Perang Melawan Teror War on terror |
---|
Foto, searah jarum jam dari kiri atas: Akibat serangan 11 September; Prajurit Amerika menaiki pesawat di Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan; seorang tentara Amerika dan penerjemah Afghanistan di Provinsi Zabul, Afghanistan; ledakan bom mobil Irak di Bagdad. |
Tanggal | 7 Oktober 2001[1] – 30 Agustus 2021 |
---|
Lokasi | Israel, Palestina, Suriah, Yaman, Sudan, Sahara Barat, Papua Barat, Aceh, Poso, Marawi, Sabah, Pakistan, Somalia, Meksiko, Venezuela, Kuba, Afghanistan, Kosovo, Lebanon |
---|
Hasil |
Insiden perbatasan Yordania–Suriah selama perang sipil Suriah (2012–2018)
Negara Islam kehilangan semua wilayahnya pada Maret 2019
Kematian Abu Bakar al-Baghdadi pada Oktober 2019
Kematian Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi pada Februari 2022
Kematian Abu al-Hasan al-Hashimi al-Qurashi pada Oktober 2022
Pemberontakan di Khyber Pakhtunkhwa (2004–sekarang)
Serangan drone sedang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Pembunuhan Osama bin Laden pada Mei 2011
Sejumlah besar pemberontak tewas sementara beberapa melarikan diri ke Afghanistan
Pemberontakan tingkat rendah
Dua upaya gagal untuk gencatan senjata dan dimulainya pembicaraan damai antara TTP dan pemerintah Pakistan pada November 2021 dan Mei 2022 sebelum gagal setelah beberapa bulan |
---|
|
Pihak terlibat |
---|
Taliban Al Qaeda Hezb-e Islami Gulbuddin Partai Islam Turkistan ISIS Mujahidin Indonesia Timur Abu Sayyaf Gerakan Aceh Merdeka (Hingga 2005) Tehrik-i-Taliban Pakistan Kartel Sinaloa Partai Komunis India Oposisi Suriah Mujahidin Internasional Perompak Somalia Al-Qaeda di Islam Maghreb Jemaah Islamiyah Lashkar-e-Taiba Ba'athis Irak |
Amerika Serikat Britania Raya Kanada Prancis Jerman Italia Polandia Turki Belanda Belgia Australia Selandia Baru Arab Saudi Uni Emirat Arab Bahrain Irak Suriah Indonesia Malaysia Filipina Singapura Yaman Rusia Ukraina Korea Selatan El Salvador Mexico Kolombia Brazil China Israel Swedia Somalia Sudan Qatar Maroko Azerbaijan Armenia Georgia Finlandia Norwegia Denmark Afghanistan Pakistan Spanyol Portugal Iran India Estonia Haiti Afrika Tengah Yordania Venezuela Uganda Gambia Srilanka Afrika Selatan Serbia Kuba Sierra Leone Bosnia dan Herzegovina CSTO NATO PBB |
Korban |
---|
900.000–1.000.000 Tewas |
Perang Melawan Teror (bahasa Inggris: War on terror), secara resmi bernama Peperangan Global Melawan Terorisme (bahasa Inggris: Global War on Terrorism), adalah istilah yang digunakan oleh para pengambil kebijakan strategis geopolitik dan luar negeri yang berada di pemerintahan AS untuk mendefisinikan berbagai tindakan militer dan politik yang dilakukan negaranya terhadap negara-negara di kawasan Timur Tengah, khususnya Afganistan pasca terjadinya Serangan 11 September di kota New York.
[1][2] walaupun belum ada definisi yang jelas mengenai apa itu terorisme dan sejauh apa sebuah tindakan dapat dikatakan terorisme, sehingga menjadikan istilah kampanye militer AS di awal abad ke 21 M menjadi bias atau metanaratif[3] karenanya banyak ahli geopolitik dan militer yang menilai istilah Perang melawan terorisme dapat di salah gunakan oleh AS untuk masuk ke dalam ranah yang berada di luar kapasitasnya dengan alasan peperangan melawan "terorisme", kampanye militer di Irak dan Konflik di Somalia adalah contoh intervensi AS di luar kapasitasnya. Pasca kemenangan Kelompok Taliban yang berhasil menguasai seluruh Afganistan di ikuti dengan penarikan mundur seluruh pasukan dan kendaraan tempur AS dari negara yang berjuluk ' kuburan para negara adidaya ' tersebut pada tanggal 15 Agustus 2021, Kampanye Perang Melawan Terorisme yang selama dua dekade di lancarkan oleh AS mulai meredup, pamor AS sebagai negara salah satu adidaya dunia mulai merosot akibat kegagalan menumpas Taliban di Afganistan dan justru belakangan AS di sibukan dengan Ancaman Kebangkitan Rusia dan China yang terlihat semakin nyata pasca Perang Ukraina.
Pranala luar
Referensi