Pemilihan umum federal Jerman 2009
Pemilihan umum federal Jerman 2009 merupakan pemilihan umum ke-17 pada era Republik Federal Jerman yang diselenggarakan pada Minggu, 27 September 2009. Pemilu ini diadakan dalam rangka untuk memilih para anggota Bundestag atau parlemen. Kemudian Bundestag akan memilih siapa kanselir yang akan menjabat di Jerman selama 4 tahun ke depan dari 2009 hingga 2013. Pada pemilu edisi kali ini tercatat ada 62 juta warga Jerman yang mendapatkan hak pilih. Sistem PemilihanSistem pemilihan di Jerman berbeda dengan sistem pemilihan umum di Indonesia. Sistem pemilihan umum di Jerman dikenal dengan istilah "sistem perwakilan berimbang". Melalui sistem ini, pemilih harus memilih dua suara. Sistem pada pemilihan suara pertama disebut sebagai sistem pemilihan mayoritas. Pemilih akan menentukan seorang kandidat. Kemudian kandidat dengan jumlah suara terbanyak berhak masuk ke parlemen (Bundestag). Pemilihan yang terjadi pada suara ini bersifat secara langsung. Jika pada suara pertama warga Jerman memilih seorang kandidat, maka pada suara kedua warga Jerman harus memilih sebuah partai. Berapa banyak anggota partai yang melaju ke partai ditentukan dari jumlah presentase yang didapatkan dengan syarat partai tersebut harus memenuhi ambang batas parlemen berupa perolehan suara minimal 5%. Inilah yang dinamakan dengan sistem pemilihan proporsional. Pemilihan yang terjadi pada suara ini bersifat secara tidak langsung.[3] KontroversiPelaksanaan pemilihan umum federal Jerman 2009 diwarnai oleh kontroversi. Beberapa hari sebelum pemilihan umum berlangsung, kelompok ekstrimis Islam yakni Al-Qaida dan Taliban menayangkan video yang berisi ancaman kepada Jerman agar menarik 4200 tentara Jerman yang ada di Afghanistan.[4] Profil KandidatPada pemilihan umum federal Jerman 2009, tercatat ada 5 kandidat yang mewakili 5 partai berbeda yang berhasil memenuhi ambang batas parlemen. Kelima kandidat ini bersaing untuk memperebutkan satu kursi sebagai sebagai kanselir Jerman periode 2013-2017. Adapun profil mereka adalah sebagai berikut: 1. Angela MerkelAngela Merkel lahir di Hamburg, 17 Juli 1954. Ia adalah putri seorang pendeta dari Jerman Timur. Ia tercatat sebagai lulusan fisika di Universitas Leipzig yang baik dalam pelajaran matematika dan Bahasa Rusia.[5] Rekam jejak Angela Merkel di bidang politik pertama kali dimulai pada 1989 di Jerman Timur. Ia tercatat telah mengemban beberapa jabatan, seperti ketua Partai Persatuan Demokrat Kristen dan kanselir Jerman periode 2005-2009. 2. Frank-Walter SteinmeierSteinmeier lahir di Detmold, Jerman pada 5 Januari 1956. Ia merupakan doktor dari Universitas Giessen. Kiprahnya di bidang politik dimulai sejak 1993. Kala itu ia menjabat sebagai kepala pemerintahan negara bagian Lower Saxony pada 1993-1994. Berpengalaman sebagai penasehat hukum, Steinmeier juga pernah terpilih sebagai menteri luar negeri Jerman periode 2005 hingga 2009. Di waktu bersamaan ia juga menjabat sebagai deputi kanselir pada 2007-2009.[6][7] 3. Guido WesterwelleWesterwelle lahir pada 1962 di Bonn. Ia menjadi politisi sejak 1980an. Pada 2001 ia terpilih menjadi pemimpin Partai Demokrat Liberal. Menjelang pemilihan ia terlibat kontroversi karena tampil dalam acara Big Brothers dan menulis tujuan pemilu 18% pada sepatunya.[8][9] 4. Oskar LafontaineOskar Lafontaine lahir pada 16 September 1963 di Saarlouis. Ia bergabung dengan Partai Demokrat Sosial pada usia 23 tahun. Selain pernah menjabat sebagai wali kota Saarbrucken pada 1974-1976, ia juga pernah menjadi Menteri Keuangan Federal Jerman pada 1998-1999.[10][11] 5. Jurgen TrittinTrittin berasal dari Jerman Barat. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Keamanan Nuklir pada 1998 hingga 2005. Lulusan ilmu sosial ini tercatat pernah aktif dalam menyuarakan antirasisme.[12] HasilHasil dari pemilihan umum ini adalah terdapat 5 partai yang berhak melaju ke kursi parlemen. Perolehan suara terbanyak didapatkan oleh Partai Persatuan Demokrat Kristen dengan presentase suara sebesar 33.8%. Hal ini membawa Angela Merkel terpilih sebagai kanselir Jerman untuk kedua kalinya. Di peringkat kedua diisi oleh Partai Demokrat Sosial dengan perolehan suara sebesar 23% kemudian diikuti dengan Partai Demokrat Liberal (14.6%), Partai Kiri (11.9%) dan Partai Hijau (10.7%). Adapun partai-partai lainnya seperti Partai Demokrat Nasional dan Partai Republik tidak berhasil mendapatkan kursi di parlemen karena tidak memenuhi syarat ambang batas parlemen atau dikenal dengan istilah Fünf-Prozent-Hürde dalam Bahasa Jerman.[13] Referensi
|