Pemerkosaan berkelompokPemerkosaan berkelompok terjadi saat sekelompok orang ikut dalam pemerkosaan korban tunggal. Pemerkosaan yang melibatkan sekitar dua tersangka atau lebih (biasanya sekitar tiga orang[1]) dikabarkan terjadi di seluruh dunia. Terdapat informasi dan statistik sistematis tentang masalah ini, namun terbatas. Satu studi menunjukkan bahwa para tersangka dan korban insiden pemerkosaan berkelompok berusia muda dengan kemungkinan besar pengangguran. Pemerkosaan berkelompok meliputi penggunaan narkoba dan alkohol, serangan malam, dan serangan seksual yang dikarenakan kurangnya kekuatan atau senjata dari korban pemerkosaan.[2] Studi lainnya menemukan bahwa serangan seksual berkelompok lebih keras dan memiliki kekuatan yang lebih besar terhadap korban ketimbang serangan seksual individual dan korban serangan seksual berkelompok akan lebih mencari pelayanan krisis dan polisi, melakukan bunuh diri dan mencari psikoterapi ketimbang orang-orang yang terlibat dalam serangan individual.[3] Negara spesifikIndonesiaKasus pemerkosaan berkelompok yang dilaporkan meliputi pemerkosaan berkelompok anak berusia enam tahun di Jakarta International School[4] pemerkosaan berkelompok pelajar Malaysian di Indonesia,[5] dan kasus pemerkosaan berkelompok Aceh dimana korbannya dituduh berzinah saat ia melaporkan kejahatan tersebut.[6] Sebuah studi Lancet[7] di Jakarta dan Jayapura, pulau Nugini, menemukan peringkat pemerkosaan berkelompok berjumlah 2% dan 6.8% dari seluruh pria Indonesia yang, pada beberapa titik masa hidupnya, melakukan pemerkosaan pelaku berganda. Sekitar 52% pelaku telah memperkosa lebih dari satu wanita, 64% orang-orang yang telah melakukan pemerkosaan berkelompok telah memperkosan mitranya sebagai pelaku tunggal serta non-mitra saat pemerkosaan berkelompok, sementara 12% telah memperkosa wanita dan memperkosa seorang pria. Studi juga menemukan bahwa 90% pemerkosa di Indonesia berusia 15-29 tahun saat mereka melakukan pemerkosaan pertamanya.[7] Referensi
Bacaan tambahan
|