|
Peta Juan de la Cosa Orientasi asli  Diputar menjadi orientasi peta modern Peta atau piagam Juan de la Cosa adalah sebuah mappa mundi yang dilukis di atas perkamen yang memiliki panjang 183 cm dan lebar 93 cm. Sejak abad kesembilan belas, peta tersebut telah menjadi bagian dari koleksi Museum Angkatan Laut Madrid (Spanyol). Sebuah kalimat di peta tersebut menyatakan bahwa itu dibuat oleh kartografer dan pelaut Cantabria, Juan de la Cosa, pada tahun 1500 di kota pelabuhan Andalusia, Puerto de Santa María. Dekorasinya yang kaya menandakan bahwa pembuatannya diperintahkan oleh beberapa anggota berkuasa dari para Penguasa monarki Katolik,[1] yang memerintah kerajaan Kastilia dan Aragon pada masa itu. Peta tersebut merupakan perwakilan Benua Amerika terawal yang tak dipersengketakan. Beberapa sejarawan mengklaim bahwa beberapa wilayah Antilles muncul pada peta-peta awal seperti peta Pizzigano 1424 namun tidak ada konsensus tentang ini. Selain itu, peta Vinland menampilkan bagian Amerika Utara namun banyak dianggap palsu. Peta La Cosa menampilkan tanah-tanah yang ditemukan pada akhir abad ke-15 oleh ekspedisi Kastilia, Portugis dan Inggris ke benua Amerika. Peta tersebut juga menggambarkan sebagian besar Dunia Lama, menurut gaya piagam portolan abad pertengahan dan meliputi berita-berita kedatangan Vasco de Gama ke India pada 1498.[1] Peta Juan de la Cosa adalah satu-satunya karya kartografi yang dibuat oleh seorang saksi mata perjalanan pertama Christopher Columbus ke Samudra Hindia yang telah disajikan.[2] Diyakini menjadi sebuah alusi dari Columbus, peta tersebut berisi gambar besar Santo Kristofer yang dicantumkan pada kawasan dimana Amerika Tengah seharusnya muncul. Di sisi lain, Kuba digambarkan sebagai sebuah pulau, yang berlawanan dengan anggapan Columbus yang menganggapnya sebagai sebuah semenanjung Asia.[3] Referensi
Smith, James L. (28 November 2014). "Europe's confused transmutation: the realignment of moral cartography in Juan de la Cosa's Mappa Mundi (1500)". European Review of History: Revue européenne d'histoire. 21 (6): 799–816. doi:10.1080/13507486.2014.960813. Lihat pulaPranala luar
|