Penis manusiaPenis manusia adalah organ genital luar pria yang juga berfungsi sebagai saluran kencing. Bagian utama penis adalah akar (radix); batang (korpus); serta epitel penis, termasuk kulit batang dan kulit kulup (preputium) yang menutupi kepala penis. Batang penis terdiri dari tiga kolom jaringan: dua corpora cavernosa di sisi dorsal dan corpus spongiosum yang terletak di sisi ventral, di antara kedua corpora cavernosa. Uretra pria manusia melewati kelenjar prostat, di sana uretra bergabung dengan saluran ejakulasi, dan kemudian melalui penis. Uretra melintasi corpus spongiosum, dan pembukaannya (meatus) terletak di ujung kepala penis. Saluran ini adalah saluran untuk buang air kecil sekaligus saluran ejakulasi air mani. Sebagian besar penis berkembang dari jaringan embrionik yang sama dengan klitoris pada wanita. Kulit di sekitar penis dan uretra memiliki asal embrionik yang sama dengan labia minora pada wanita.[1][2] Ereksi adalah proses pembesaran, kekakuan dan dan perubahan sudut atau arah penis, yang terjadi selama gairah seksual. Ereksi dapat terjadi dalam situasi non-seksual; ereksi non-seksual spontan sering terjadi selama masa remaja dan selama tidur. Dalam keadaan lembek penis lebih kecil, tidak keras, dan kepala penis ditutupi oleh kulup. Dalam keadaan tegak penuh korpus menjadi kaku dan kepala penis membesar, tetapi tidak kaku seperti batangnya. Saat ereksi, penis mungkin berbentuk lurus atau melengkung dan mungkin mengarah ke sudut atas, bawah, atau lurus ke depan. Pada tahun 2015, rata-rata penis manusia yang ereksi panjangnya 13,12 cm (5,17 inci) dan memiliki keliling 11,66 cm (4,59 inci).[3][4] Baik usia maupun ukuran penis lembek tidak secara akurat memprediksi panjang ereksi. Bentuk modifikasi penis yang paling umum adalah sunat dan tindik. Sunat adalah pengangkatan sebagian atau seluruh kulup dengan berbagai alasan budaya, agama, atau medis, dan terdapat kontroversi seputar praktik tersebut. Upaya para ilmuwan untuk meregenerasi sebagian atau seluruhnya struktur penis manusia saat ini sedang berlangsung. Pasien yang paling diuntungkan dari penelitian ini adalah mereka yang memiliki cacat bawaan, kanker, atau luka, yang menyebabkan sebagian atau seluruh penisnya dipotong, dan pria yang ingin membalikkan bentuk modifikasi genital yang tidak diinginkan. FungsiPenis manusia memiliki fungsi dan asal usul perkembangan (ontogeni) yang sama dengan penis mamalia jantan lainnya. Dalam keadaan tanpa rangsangan, penis lemah dan menggantung. Pada saat demikian fungsi sebagai alat urinasi (membuang urin) adalah optimal. Apabila terkena rangsangan yang dikendalikan oleh otak, baik seksual maupun non-seksual, penis membesar ukurannya dan menegang. Keadaan ini dikenal sebagai ereksi. Pada kondisi ereksi penuh, penis tidak siap untuk saluran pembuangan urin dan akan siap sebagai saluran penyaluran cairan sperma. Ada beberapa kekhasan penis manusia. Secara perbandingan, proporsi penis manusia lebih besar daripada mamalia lainnya. Penis manusia tidak memiliki kulit pelindung yang menyembunyikannya pada saat "istirahat". Selain itu, penis manusia sama sekali tidak memiliki baculum atau tulang penis, sehingga untuk penetrasi ke dalam vagina, dalam ereksi penis mengandalkan sepenuhnya pada pasokan darah ke dalam kantung-kantung (corpora) yang ada di dalam batang penis. Manusia juga menyadari bahwa penis memiliki fungsi rekreasi (hiburan), namun hal ini juga ditemukan pada sejumlah primata. Tanpa alasan reproduksi, manusia menjadikan penis sebagai objek kesenangan, seperti melalui masturbasi. Bagian dan strukturPenis manusia tersusun dari dua bagian utama, yaitu pangkal/akar (radix) dan tubuh/batang (corpus). Pangkal penis terletak di dalam badan, terdiri dari gelembung penis (bulbus penis) dan sepasang crus penis di kedua sisinya. Permukaan kulit yang melindungi pangkal penis biasanya memiliki rambut kemaluan. Tubuh penis memiliki dua sisi permukaan: dorsal (bagian yang tampak dari depan jika penis "istirahat") dan ventral atau uretral (mengarah ke dalam/testis). Struktur tubuh penis disokong oleh tiga kantung: sepasang corpora cavernosus dan corpus spongiosus di antara keduanya, terletak di sisi ventral dan melindungi saluran kemih (uretra). Di bagian ujung batang terdapat glans penis yang berbentuk agak meruncing pada ujungnya, yang memudahkan penetrasi pada saat hubungan seksual. Apabila seseorang tidak dikhitan (sirkumsisi), glans penis tertutup oleh pemanjangan kulit batang penis yang disebut kulup atau preputium. Pada saat ereksi, glans penis biasanya akan keluar dari kulit penutup tersebut. Uretra adalah saluran bagi semen (cairan sperma atau mani) sekaligus urin (air seni atau kencing). Bagian ujung dari uretra, yang tampak pada glans penis disebut meatus. Urin melewati uretra apabila katup di bagian bawah kandung kemih dibuka. Mani melewati uretra pada saat ejakulasi. Semprotan pada ejakulasi tidak dikendalikan oleh uretra tetapi oleh otot yang berada di sekeliling pangkal penis. Pada bagian ventral dari batang