Penyerahan kembali Taiwan

Penyerahan kembali Taiwan
Bagian dari Perang Dunia II
Upacara penyerahan diri Jepang di Taipei
Nama asli 臺灣光復
Tanggal25 Oktober 1945 (1945-10-25)
HasilTaiwan berada di bawah penguasaan Republik Tiongkok
Penyerahan kembali Taiwan
Nama Tionghoa
Hanzi tradisional: 臺灣光復
Hanzi sederhana: 台湾光复
Nama Jepang
Kanji: 台湾光復
Hiragana: たいわんこうふく

Pada 25 Oktober 1945, Jepang menyerahkan Taiwan dan Penghu kepada Republik Tiongkok, sebagai akibat dari Perang Dunia II. Peristiwa ini menandai berakhirnya pemerintahan Jepang dan dimulainya Taiwan era pascaperang. Peristiwa ini disebut oleh Republik Tiongkok sebagai penyerahan kembali Taiwan (臺灣光復).[1][2][3][4] Pemerintah Republik Tiongkok memandang hal ini sebagai pemulihan pemerintahan Tiongkok atas Taiwan, setelah diserahkan kepada Jepang pada tahun 1895 akibat kekalahan Dinasti Qing dalam Perang Tiongkok-Jepang Pertama. Oleh karena itu, peristiwa itu dinamakan "penyerahan kembali",[2] suatu gagasan yang telah menjadi kontroversial sejak demokratisasi Taiwan pada tahun 1990-an. Tanggal serah terima ini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Penyerahan Kembali, yang dulunya merupakan salah satu hari libur nasional di Taiwan dari tahun 1946 hingga 2000.

Pada 15 Agustus 1945, Jepang mengumumkan penyerahan diri setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II. Pada 2 September, Douglas MacArthur, Panglima Tertinggi Sekutu, mengeluarkan Perintah Umum No. 1, yang memerintahkan pasukan Jepang di berbagai lokasi untuk menyerah kepada Sekutu. Perintah tersebut menetapkan bahwa pasukan Jepang di Taiwan harus menyerah kepada pemimpin Tiongkok, Chiang Kai-shek. Chiang mendelegasikan He Yingqin sebagai wakilnya yang berkuasa penuh untuk proses penyerahan, yang selanjutnya menunjuk Chen Yi untuk mengawasi penyerahan di Taiwan. Gubernur Jenderal Taiwan dan Komandan Tentara Wilayah ke-10 Jepang, Rikichi Andō, atas nama Jepang, menyerah kepada Chen Yi di Balai Umum Taipei pada 25 Oktober, menandatangani dokumen untuk meresmikan pengalihan tersebut.[5][6]

Latar belakang

Poster propaganda Tiongkok menampilkan potret Chiang Kai-shek dan Franklin D. Roosevelt, sementara militer Jepang digambarkan sebagai gurita yang bercokol di Pulau Taiwan.

Dinasti Qing Tiongkok menyerahkan Taiwan kepada Jepang pada tahun 1895 setelah kekalahannya dalam Perang Tiongkok-Jepang Pertama. Revolusi 1911 mengakibatkan jatuhnya Dinasti Qing dan berdirinya Republik Tiongkok.[7]

Agresi Jepang meningkat menjadi konflik berskala penuh setelah Insiden Jembatan Marco Polo pada tahun 1937, yang menyeret Republik Tiongkok ke dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Setelah serangan terhadap Pearl Harbor pada tahun 1941, Republik Tiongkok secara resmi bergabung dengan Sekutu dalam Perang Dunia II.[8]

Republik Tiongkok berupaya memperoleh persetujuan Sekutu agar Jepang melepaskan Taiwan, yang saat itu disebut Formosa, dan mengembalikan kedaulatannya kepada Tiongkok setelah perang. Niat ini tercantum dalam Deklarasi Kairo dan ditegaskan kembali dalam Deklarasi Potsdam, yang menyerukan pemenuhan persyaratan ini.[9][7]

Tujuan mereka adalah agar Jepang dilucuti dari semua pulau di Pasifik yang telah direbut atau didudukinya sejak dimulainya Perang Dunia pertama pada tahun 1914, dan agar semua wilayah yang telah dicuri Jepang dari Tiongkok, seperti Manchuria, Formosa, dan Kepulauan Pescadores, dikembalikan kepada Republik Tiongkok.

— Deklarasi Kairo 1943

Ketentuan-ketentuan Deklarasi Kairo harus dilaksanakan dan kedaulatan Jepang akan dibatasi pada pulau-pulau Honshu, Hokkaido, Kyushu, Shikoku, dan pulau-pulau kecil lainnya sebagaimana yang kami tentukan.

— Deklarasi Postdam 1945

Lihat pula

Referensi

  1. ^ 國籍與公民權:人民與國家「身分連結」的法制溯源與法理分析 Diarsipkan 2015-01-07 di Wayback Machine.,第34-36頁,李建良,台北:中研院政治所、中研院社會所,2006-05-26
  2. ^ a b "中華民國外交史料特展 臺灣光復". 國立故宮博物院. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-11. Diakses tanggal 2014-12-16. 
  3. ^ 蘇瑤崇,「終戰」到「光復」期間臺灣政治與社會變化 Diarsipkan 2015-05-18 di Wayback Machine.,國史館集刊第十三期,2007年9月
  4. ^ 臺灣省諮議會 (2005). 臺灣省參議會、臨時省議會暨省議會時期史料彙編計畫-蔡鴻文先生史料彙編(下) (PDF). 臺灣省諮議會. ISBN 986-00-4270-5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-07-14. Diakses tanggal 2015-05-02. 
  5. ^ "中山堂受降檔案分析" (PDF) (dalam bahasa Tionghoa). 國史館. 2010-12-15. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-03-09. Diakses tanggal 2017-11-01. 
  6. ^ 臺灣省諮議會- 戰後臺灣如何「光復」? Diarsipkan 2018-11-14 di Wayback Machine.,臺灣議政史料展,臺灣省諮議會網站
  7. ^ a b "HISTORY". Ministry of Foreign Affairs, Republic of China (Taiwan) (dalam bahasa Inggris). 2024-11-18. Diakses tanggal 2024-11-18. 
  8. ^ Mitter, Rana (2015-09-01). "Forgotten ally? China's unsung role in World War II". CNN (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-18. 
  9. ^ Teng, Sue-feng (2014). "The 70th Anniversary of the Cairo Declaration and its Historical Significance". Taiwan Panorama. Ministry of Foreign Affairs, Republic of China (Taiwan). 
Kembali kehalaman sebelumnya