Pemetaan otakPemetaan otak adalah sekumpulan teknik neurosains yang didasarkan pada pemetaan jumlah atau sifat (biologis) ke dalam gambaran spasial otak (manusia ataupun bukan) yang dihasilkan dalam peta. Selayang pandangSemua neuroimaging dapat dianggap pemetaan otak. Pemetaan otak dapat dipahami sebagai bentuk tinggi neuroimaging, memproduksi pencitraan otak yang ditambah dengan hasil pemrosesan atau analisis data (pencitraan ataupun non-pencitraan) tambahan, seperti peta yang memproyeksikan (ukuran) perilaku ke regio otak (lihat fMRI). Teknik pemetaan otak berkembang secara konstan, dan mengandalkan perkembangan dan perbaikan perolehan, gambaran, analisis, visualisasi, dan teknik interpretasi gambar. Neuroimaging fungsional dan struktural adalah inti dari pemetaan otak. SejarahPada akhir tahun 1980-an di Amerika Serikat, Lembaga Kedokteran Akademi Ilmiah Nasional ditugaskan membentuk panel untuk menyelidiki nilai informasi neurosains terpadu melewati berbagai macam teknik.[1] Yang perlu diperhatikan adalah penggunaan MRI fungsional (fMRI), elektroensefalografi (EEG), tomografi emisi positron (PET) dan teknik pemindaian non-invasif lainnya untuk memetakan anatomi, fisiologi, perfusi, fungsi, dan fenotipe otak manusia. Otak yang sehat dan sakit dapat dipetakan untuk mempelajari ingatan, pembelajaran, penuaan, dan efek obat pada berbagai populasi seperti orang dengan skizofrenia, autisme, dan depresi klinik. Hal ini menimbulkan pendirian Proyek Otak Manusia.[2] Menyusul berbagai pertemuan, International Consortium for Brain Mapping (ICBM) muncul.[3] Tujuan akhirnya adalah mengembangkan atlas otak komputatif yang fleksibel. Atlas terkini
Lihat juga
Rujukan
Bacaan lanjut
Pranala luar
|