rasa dasar tertentu.[4][5] Makalah ini sebenarnya hanya menunjukkan perbedaan kecil dalam tingkat deteksi ambang batas di lidah,[6] tetapi perbedaan-perbedaan ini kemudian diambil di luar konteks dan perbedaan kecil dalam ambang batas sensitivitas disalahartikan dalam buku-buku teks sebagai perbedaan dalam sensasi.[7] Beberapa bagian lidah mungkin dapat mendeteksi rasa tertentu sebelum bagian lidah yang lain melakukannya, tetapi semua bagian sama-sama mampu menyampaikan qualia dari semua rasa. Sensitivitas ambang batas mungkin berbeda pada masing-masing bagian lidah, tetapi intensitas sensasi tidak berbeda.[7] Jurnal tersebut juga memuat diagram distribusi rasa yang menunjukkan "sabuk rasa".[8] Pada 1974, Virginia Collings menyelidiki masalah ini, dan memastikan bahwa semua rasa bisa dirasakan di semua bagian lidah.[9] Sabuk RasaPada tahun 2013 beredar sebuah diagram yang disalahtafsirkan dalam artikel yang menyebarluaskan mitos ini. Artikel tersebut menunjukkan bahwa kuncup pengecap lidah manusia didistribusikan dalam "sabuk rasa" di sepanjang bagian dalam lidah. Jauh sebelumnya, A. Hoffmann telah menyimpulkan, pada tahun 1875, bahwa pusat dorsal lidah manusia secara praktis tidak memiliki papilla fungiform dan pengecap,[10] dan penemuan inilah yang sebenarnya digambarkan dalam diagram tersebut. Referensi
|