Penaklukan Kerajaan Inka oleh Spanyol
Penaklukan Kerajaan Inka oleh Spanyol adalah salah satu peristiwa penaklukan yang paling penting selama upaya kolonisasi Amerika oleh Spanyol. Setelah melakukan penjelajahan selama bertahun-tahun, 180 conquistador Spanyol yang dipimpin oleh Francisco Pizarro berhasil menangkap Sapa Inka Atahualpa dalam Pertempuran Cajamarca pada tahun 1532. Peristiwa ini memulai kampanye militer panjang yang berlangsung selama beberapa dasawarsa dan diakhiri oleh kemenangan Spanyol pada tahun 1572 dan penjajahan wilayah Inka di bawah kendali pemerintahan kolonial Virreinato del Perú. Penaklukan Inka juga memicu kampanye militer ke wilayah Chile dan Kolombia saat ini, serta ekspedisi ke Cekungan Amazon. Beberapa ahli (seperti Jared Diamond) meyakini bahwa Kerajaan Inka sudah melewati masa kejayaannya dan sedang mengalami kemunduran, meskipun penaklukan oleh Spanyol adalah pemicu utama keruntuhan Kerajaan Inka. Latar belakangKetika bangsa Spanyol tiba di perbatasan Kerajaan Inka pada tahun 1528, bangsa Inka memiliki salah satu peradaban terbesar pada masa pra-Kolumbus. Wilayah mereka terbentang dari Ancomayo di utara (kini dikenal dengan nama Sungai Patía di wilayah selatan Kolombia saat ini) hingga Sungai Maule di selatan (kini bagian dari Chile, serta dari pesisir Samudra Pasifik di barat hingga daerah hutan Amazon di timur. Kerajaan ini juga memiliki dataran yang bergunung-gunung. Dalam waktu kurang dari satu abad, bangsa Inka telah memperluas wialyahnya dari 400.000 km² pada tahun 1448 menjadi 1.800.000 km² pada tahun 1528. Wilayah yang luas ini memiliki iklim dan kebudayaan yang beragam. Maka dari itu, bangsa Inka mendesentralisasikan kekuasaan kepada penguasa-penguasa lokal yang diawasi oleh pejabat-pejabat Inka. Namun, berdasarkan mekanisme administratif yang ditetapkan oleh Kerajaan Inka, semua wilayah kekaisaran berada di bawah kendali Kaisar.[1] Para ahli memperkirakan bahwa jumlah penduduk Kerajaan Inka kurang lebih sebesar 16.000.000.[2] Pada tahun 1528, Kerajaan Inka dipimpin oleh Kaisar Huayna Capac. Ia adalah putra dari pemimpin sebelumnya, Túpac Inca, dan cucu Pachacuti, seorang kaisar yang telah menaklukkan banyak wilayah dan memperluas Kerajaan Inka dari pusat budaya dan tradisionalnya di sekitar wilayah Cuzco. Setelah naik tahta, Huayna Capac meneruskan kebijakan penaklukan dan memimpin pasukan Inka ke wilayah Ekuador saat ini di utara.[3] Walaupun ia harus memadamkan sejumlah pemberontakan pada masa kekuasaannya, kekuasaan mutlaknya tidak dipertanyakan. Namun, perluasan wilayah menimbulkan beberapa masalah. Banyak wilayah Inka yang memiliki kebudayaan yang berbeda dan berupaya melawan upaya penjajahan. Wilayah kerajaan yang luas, medan yang sulit, dan terbatasnya komunikasi (yang harus dilakukan dengan berjalan kaki atau dengan menaiki kapal) mempersulit pembentukan pemerintahan yang efektif. Huayna Capac bergantung kepada anak-anaknya untuk mendukung rezimnya. Ia memiliki banyak anak sah dan tidak sah (sah berarti lahir dari saudara perempuan-istrinya di bawah sistem Inka), terdapat dua anak laki-laki yang paling penting. Pangeran Túpac Cusi Hualpa, juga dikenal dengan nama Huáscar, adalah anak Coya Mama Rahua Occllo dari garis keturunan kerajaan. Anak kedua adalah Atahualpa, anak tidak sah yang kemungkinan lahir dari anak perempuan raja terakhir Quitu, salah satu negara yang ditaklukan oleh Huayna Capac.[2] Atahualpa tampaknya telah menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan Huayna Capac pada tahun-tahun ketika ia berada di utara untuk menaklukkan Ekuador. Maka dari itu, Atahualpa memiliki hubungan yang lebih baik dengan pasukan-pasukan Inka dan para jenderalnya. Pada tahun 1528, Huayna Capac dan anak sulungnya yang telah dinobatkan sebagai penerus, Ninan Cuyochi, mendadak meninggal dunia (kemungkinan karena variola, penyakit yang dibawa oleh bangsa Spanyol ke Amerika). Pada saat itu, Huáscar berada di ibu kota di Cuzco, sementara Atahualpa berada di Quitu bersama dengan pasukan utama Inka. Huáscar diproklamirkan sebagai Sapa Inka di Cuzco, tetapi militer Inka menyatakan kesetiaannya kepada Atahualpa. Maka meletuslah Perang Saudara Inka.[3] Peristiwa ini sangat membantu Conquistador Pizarro dan pasukannya dalam upaya penaklukan Inka. Catatan kakiDaftar pustaka
|