Persaingan Häkkinen–Schumacher
Persaingan Häkkinen–Schumacher adalah persaingan individu antara Mika Häkkinen dari Finlandia dan Michael Schumacher dari Jerman yang terjadi dalam ajang balap Formula Satu. Pesaingan antara mereka berdua diawali dalam perlombaan Grand Prix Makau 1990. Baik Häkkinen maupun Schumacher kemudian memasuki ajang F1 pada musim 1991, dengan Häkkinen yang bergabung bersama tim Lotus dan Schumacher yang bergabung bersama tim Jordan sebelum kemudian beralih ke tim Benetton.[N 1] Selanjutnya, mereka berdua hanya terlibat dalam beberapa persaingan kecil dari musim 1992 sampai 1997. Schumacher kemudian berhasil menjadi juara dunia lebih dahulu saat memenangkan musim 1994. Persaingan sengit mereka di ajang F1 baru terjadi pada musim 1998 sampai dengan musim 2001. Häkkinen, yang bergabung bersama tim McLaren, berhasil merebut gelar juara dunia pada musim 1998 dan 1999. Persaingan antara Häkkinen dan Schumacher sempat terhenti sejenak di pertengahan musim 1999 saat Schumacher harus absen enam lomba karena menderita patah kaki setelah mengalami insiden di Grand Prix Inggris 1999. Pada musim 2000 dan 2001, Schumacher, yang kali ini bergabung bersama tim Ferrari, berhasil membalas kekalahannya atas Häkkinen dengan merebut gelar ketiga dan keempatnya. Sebelum perlombaan Grand Prix Italia 2001, Häkkinen mengumumkan akan cuti sementara dari balap F1 untuk musim 2002 dengan alasan keluarga. Selanjutnya pada bulan Juli 2002, Häkkinen mengumumkan bahwa ia berubah pikiran dan memilih untuk pensiun penuh. Pensiunnya Häkkinen sekaligus mengakhiri persaingannya dengan Schumacher, yang pada saat itu masih tetap aktif membalap sampai akhir musim 2006. SejarahAwal mulaAwal mula persaingan antara Häkkinen dan Schumacher bisa dilihat lagi dari pertemuan pertama keduanya dalam lomba Grand Prix Makau 1990. Menjelang lomba tersebut digelar, Häkkinen adalah juara Formula Tiga Britania Raya dengan tim Theodore Racing yang didukung oleh West Surrey Racing, sementara Schumacher adalah juara Formula Tiga Jerman dengan tim WTS Racing.[1] Grand Prix Makau sendiri adalah perlombaan balap terbesar dan paling prestisius dalam kelas Formula Tiga.[2] Pada saat itu, Grand Prix Makau dibagi menjadi dua sesi perlombaan dengan durasi masing-masing sebanyak 15 putaran. Pemenang ditentukan dengan sistem agregat penggabungan catatan waktu yang diraih dari dua lomba tersebut.[3] Häkkinen memenangkan lomba pertama dengan unggul 2,7 detik atas Schumacher. Dengan demikian, ia hanya memerlukan hasil finis dibawah Schumacher dalam lomba kedua, dengan selisih waktu yang tidak melebihi 2,7 detik untuk menjadi pemenang lomba secara keseluruhan.[3] Dalam lomba kedua, Häkkinen mencoba tampil konservatif dengan bertahan dibelakang Schumacher yang pergerakannya lambat saat mendekati akhir lomba. Merasa bahwa laju Schumacher terlalu lambat, Häkkinen kemudian berusaha menyalipnya tetapi gagal dengan mobilnya yang menabrak bagian belakang mobil Schumacher.[4] Atas kejadian ini, Häkkinen mengalami kerusakan pada mobilnya dan terpaksa gagal finis, sementara Schumacher tetap melaju sampai garis finis dan meraih kemenangan keseluruhan meskipun mengalami kerusakan di bagian sayap belakang. Setelah perlombaan, Schumacher pun meminta maaf kepada Häkkinen atas kejadian tersebut dan menganggapnya sebagai insiden balap biasa.