Pengeboman Brussel 2016
Pada tanggal 22 Maret 2016, tiga ledakan terjadi di Brussel, Belgia: dua di Bandar Udara Brussel dan satu di stasiun bawah tanah Maelbeek/Maalbeek. Sedikitnya 34 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.[3] PengebomanBandar Udara BrusselDua ledakan terjadi di ruang keberangkatan internasional Bandar Udara Brussel tidak lama setelah pukul 08:00 waktu setempat,[4] satu dekat loket American Airlines dan Brussels Airlines dan satu lagi dekat gerai kopi Starbucks.[5] Jaksa federal Belgia membenarkan bahwa kedua ledakan tersebut dipicu oleh pengebom bunuh diri.[5] Laporan awal menyatakan bahwa 13[6] orang tewas dan sedikitnya 35 orang cedera. Jendela gedung terminal utama pecah dan sejumlah perlengkapan bandara rusak parah.[5][7] Laporan lainnya menyatakan bahwa ledakan ini merupakan serangan bunuh diri. Pemerintah Belgia langsung menaikkan tingkat ancaman nasionalnya ke siaga satu.[4][5][8] Badan berita Belga melaporkan bahwa terdengar suara tembakan dan teriakan dalam bahasa Arab sebelum ledakan terjadi.[5][9] Wall Street Journal melaporkan bahwa seorang staf bandara "mendengar seseorang berteriak dalam bahasa Arab sebelum ledakan".[10][11] Setelah ledakan ini, bandara ditutup dan semua penerbangan selanjutnya dibatalkan.[12] Semua pesawat yang hendak mendarat dibatalkan atau dialihkan ke bandara terdekat, termasuk Charleroi Brussel dan Schiphol Amsterdam.[13] Stasiun bawah tanah Maelbeek/MaalbeekSebuah ledakan terjadi di sebuah kereta antara stasiun bawah tanah Maelbeek/Maalbeek dan Schuman pukul 09:11 CET[14] in the center of Brussels.[15][16] Brussels Metro langsung menghentikan operasinya.[5][17] Sejumlah laporan menyatakan bahwa 15 orang tewas akibat ledakan ini.[5] 55 orang lainnya cedera, 10 di antaranya cedera kritis.[1] DampakBelgiaPihak berwenang menghentikan semua lalu lintas udara menuju Bandara Brussel dan mengungsikan para penumpangnya.[4][5][18][19] Berlaymont Building, bangunan di dekat stasiun Maelbeek sekaligus markas Komisi Eropa, langsung ditutup.[5] Kepolisian Belgia meledakkan benda-benda mencurigakan di sekitar stasiun Maelbeek.[20] Semua transportasi umum di Brussel dihentikan akibat serangan ini.[21][22] Stasiun kereta api Utara Brussel, stasiun utama Brussel, dan stasiun kereta api Selatan Brussel dikosongkan dan ditutup. Semua kereta Eurostar ke stasiun Midi Brussel ditunda keberangkatannya.[5] Semua kereta dari Paris ke Brussel juga dibatalkan.[5] Menurut VRT, semua taksi di Brussel menggratiskan transportasi penumpang sampai transportasi umum beroperasi kembali.[23] Stasiun Gare du Nord di Paris juga ditutup sementara.[12] Menteri Dalam Negeri Belgia mengumumkan bahwa tingkat siaga teror di Belgia dinaikkan ke level tertinggi setelah serangan ini.[24] Pemerintah Belgia mengingatkan bahwa para pelaku mungkin masih berkeliaran di kota dan meminta warganya menggunakan media sosial sebelum menghubungi teman atau keluarga lewat telepon.[23] Negara lainTidak lama setelah peristiwa ini, Israel sementara melarang semua penerbangan dari Eropa. Larangan ini berlaku mulai pukul 10:30 pagi sampai tengah malam waktu Israel. Larangan ini tidak berlaku bagi penerbangan dari Israel.[25] Polisi dikerahkan ke perbatasan antara Belgia dengan Belanda.[26] Perbatasan antara Prancis dan Belgia ditutup.[27] Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve menyatakan bahwa Prancis akan meningkatkan jumlah pasukan keamanan di perbatasan dan mewajibkan pemeriksaan kartu identitas pada transportasi umum.[28] Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, mengumumkan bahwa Menara Eiffel akan disinari warna bendera nasional Belgia pada malam hari tanggal 22 Maret 2016.[23] Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyatakan rasa dukacitanya mewakili seluruh rakyat Belanda. Ia juga menyatakan bahwa meski belum ada ancaman terorisme di Belanda,[29] keamanan akan diperketat di empat stasiun utama dan stasiun perbatasan, perbatasan dengan Belgia, dan Binnenhof.[30] Keamanan diperketat di Bandara Schiphol.[31] Di Britania Raya, keamanan tempat perhentian transportasi umum di London ditingkatkan.[32] Perdana Menteri Britania Raya David Cameron mengadakan rapat darurat COBRA untuk membahas situasi ini.[33] Di Jerman, pihak berwenang meningkatkan keamanan di persimpangan jalan penting. Dalam surat dukacitanya kepada Raja Philippe, Presiden Joachim Gauck mengutuk serangan ini dan mengumumkan bahwa Jerman bersama Belgia akan "mempertahankan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi".[23] Anwar bin Mohammed Gargash, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, mengutuk "tindakan teroris pengecut yang menargetkan warga sipil tak bersalah". Ia menegaskan sikap penolakan UEA terhadap segala bentuk kekerasan dan terorisme yang menyerang semua ras dan agama tanpa pandang bulu.[34] Perdana Menteri Malta Joseph Muscat mengumumkan bahwa meski sejauh ini belum ada ancaman di Malta, keamanan negara itu diperketat untuk untuk mencegah peristiwa yang tak diinginkan.[35] Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai March 2016 Brussels attacks.
Referensi
|