Penembakan gereja Sutherland SpringsPada tanggal 5 November 2017, terjadi penembakan massal di Gereja Baptis Pertama di Sutherland Springs, Texas, sekitar 48 km dari kota San Antonio.[1] Pelakunya adalah Devin Patrick Kelley yang berusia 26 tahun dan berasal dari New Braunfels. Akibat tindakannya, 26 orang tewas dan 20 lainnya terluka. Kelley ditembak dua kali oleh seorang warga pria saat ia keluar dari bangunan gereja. Kelley melarikan diri dengan SUVnya setelah dikejar dan ditemukan meninggal dengan beberapa luka tembakan, termasuk tembakan di kepala yang dilakukannya sendiri. Insiden ini merupakan insiden penembakan massal paling mematikan yang dilakukan oleh seorang individu di Texas dan yang paling mematikan kelima dalam sejarah Amerika Serikat.[2] Selain itu, serangan ini merupakan serangan paling mematikan di tempat ibadah di Amerika dan berhasil mengalahkan rekor penembakan gereja Charleston pada tahun 2015[3] dan penembakan kuil Buddha Waddell pada tahun 1991.[4] Kelley sebelumnya telah dilarang membeli atau memegang senjata api atau amunisi karena ia telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga oleh pengadilan militer saat ia masih tergabung dalam Angkatan Udara Amerika Serikat. Pihak Angkatan Udara gagal memasukkan rekam jejak ini ke dalam basis data FBI. Basis data ini digunakan oleh National Instant Check System untuk mengetahui apakah seseorang boleh membeli senjata api atau tidak. Angkatan Udara AS mulai meninjau ulang sistemnya setelah terjadinya tragedi ini. Catatan kaki
|