Pemerintahan Sementara Republik Tiongkok
Premerintah Sementara Republik Tiongkok (Hanzi tradisional: 中華民國臨時政府; Hanzi sederhana: 中华民国临时政府; Pinyin: Zhōnghuá Mínguó Línshí Zhèngfǔ atau Jepang: Chūka Minkoku Rinji Seifu) adalah pemerintahan sementara Tiongkok yang dilindungi oleh Jepang yang ada dari tahun 1937 hingga 1940 selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua.[2] SejarahSetelah penaklukan Tiongkok Utara, Markas Umum Kekaisaran Jepang membuat sebuah rezim kolaborator sebagai bagian dari strategi untuk membuat daerah penyangga otonom (buffer zone) antara Tiongkok dan Manchukuo yang dikontrol Jepang. Secara nominal, pemerintahan baru ini menguasai Hopei, Shantung, Shansi, Henan dan Kiangsu.[3] Pemerintah Sementara Republik Tiongkok diresmikan secara resmi oleh Wáng Kèmǐn, mantan menteri keuangan Kuomintang, pada 14 Desember 1937, dengan ibu kotanya di Beijing. Kegiatannya dengan hati-hati ditentukan dan diawasi oleh penasehat yang diberikan oleh Tentara Area Tiongkok Utara milik Jepang. Kegagalan Jepang memberikan otoritas yang nyata untuk Pemerintahan Sementara mendiskreditkan pemerintahan ini di mata penduduk lokal, dan membuat keberadaannya hanya menjadi alat propaganda terbatas untuk pemerintah Jepang.[4] Pemerintahan Sementara bersama dengan Pemerintahan Reformasi Republik Tiongkok bergabung di dalam Republik Tiongkok-Nanjing yang dipimpin Wang Jingwei dan berpusat di Nanjing pada 30 Maret 1940. Tetapi dalam pratiknya sebenarnya pemerintahan ini tetap hampir independen dengan nama "Komisi Politik Masalah Tiongkok Utara" [5] (華北政務委員會) sebelum berakhirnya paerang. Tentara Pemerintahan SementaraKeamanan untuk Pemerintahan Sementara pada awalnya didapat dari 5,000 anggota kepolisian. Tentara Pemerintah Sementara mulai diorganisasi pada Mei 1938 dengan organisasi akademi militer yang dimiliki Jepang di Tongzhou. Bintara-bintara memulai enam bulan pelatihan pada bulan Februari 1939 dan angkatan bersenjata resmi dibentuk pada bulan September 1939. Pada awalnya Angkatan Darat harus mengisi sebagian besar anggota petugas dan slot bintara diisi dengan mantan perwira Nasionalis sampai petugas yang terlatih bisa mengambil alih. Tentara terdiri dari 13.200 orang, yang terdiri delapan resimen infanteri yang masing-masing beranggotakan 1,650 orang. Enam resimen kemudian diorgansasi dalam tiga brigade, dimana satu brigade terdiri atas dua resimen dan diletakkan di bawah komando dari Mayor Jenderal yang merupakan orang Tiongkok dengan penasihat dari Jepang. Selain itu, 400 pria pengawal yang kuat dibentuk untuk melindungi pejabat pemerintah setelah semua pengawal Wang Kemin yang merupakan orang Jepang tewas saat bertugas. Lihat jugaReferensi
|