Pertempuran Pointe du Hoc
Pertempuran Pointe du Hoc adalah pertempuran yang termasuk dalam Operasi Overlord atau yang disebut juga sebagai Invasi Normandia atau juga disebut D-Day yang terjadi pada 6 Juni 1944, salah satu pertempuran yang paling menentukan dalam Perang Dunia II.[1][2] Jalannya PerangPointe du Hoc adalah sebuah tebing di tepi Samudera Atlantik, yang tepatnya terletak di Pantai Utara Normandia (sekarang Prancis). Tebing ini posisinya menjorok ke laut sehingga sangat strategis bagi Jerman untuk mendirikan sebuah garis pertahanan laut, yang disebut sebagai Sistem Pertahanan Tembok Atlantik Jerman ketika Jerman menduduki Prancis selama Perang Dunia II.[3] Di Pointe du Hoc, Pasukan Jerman yang mempertahankannya adalah dari Divisi Infanteri Wehrmacht ke 352, yaitu Resimen Grenadier ke 914, tetapi jumlahnya hanya sekitar 200 orang saja, tetapi posisi ini diperkuat dengan keberadaan meriam 155 mm yang sangat potensial menghancurkan LVT atau kapal transport pasukan Sekutu yang akan mendarat di Pantai Utah dan Pantai Omaha dalam rangkaian Operasi Overlord. Selain adanya meriam yang mampu menghancur kapal transport, posisi puncak tebing sangat strategis sebagai pos pengamatan dan lokasi ideal untuk meletakan kru senapan mesin MG-42. Bunker pelindung yang dibangun oleh Jerman di Pointe du Hoc juga sangat kuat, beberapa kali pesawat bomber milik Royal Air Force Inggris menjatuhkan bom di atas bunker-bunker itu tetapi mereka masih tetap kokoh, begitu pula kapal USS Texas milik Angkatan Laut Amerika Serikat atau U.S Navy juga melakukan hal yang sama, tetapi tetap bunker itu tetap kokoh, maka oleh karena itu diputuskan untuk menghancurkan kedudukan pasukan Jerman di Pointe du Hoc dengan serangan komando U.S Rangers.[3] Karena Batalion U.S Rangers Pertama dan Ketiga telah hancur dalam Pertempuran Cisterna, maka Batalion U.S Rangers Kedua pimpinan Letnan Kolonel James Rudder yang terpilih untuk melakukan tugas ini. Batalion U.S Rangers Kedua rencananya akan mengirim tiga kompi, yaitu Kompi D, E, dan F yang jumlahnya sekitar 225 personel untuk melakukan serangan dengan memanjat tebing Pointe du Hoc untuk melumpuhkan tentara Jerman yang ada di puncak, kemudian mereka menghancurkan meriam Flak 155 mm dengan bom.[3] Operasi ini terbilang cukup berani dan lebih tampak seperti "operasi bunuh diri", karena posisi pasukan Batalion U.S Rangers Kedua tepat di depan bunker penjaga, meskipun mendapat bantuan tembakan dari HMS Talybont dan USS Satterlee, tetap saja jumlah korban dari Pasukan Rangers Amerika Serikat mencapai 100 orang lebih. Meskipun akhirnya sisa pasukan ini berhasil menaklukkan dan menduduki Pointe du Hoc, tetapi meriam-meriam yang menjadi target serangan ternyata sudah dipindahakan oleh pasukan Jerman dan diganti dengan balok-balok kayu yang disusun sedemikian rupa menyerupai meriam, sehingga pasukan Sekutu terkecoh.[4] Referensi
|