[5] Pada tahun 2004, Schumacher kembali membuka catatan sejarah lamanya tersebut dan mengakui bahwa sebetulnya upaya memblok Häkkinen di Grand Prix Makau 1990 tersebut memang disengaja.[6] Häkkinen disisi lain terkejut atas pengakuan Schumacher tersebut dan berujar bahwa trofi yang Schumacher menangkan dulu tidak ada nilainya apabila dibandingkan dengan ulahnya di lintasan.[7] Persaingan awal (1991–1997)Baik Häkkinen maupun Schumacher sama-sama memulai debut Formula Satu-nya di musim 1991. Perbedaannya, Häkkinen membalap dari awal musim bersama tim Lotus,[3] sementara Schumacher baru masuk di pertengahan musim bersama tim Jordan dan kemudian beralih ke tim Benetton.[8] Pada musim 1991 dan 1992 kedua pembalap tidak banyak memperlihatkan persaingan yang berarti. Häkkinen lebih banyak berkutat di papan bawah dengan mobil Lotus yang tidak kompetitif sementara Schumacher mulai membangun reputasinya sebagai calon pembalap besar dengan memenangkan lomba F1 pertamanya di Grand Prix Belgia 1992.[9] Häkkinen kemudian beralih menjadi pembalap penguji saat menerima tawaran dari McLaren untuk musim 1993, dan baru mendapatkan kesempatan berlomba lagi di sisa tiga lomba jelang akhir musim dengan menggantikan Michael Andretti yang kontraknya diputus.[10] Pada musim 1994, Häkkinen kembali turun penuh di ajang F1 bersama tim McLaren. Di musim yang sama Schumacher berhasil meraih gelar juara dunia pertamanya yang kemudian berhasil ia pertahankan di musim berikutnya.[11] Häkkinen sendiri pada periode 1994–1995 hanya mampu meraih catatan 8 kali podium.[12] Pada musim 1996 Schumacher pindah ke tim Ferrari. Dengan mobil yang kurang kompetitif, kali ini level Schumacher bisa dianggap sejajar dengan Häkkinen yang mengendarai McLaren.[13] Meski demikian, Schumacher masih mampu mencatatkan tiga kali kemenangan lomba pada musim tersebut, yang disusul dengan lima kemenangan lainnya pada musim 1997.[14] Häkkinen sendiri akhirnya bisa memenangkan lomba F1 pertamanya pada Grand Prix Eropa 1997.[14] Pada lomba tersebut Schumacher –yang sedang bersaing untuk memperebutkan gelar– tersingkir saat mencoba memblok laju Jacques Villeneuve. Belakangan diketahui bahwa tindakan Schumacher tersebut tidak sportif dan ia dikenai hukuman diskualifikasi dari klasemen.[14] Puncak persaingan (1998–2001)Musim 1998 menjadi tonggak baru persaingan antara Schumacher dan Häkkinen. Kali ini McLaren berhasil membuat mobil yang kompetitif yang membawa Häkkinen memenangi delapan lomba sekaligus mengantarnya meraih juara dunia untuk kali pertama.[15] Di musim tersebut, Schumacher juga tampil mengesankan dengan memenangi enam lomba dan menjadi penantang gelar sampai lomba penutup musim di Grand Prix Jepang. Dalam lomba itu, Schumacher mengalami nasib buruk di hari perlombaan meski ia start dari pole, dengan gangguan teknis pada mobil yang membuatnya terpaksa start dari posisi paling belakang. Meski mampu mengawali lomba dengan baik, Schumacher akhirnya tersingkir di pertengahan lomba yang sekaligus memastikan gelar jatuh ke tangan Häkkinen.[16] Usai lomba, Schumacher mengucapkan selamat atas kesuksesan Häkkinen.[15] Musim 1999 kembali Schumacher dan Häkkinen menjadi favorit untuk perebutan gelar. Meski keduanya saling bersaing di awal musim,[17][18] kans Schumacher merebut gelar berakhir prematur saat ia mengalami kecelakaan di Grand Prix Inggris yang membuatnya harus absen enam lomba karena kakinya patah.[19][20] Pembalap kedua Ferrari Eddie Irvine tampil sebagai andalan tim untuk menggantikan Schumacher bersama Mika Salo yang direkrut dari tim BAR. Schumacher kembali di akhir musim tepatnya di Grand Prix Malaysia dan kali ini ia memilih membantu Irvine untuk bisa menjadi juara dunia.[21] Sayangnya upayanya gagal dan Häkkinen pun kembali tampil sebagai juara dunia. Meski demikian upaya heroik Schumacher berhasil membawa Ferrari memenangi gelar konstruktor untuk kali pertama sejak musim 1983.[22]
