Perenjat jantung

Defibrillator (UOMZ)

Defibrilator atau perenjat jantung adalah stimulator detak jantung yang menggunakan listrik dengan tegangan tinggi untuk memulihkan korban serangan jantung. Defibrilator eksternal otomatis dapat digunakan dengan cara diimplan atau ditanam dalam tubuh ataupun dapat juga digunakan sebagai alat eksternal biasa. Defibrillator sekarang telah menjadi perangkat integral dalam komunitas medis dan masyarakat.
Alat lainnya, Pacemaker atau alat pacu jantung juga memungkinkan dokter untuk mempertahankan stimulasi listrik ke jantung untuk memulihkan dan menstabilkan ritme normal jantung. Sama seperti defibrilator, mereka dapat diimplan atau digunakan secara eksternal. Gangguan pada irama jantung normal dapat muncul dari berbagai sumber seperti penuaan, cacat keturunan, blok jantung dan bahkan efek samping dari obat jantung.

Jenis-jenis

M-series monophasic dan defibrilator biphasic adalah defibrilator yang umum digunakan di rumah sakit. Unit portable menggabungkan Defibrillator, ECG, Non-Invasive Transcutaneous Pacing (NTP) dan fungsi pemantauan pasien yang lainnya. Berbagai jenis defibrilator adalah:


DC Defibrilator

DC defibrilator selalu dikalibrasi dalam satuan watt-detik atau joule sebagai ukuran dari energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor. Energi dalam detik-watt sama dengan satu setengah kapasitansi dalam farad dikalikan dengan tegangan di yaitu volt kuadrat



Jumlah energi (E) yang diberikan merupakan faktor bagi keberhasilan defibrilator. Energi yang diberikan kepada pasien dapat diperkirakan dengan mengasumsikan nilai resistansi yang ditempatkan antara elektrode yang seterusnya mensimulasi resistansi dari pasien. Kebanyakan defibrilator akan memberikan 60 - 80% dari energi mereka untuk disimpan ke resistansi sebanyak 50 Ω

  • Defibrilasi eksternal: piringan logam berdiameter 3–5 cm yang melekat pada pegangan yang sangat terisolasi. Menghasilkan arus besar untuk menstimulasi kontraksi yang seragam & simultan dari serat otot jantung. Kapasitor hanya akan menyalurkan energi listrik yang tersimpan apabila kontak defibrilator dengan tubuh yang baik sudah tercapai
  • Internal defibrilasi: besar berbentuk sendok elektrode


Advisory Defibrilasi

Mampu dengan akurat menganalisis ECG dan membuat keputusan menyalurkan kejutan dengan handal. Dirancang untuk mendeteksi fibrilasi ventrikel atau ventricular fibrillation dengan sensitivitas dan spesifisitas sebanding dengan paramedis terlatih, kemudian memberikan atau merekomendasikan seberapa banyak energi sesuai dengan kejutan defibrilasi tersebut.


Implan Defibrillator

Biasa digunakan oleh pasien yang berisiko tinggi mengalami ventricular fibrillation. Implan defibrilator menyimpan rekaman sinyal jantung pasien, sejarah terapi pasien dan data diagnostik pasien. Implan defibrilator mempunyai volume kurang dari 70 cc, ia juga mempunyai lebih dari 30 juta transistor dan menyalurkan kurang dari 20 micro ampere selama beroperasi sebagai pemantauan konstan. Implan defibrilator sangat tertutup rapat dari lingkungan sekeliling di dalam tubuh maka ianya sangat bio-kompatible dan mampu bertahan pada rentang suhu 30 C hingga 60 C. Sumber energi untuk menjalankan implan defibrilator berasal dari baterai Lithium Perak Vanadium Oksida (LiSVO).

Menganalisis defibrilator

Pada dasarnya penganalisis defibrilator menjalankan prinsip energi di dalam debaran jantung yang kondisi dan waktunya dapat berubah, yaitu


dimana,
= energi (watt/detik),
= tegangan dalam fungsi waktu,
= arus dalam fungsi waktu,
= durasi waktu debaran jantung

Ketika adanya tegangan di seluruh resistensi tetap, energi yang hilang di dalam resistensi didefinisikan sebagai


dimana adalah nilai resistensi[1]

Isu keamanan di defibrilator

Penyampaian kejutan defibrilator dilakukan oleh petugas terlatih. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan defibrilator paddles
2. Meletakan paddle pada tubuh
3. Berikan defibrilator arus listrik
4. Salurkan arus listrik

AED menggunakan petunjuk berupa suara, umumnya sebagai berikut:
1. Memasang paddle
2. Berdiri jauh dari kontak dengan defibrilator
3. Tekan tombol "shock"
4. Memeriksa defibrilator paddle
5. Memeriksa denyut nadi
6. Memeriksa pasien
7. Jika tidak ada detak jantung, lakukan CPR
8. Tekan "menganalisis"
9. Tidak ada kejutan disarankan
di samping petunjuk-petunjuk di atas, kondisi berikut ini juga mungkin terjadi pada tampilan “tekan “menganalisis””:

  • ketika unit diisi listrik tetapi tidak ada kejutan disampaikan
  • 70 detik setelah analisis selesai
  • 70 detik setelah menyampaikan kejutan ketiga dalam urutan analisis ketiga


Tampilan "kejutan tidak disarankan" muncul ketika analisis ECG menentukan bahwa irama normal telah terdeteksi. Sewaktu tampilan “tekan “shock””, semua orang di sekitar pasien diminta untuk berdiri jauh dari kontak dengan defibrilator. Tidak ada yang boleh menyentuh tempat tidur, pasien atau barang-barang yang terhubung dengan tubuh pasien. Tubuh pasien tidak boleh menyentuh bingkai tempat tidur atau benda logam. Dalam beberapa AED, akan ada bunyi yang terdengar terus menerus selama 10 detik, diikuti oleh bunyi terputus-putus selama 5 detik. Kejutan harus disampaikan dalam jangka waktu 15 detik tersebut jika tidak, defibrillator akan berhenti berfungsi dengan sendirinya.[2]

Referensi

  1. ^ Chatterjee, S., Miller, A. (2010). Biomedical Instrumentation System. Delmar Cengage Learning
  2. ^ Khandpur, R. S. (2005). Biomedical Instrumentaion: Technology and Applications. New Delhi: McGraw-Hill

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya