Perbulan, Laubaleng, Karo
Perbulan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Laubaleng, Kabupaten Karo, provinsi Sumatera Utara, Indonesia.[1] Desa ini berada di bawah kaki Bukit Barisan atau dulu disebut sebagai daerah Liang Melas. Dapat ditempuh sekitar 5 jam perjalanan darat kelas jalan negara dari Kota Medan ke Kutacane (Aceh Tenggara, Provinsi NAD). Desa ini berbatasan dengan hutan konservasi yang banyak dihuni orang utan atau disebut Mawas oleh penduduk desa ini. Berdasarkan data Kemendagri (2015), jumlah penduduk Desa Perbulan adalah 3.529 jiwa atau 900 Kepala Keluarga. Ciri khas desa ini adalah keragaman penduduk yang mendiaminya, terdiri dari suku Karo, Tapanuli, Jawa, Pakpak, Alas dan Nias. Agama yang dianut penduduk antara lain Islam, Protestan, Katolik, dan Pemena. Berbagai jenis Gereja dan Mesjid ada di desa ini. Pada tahun 80-an masih ada tempat sembahyang yang berkeyakinan Perbegu atau Pemena. Kala itu banyak penduduk beragama Perbegu/Pemena melakukan sembahyang yakni berkomunikasi dengan roh-roh leluhur dan memuja mahkluk gaib alam semesta. Meskipun terdiri dari berbagai suku, agama dan kepercayaan, kehidupan di desa ini sejak dahulu kala tenteram dan damai. Mata pencaharian penduduk desa yang utama adalah petani dan peternak. Hasil pertanian utama antara lain padi, jagung, kemiri, coklat, dan kopi. Kelapa sawitpun sudah ada ditanam penduduk, meskipun tidak umum. Sebagian kecil ada juga yang bercocok tanam cabai, buah naga, pepaya, dan jeruk. Ternak besar yang dibudidayakan antara lain Lembu/Sapi, Kambing, Kerbau, dan Babi. Sebagian ada juga budidaya ikan dalam kolam, tetapi budidaya ikan bukan kegiatan ekonomis penting di desa ini. Ketersediaan air untuk pertanian sawah bersumber secara alami dari salah satu sungai kecil Lau Perbulan. Masalah utama penduduk desa ini adalah curah hujan yang tidak menentu sehingga sawah dan ladang yang sudah ditanmai sering gagal karena kekeringan. Referensi
|