—Mika Häkkinen setelah lomba Grand Prix Jepang 2000.[23] Pada musim 2000 baik Schumacher maupun Häkkinen sama-sama berupaya untuk meraih gelar juara dunia ketiga.[24] Schumacher mengawali musim dengan apik saat ia menyapu bersih tiga lomba awal di Australia, Brasil dan San Marino.[25] Sementara itu Häkkinen bernasib buruk dengan gagal finis di dua lomba awal dan baru bisa merasakan masuk finis dengan meraih podium kedua di bawah Schumacher di San Marino.[25] Baik Schumacher maupun Häkkinen kemudian sama-sama harus mengakui keunggulan David Coulthard di Grand Prix Inggris.[26] Häkkinen berhasil merebut kemenangan di Spanyol sebelum kemudian dibalas oleh Schumacher di Grand Prix Eropa.[27][28] Schumacher selanjutnya mengalami gagal finis di Monako dan pada saat yang bersamaan Häkkinen juga tampil terseok-seok dan harus puas finis di posisi keenam. Di Kanada Schumacher kembali tampil sebagai pemenang lomba namun kemudian ia harus mengalami nasib buruk dengan tiga kali gagal finis yaitu di Prancis, Austria dan Jerman. Häkkinen pun berhasil menang lomba di Austria dan kemudian berbalik memimpin klasemen melalui kemenangan apiknya di Hungaria dimana di saat yang sama Schumacher hanya mampu finis kedua meski start dari posisi pole.[29] Persaingan dua pembalap ini mencapai klimaksnya di Belgia saat Häkkinen merebut kemenangan spektakuler dengan menyalip Schumacher di tiga lap menjelang finis.[30] Meski awalnya Schumacher kecewa dengan hasil balapan dan sempat coba diterangkan oleh Häkkinen, beberapa jam kemudian diketahui ia dan Häkkinen sedang asyik menghisap cerutu dan menikmati bir dingin di paddock Ferrari. Memasuki akhir musim peruntungan Schumacher mulai membaik saat ia memenangi lomba di Italia dengan menahan laju Häkkinen.[31] Pada lomba Grand Prix Amerika Serikat, Häkkinen mengalami kesialan saat mesin mobilnya terbakar sementara disisi lain Schumacher kembali memenangi lomba.[32] Gelar dunia pun akhirnya ditentukan di Grand Prix Jepang. Pada lomba ini Häkkinen sempat unggul di setengah lomba awal sebelum Schumacher membalikan keadaan dan memenangi lomba lewat strategi pit jitu dari Ross Brawn.[33] Usai lomba, Häkkinen pun memberikan ucapan selamat atas kesuksesan Schumacher menjadi juara dunia musim 2000. Schumacher mengakhiri musim dengan kemenangan di Malaysia dengan Häkkinen yang hanya mampu finis keempat setelah terkena penalti akibat mencuri start.[34] Baik Schumacher maupun Häkkinen kembali diunggulkan sebagai kandidat juara dunia untuk musim 2001. Kali ini Häkkinen merasa dirinya lebih rileks apalagi baru saja dikaruniai anak laki-laki dan juga tidak terlalu tertekan karena ia bukan sebagai juara bertahan.[35][36] Awal musim berjalan dengan hasil yang berbeda untuk Schumacher dan Häkkinen. Schumacher berhasil memenangi dua lomba awal di Australia dan Malaysia sementara Häkkinen nampak kesulitan dengan mobil McLaren-nya dan ia pun gagal finis di Australia dengan diwarnai insiden saat mobilnya kehilangan kendali dan menabrak pembatas dinding.