penis terlihat raphe, segaris guratan dari belakang glans penis menuju anus melewati scrotum. Raphe pada perempuan berkembang menjadi lubang vagina. Perkembangan, pertumbuhan dan ukuranPenis berkembang pada saat penentuan kelamin di dalam rahim. Seperti ovarium (kandung telur), keduanya berkembang dari gonad, yang berkembang sebagai penebalan lapisan mesotelium pada peritoneum. Peritoneum sendiri berkembang dari mesoderm. Perbedaan kelamin mulai tampak setelah embrio berusia tujuh minggu. Pada saat bayi laki-laki lahir, penis telah berkembang baik. Pada beberapa gangguan perkembangan dapat terjadi penis yang tersembunyi atau terjadi hermafroditisme, yaitu kedua organ kelamin terbentuk semua. Pada pertumbuhan normal, penis dan kantung pelir mulai mengalami perkembangan pada saat pubertas (akil baligh dalam istilah keagamaan Islam). Hormon testosteron berperan dalam perkembangan ini. Proses inilah yang akan menentukan ukuran penis. Berdasarkan pengamatan terhadap ribuan contoh laki-laki berusia 17-18 tahun tidak ditemukan perbedaan rata-rata panjang penis antara usia 17 dan 19 tahun, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan penis berhenti pada sekitar usia 17 tahun atau bahkan lebih awal.[5] Panjang penis pada saat ereksi memiliki rata-rata 14–15 cm, mengabaikan ras manusia, berdasarkan hasil penelitian perusahaan pembuat kondom LifeStyle. Kisaran untuk sebagian besar manusia adalah 12 sampai 17 cm. Di antara primata, panjang dan diameter penis manusia adalah yang terbesar.[6] Catatan resmi tentang penis terpanjang dibuat oleh Doctor Robert Latou Dickinson. Panjangnya 343 cm (135 in) dan berdiameter 159 cm (62,60 in).[7] Gangguan fungsional dan anatomiFungsi penis dapat terganggu dengan penyebab fisik maupun psikis. Gangguan yang paling umum dibicarakan adalah ketidakmampuan penis untuk menegang, disebut disfungsi ereksi namun awam mengenalnya sebagai impotensi. Penyebab impotensi dapat berupa gangguan fisik (misalnya diabetes) atau psikis (akibat stres). Peristiwa yang menyebabkan kerusakan fisik pada penis dapat disebabkan karena kecelakaan atau tindakan yang disengaja. Penyakit menularPenyakit menular yang menyerang penis sudah dikenal lama oleh manusia. Kelompok penyakit ini dalam dunia medis dikelompokkan sebagai 'penyakit yang ditularkan secara seksual" (STD, sexually transmitted diseases). Penyakit yang paling umum adalah sifilis atau raja singa. Penyakit ini berasal dari Dunia Lama dan disebabkan bakteri Treponema pallidum subspecies pallidum. Penyakit populer lainnya adalah herpes simpleks. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks. Di kalangan konsumen prostitusi juga menyebar penyakit kencing nanah atau gonorrhea. Penyakit ini disebabkan bakteri Neisseria gonorrhoea. Aspek budayaKebudayaan manusia banyak memberi perhatian terhadap penis. Pada umumnya, penis dianggap merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini tampak pada berbagai kata-kata eufemisme untuk menyebutnya dalam percakapan sehari-hari. Orang Indonesia sering menyebut "burung" bagi penis, terutama kepada anak-anak. Kata asli dalam bahasa Indonesia[8] bahkan dianggap sebagai kata yang tidak pantas disampaikan di muka umum. Penis yang ereksi, dikenal sebagai phallus, sering kali menjadi perlambang kesuburan. Kebudayaan Indik (yang terpengaruh Hinduisme) banyak mengadopsi perlambang ini dan diwujudkan dalam figur lingam atau lingga. Lingga juga diwujudkan dalam bentuk bangunan dan pahatan (arsitektur phallik), sering kali distilistik sehingga tidak tampak jelas. Kebudayaan Yunani Kuno dan Romawi mengenal Dewa Priapus, yaitu dewa kesuburan yang digambarkan memiliki penis yang besar. Kepercayaan ini bahkan memasuki beberapa kelompok kultus "agama baru", sehingga terdapat "gereja" yang khusus dibangun untuk memujanya (Gereja St. Priapus).[9] Beberapa kelompok etnis Dayak di Kalimantan dan orang Cebu di Luzon, Filipina,[10] dilaporkan menjalankan tradisi menindik penis. Hal ini dilakukan sebagai simbol kedewasaan (rite de passage). Praktik menindik penis juga dikenal dalam Hinduisme. Beberapa patung di Candi Sukuh dan Candi Ceto, dua candi yang dibangun pada periode akhir Majapahit, memperlihatkan sosok patung dengan penis ditindik. Beberapa kelompok masyarakat modern juga mempraktikkan tindik dan rajah penis untuk alasan estetika dan rekreasi. Transplantasi penisTransplantasi organ penis manusia telah dinyatakan berhasil untuk pertama kalinya di dunia pada bulan Maret 2015 di Afrika Selatan. Pasien telah dapat berkemih dengan normal, terlebih lagi fungsi seksualnya juga telah berfungsi normal. Hal ini menyusul amputasi penisnya karena bekas luka sunat yang tak sembuh-sembuh. Sebelumnya pada tahun 2005, China telah melakukan transplantasi penis manusia juga, tetapi mengalami kegagalan. Kesulitannya sekarang ini adalah mencari donor organ penis, padahal ada kurang lebih 250 orang di Afrika Selatan yang diamputasi penisnya, karena sunat yang bermasalah.[11] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Human penis.
|