Peristiwa kepunahan Ordovisium-SilurPeristiwa kepunahan Ordovisium-Silur merupakan peristiwa kepunahan terbesar kedua dalam sejarah Bumi berdasarkan persentase genera yang punah. Peristiwa ini sangat berdampak terhadap spesies-spesies laut dan mengakibatkan punahnya sepertiga famili brachiopoda dan bryozoa serta sejumlah kelompok conodont, trilobita dan graptolita.[1] Peristiwa kepunahan Ordovisium-Silur berlangsung pada masa Hirnantia pada periode Ordovisium dan pada masa Rhuddania pada periode Silur.[2] Peristiwa terakhir berlangsung pada jangka waktu 455-430 juta tahun yang lalu, atau dalam kata lain berlangsung dari masa Ordovisium Pertengahan hingga Silur Awal.[3] Peristiwa ini adalah peristiwa kepunahan pertama pada masa Fanerozoikum dan juga peristiwa pertama yang mempengaruhi spesies hewan.[4] Hampir semua kelompok taksonomi terpengaruh oleh peristiwa kepunahan ini. Kepunahan ini bersifat global dan diperkirakan 49-60% genera laut dan hampir 85% spesies laut punah.[5] Brachiopoda, bivalvia, echinodermata, bryozoa dan koral sangat terpengaruh oleh peristiwa ini.[6] Suhu Bumi relatif hangat sebelum pendinginan pada masa Ordovisium akhir.[7] Pendinginan ini diduga disebabkan oleh proses glasiasi. Bukti terjadinya glasiasi dapat ditemui di endapan-endapan di Gurun Sahara. Sementara itu, penurunan permukaan air laut yang juga dipicu oleh glasiasi mengganggu atau menghancurkan habitat di landas benua.[6][8] Maka dari itu, gabungan antara penurunan permukaan air laut dan pendinginan yang disebabkan oleh glasiasi diduga merupakan faktor utama yang menyebabkan peristiwa ini.[8] Catatan kaki
|