Persiter Ternate
Persiter (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Ternate) adalah klub sepak bola Indonesia yang berasal dari Ternate, Maluku Utara. Tim ini berkompetisi di Liga 4 Zona Maluku Utara. SejarahKlub ini didirikan pada tahun 1958 dan secara resmi menjadi anggota PSSI pada tahun 1961. Saat ini, Persiter diketuai oleh Drs. Hi. Syamsir Andili bersama Sekretaris Umum M. Asgar Saleh yang akrab disapa Gaco yang juga merupakan Wali kota Ternate. Pemain
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
StadionStadion yang menjadi kandang Persiter Ternate adalah Stadion Gelora Kie Raha yang menjadi kebanggaan warga masyarakat Kota Ternate yang berkapasitas 15.000 orang. PrestasiSetelah penantian selama 10 tahun di Divisi 1, akhirnya tim Persiter bisa lolos ke divisi utama setelah keluar sebagai juara 3 dalam partai 8 besar divisi 1 pada tahun 2005 lalu.[2] Dengan dimotori mantan tandem Kurniawan Dwi Yulianto di PSPS Pekanbaru, Rachmat M. Rivai yang juga mantan skuat tim Baretta angkatan setelah Kurniawan, ditambah dengan sejumlah pemain binaan klub-klub lokal Ternate, bisa mengantarkan Persiter Ternate promosi ke Divisi Utama pada tahun 2006. Selain itu, tim ini juga dikenal sebagai tim yang "Jago Kandang", terbukti sepanjang bertanding di Gelora Kie Raha, tim berkostum kuning-hijau ini hanya 2 kali mengalami kekalahan di kandang sendiri di divisi 1. Pada Liga Indonesia XII Persiter berhasil masuk ke Divisi I Liga Indonesia dengan status Tim Promosi. Hingga Putaran II berakhir Persiter berhasil menduduki Posisi ke 9 dengan Poin 32 dan memempatkan Rahmat M. Rivai yang akrab disapa Poci sebagai Runner Up Top scorer Liga Indonesia 2005โ2006, serta berhasil menyumbangkan seorang pemain Muda yang bertalenta tinggi untuk berlatih bersama Tim Nasional U-23 di Belanda, yaitu Fandy Muchtar yang juga eks pilar PSSI Pelajar era tahun 2000 yang telah membuat harum nama Persiter di kancah persepakbolaan Nasional. Pada Liga Indonesia 2007, Persiter Ternate dibawah godokan pelatih asal Brasil, Jacksen F. Tiago dan manajer Iqbal Ruray membuat Persiter manjadi tim wilayah timur yang disegani, hingga putaran pertama wilayah timur menempati posisi runner up. Tim berkostum kuning dengan julukan "Laskar Kie Raha" menjadi kuda hitam yang tidak pernah terkalahkan dikandang bahkan beberapa kali menang dan menahan seri saat bermain dikandang lawan. Publik Ternate yang "gila bola" bukan hanya memadati stadion saat pertandingan tetapi selalu setia hadir di Stadion Gelora Kie Raha saat Jacksen F. Tiago bersama asisten Jafar dan Soleman melatih tim kebanggaannya Persiter Ternate. Perpaduan gaya pemain asal daerah Ternate dengan beberapa pemain asing seperti Julios Zesar da Costa, Wilson dkk, membuat sepak bola Ternate menemukan kembali permainan khas Ternate Samba. Antusias pecinta persiter 2007 pada setiap pertandingan membuat Panpel Ligina Ternate yang dinahkodai oleh Kadispora Idrus Assagaf cs harus bekerja keras dengan kepadatan penonton bukan hanya dalam Stadion Gelora Kie Raha malah di seputaran bangunan yang berdekatan dengan stadion GKR mensuport Rahmat "Poci" Rivai cs berlaga. Memasuki putaran kedua, manajemen Persiter melepaskan tiga pemain asing, Yosep Amoah (Liberia), Reginaldo (Brasil) dan Fabricio Bastos (Brasil). Dan untuk menggantikan tiga pemain asing, pihak manajemen terdiri dari Drs.Ikbal Ruray (Manager), Ir.Saiful Latif (Asisten Manager) dan Sekretaris tim Yunus Yau,SH serta juru bicara Maurice Tuguis berangkat ke Brasil mencari pemain pengganti. Referensi
|