Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakaru

Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakaru (PLTA Bakaru) adalah salah satu pembangkit listrik tenaga air milik Perusahaan Listrik Negara. PLTA Bakaru terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Sumber keuangan awal PLTA Bakaru diperoleh dari Badan Kerja Sama Internasional Jepang dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.[1]

Lokasi

Lokasi proyek ini sejauh 100 kilometer dari Kota Parepare dan sejauh 250 kilometer dari kota Makassar.[1]

Tujuan

PLTA Bakaru dibangun di sekitar daerah aliran sungai dari dua sungai besar di Sulawesi Selatan. Sungai tersebut ialah Sungai Mamasa dan Sungai Saddang. PLTA Bakaru dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di kota-kota dan kabupaten-kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan.[1]

Pembangunan awal

Pembiayaan untuk pembangunan PLTA Bakaru sepenuhnya didanai oleh Badan Kerja Sama Internasional Jepang dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi. Badan Kerja Sama Internasional Jepang memberikan pendanaan selama proses studi pra-investasi. Kegatan studi pra-investasi ini berlangsung sejak bulan Maret 1975 hingga bulan Oktober 1977.[1]

Setelah itu, pengelolaan pembangunan PLTA Bakaru dilaksanakan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi. Desain dan perancangan secara rinci serta supervisi implementasi proyek dilaksanakan oleh cabang Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi yang berlokasi di Jepang. Desain dan perancangan dilakukan sejak bulan Maret 1978 hingga bulan Mei 1984. Cabang ini juga diberi tugas untuk mengawasi pembangunan proyek. Supervisi implementasi proyek berlangsung sejak Maret 1984 hingga Maret 1991. Pekerjaan sipil, dan persiapan perlengkapan mekanikal elektrikal dikerjakan secara langsung oleh tim yang berasal dari pusat Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.[1]

Spesifikasi

PLTA Bakaru adalah pembangkit listrik utama bagi provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2008, kapasitas terpasangnya mencapai 400 MegaWatt.[2] Volume bersih harian dari waduk PLTA Bakaru adalah 2 juta meter kubik. Pada awal pengoperasiannya, volume kotornya sebesar 6,9 juta meter kubik. Kini, volume kotornya hanya mencapai 600.000 meter kubik.[3]

Generator PLTA Bakaru memiliki kapasitas terpasang sebesar 126 MegaWatt. Generator ini terbagi menjadi dua buah turbin dengan masing-masing berdaya listrik 63 MegaWatt. Turbin ini dapat beroperasi dengan ketinggian maksimum 322,2 meter. Maksimal debit air yang dapat melaluinya adalah 45 meter kubik per detik.[2]

Pengoperasian

PLTA Bakaru telah menerapkan beberapa mode operasi sejak pertama kali didirikan. Mode operasi yang pertama kali diterapkan adalah mode operasi Power Set. Setelah itu, PLTA Bakaru menerapkan mode Joint Power. Hingga tahun 2019, mode operasi yang diterapkan pada PLTA Bakaru adalah mode operasi Load Limit. Mode operasi Speed Governing menjadi metode baru yang akan diterapkan pada PLTA Bakaru. Mode ini dapat mencegah pemadaman listrik secara total di wilayah Sulawesi Selatan. Selain itu, metode ini juga mengurangi penggunaan air untuk pembangkitan listrik Langkah-langkah pengoperasiannya adalah sebagai berikut:[4]

  1. Pembatas baling-baling air dinaikkan ke posisi maksimal saat baling-baling mencapai beban maksimal.
  2. Pembatas gerbang dan pengaturan tegangan dibuka perlahan-lahan untuk mengatur peningkatan daya
  3. Fluktuasi frekuensi sistem harus diperhatikan secara terus-menerus oleh operator.
  4. Saat daya keluaran generator sudah sesuai dengan kebutuhan, frekuensi sistem dijaga agar tetap konstan.
  5. Saat daya keluaran hampir mencapai batas minimum, generator lain harus diturunkan daya keluarannya atau operasinya dihentikan sementara
  6. Saat daya keluaran generator hampir mencapai batas maksimu, generator lain harus dinaikkan dayanya.
  7. Kondisi beban dikondisikan pada generator-generator yang terhubung secara paralel.

Perawatan

Besarnya sedimentasi dari hulu sungai Mamasa menyebabkan berkurangnya volume penampungan air pada waduk PLTA Bakaru.[3] PLTA Bakaru merupakan pembangkit utama di Sulawesi Selatan, sehingga perawatan harus dilakukan pada kondisi mesin pembangkit harus tetap beropersi.[2] Penggelontoran sedimen dilakukan untuk mencegah penurunan efisiensi waduk PLTA Bakaru. Dengan menggunakan alat bernama Excavator Ponton Amfhibi, sedimen akan mudah terbawa oleh arus sungai.[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e Newjec. "Bakaru Hydroelectric Power Project". 
  2. ^ a b c "Indonesia - Bakaru | International Hydropower Association". www.hydropower.org. Diakses tanggal 2020-03-01. 
  3. ^ a b c "Menyelamatkan Waduk Bakaru". Mata Air. Maret 2018. 
  4. ^ "Mata Air Edisi 06 Tahun 2019 Pages 1 - 13 - Text Version | FlipHTML5". fliphtml5.com. Diakses tanggal 2020-03-01. 
Kembali kehalaman sebelumnya