[37] Kesialan Häkkinen pun berlanjut saat mobilnya tiba-tiba mogok sebelum start di Brasil.[38] Ia baru kembali meraih poin di San Marino dimana disisi lain Schumacher sudah mulai membangun keunggulan di puncak klasemen. Pada lomba di Spanyol Häkkinen tampil solid dan nampak akan memenangkan lomba sampai kemudian secara tiba-tiba koplingnya macet di lap terakhir dan memberikan kemenangan didepan mata kepada Schumacher.[39] Seusai lomba, Schumacher pun memberikan simpatinya pada Mika terkait kejadian di lap terakhir tersebut.[40] Sementara Schumacher menjalani musim 2001 dengan sangat mulus dan kemudian berhasil memenangkan gelar keempatnya usai menang di Hungaria,[41] hal berbeda dialami oleh Häkkinen yang boleh dibilang mengalami salah satu musim terburuknya. Häkkinen sendiri baru bisa memenangkan lomba di Inggris.[42] Pada Grand Prix Italia diumumkan bahwa Häkkinen akan mengambil cuti satu musim penuh untuk tahun 2002 dan posisinya di McLaren akan digantikan oleh pembalap muda Kimi Räikkönen yang juga berasal dari Finlandia.[43][44] Häkkinen sendiri berhasil mencetak kemenangan di Amerika Serikat yang kemudian menjadi kemenangan lomba F1 terakhirnya setelah mengumumkan untuk pensiun penuh dari F1 pada pertengahan tahun 2002.[45] Sementara itu Schumacher sendiri tampil sebagai kekuatan dominan di F1 dengan menjadi pembalap yang meraih tujuh kali gelar juara dunia pada musim 2004.[N 2][46] Hubungan setelah pensiunSetelah Häkkinen mengumumkan pensiun dari F1 pada pertengahan 2002, Schumacher memberikan penghormatan kepadanya dengan berujar bahwa "Häkkinen adalah lawan terbaik yang pernah ia hadapi. Saya dan Häkkinen boleh saja bertarung keras saat berada di lintasan balap, tetapi ketika balapan berakhir saya merasa kagum dengan sisi pribadinya yang cukup disiplin. Kami sangat menghormati satu sama lain dan membiarkan satu sama lain hidup dengan tenang."[47] Sebagai penghormatan atas keberhasilan Schumacher meraih gelar juara dunia kelimanya pada musim 2002, Häkkinen –yang merupakan seorang penyayang kura-kura– memberikan hadiah berupa seekor kura-kura.[48] Oleh Schumacher kura-kura tersebut dirawat dirumahnya di Swiss dan kemudian untuk memudahkan jika terjadi sesuatu, ia memberikan tanda logo sponsor pribadinya Deutsche Vermögensberatung di tempurung kura-kura tersebut. Schumacher menyebut pemberian Häkkinen ini sebagai salah satu amanah yang paling besar yang ia terima dari seorang mantan rival.[48] Setelah Schumacher mengalami cedera serius akibat kecelakaan ski pada akhir tahun 2013, Häkkinen kembali memberikan dukungannya untuk Schumacher dan keluarganya. Ia menyatakan optimismenya bahwa Schumacher akan pulih seperti sediakala. Häkkinen sendiri pernah mengalami cedera kepala saat mengalami kecelakaan di Grand Prix Australia 1995.[49] Dalam film dokumenter Schumacher yang dirilis pada tahun 2021, Häkkinen mengenang persaingannya dengan Schumacher sebagai salah satu yang terbaik bagi keduanya. Ia menganggap Schumacher sebagai pembalap yang berani dan sesekali melebihi batas yang seharusnya. Häkkinen menganggap "mungkin susah jika kami berdua dianggap berteman, tetapi kami saling menghormati dan menghargai, serta tentunya di luar arena balap kami memiliki kehidupan pribadi masing-masing yang berbeda."[50] Hasil kejuaraan duniaKarier keseluruhan
Perbandingan antara keduanya
ReferensiCatatan kaki
Situs web dan jurnal lainnya
|