Perbudakan di BrasilPerbudakan di Brasil telah dimulai jauh sebelum penjajahan Portugis pada tahun 1516, dengan anggota satu suku memperbudak anggota suku lain yang ditangkap.[1] Kedatangan bangsa Portugis di Brasil membuat mereka sangat bergantung pada tenaga kerja pribumi pada tahap awal penjajahan agar dapat mempertahankan perekonomian subsistensi. Penduduk lokal sering ditangkap oleh ekspedisi bandeirantes (berasal dari kata "bendera", dari bendera Portugal yang mereka bawa yang secara simbolis mengklaim tanah baru untuk negara). Meski impor budak Afrika dimulai pada pertengahan abad ke-16, perbudakan masyarakat lokal terus berlanjut hingga abad ke-17 dan ke-18. Selama masa perdagangan budak Atlantik, Brasil mengimpor lebih banyak budak Afrika dibandingkan negara lain di dunia. Fondasi Brasil dibangun di atas eksploitasi dan perbudakan masyarakat pribumi dan warga kulit hitam Afrika. Dari 12 juta orang Afrika yang dibawa secara paksa ke benua Amerika, sekitar 5,5 juta orang dibawa ke Brasil antara tahun 1540 dan 1860an. Perbudakan massal orang-orang Afrika mempunyai peran penting dalam perekonomian negara dan memproduksi kekayaan dalam jumlah besar. Perlakuan tidak manusiawi dan kerja paksa terhadap budak Afrika masih menjadi bagian penting dalam sejarah Brasil dan perjuangannya melawan rasisme sistemik.[2][3][4] Hingga awal tahun 1850-an, sebagian besar budak Afrika yang tiba di pantai Brasil dipaksa berangkat dari pelabuhan-pelabuhan di Afrika Tengah Barat, khususnya di Luanda (sekarang Angola). Referensi
|