Pecinan Yokohama

Zenrin-mon (Shanlinmen), gerbang di Pecinan Yokohama. Zenrin berarti persahabatan antarkeluarga atau negara bertetangga.

Pecinan Yokohama (横浜中華街, Yokohama Chūkagai) atau Hanzi Tradisional: 横濱中華街Jyutping: waang4 ban1 zung1 waa4 gaai1 adalah Pecinan di Yokohama, Jepang. Sebelumnya tempat ini pernah disebut sebagai Tōjin-chō dan Nankinmachi. Tempat ini banyak ditinggali oleh Tionghoa perantauan dari Guangdong. Sebagian besar jalan-jalan di Chinatown Yokohama diberi nama sesuai dengan asal daerah warga, misalnya Jalan Shanghai, Jalan Zhongshan, dan Jalan Fujian. Di distrik Naka-ku tempat Chinatown ini berada, populasi penduduk warganegara Republik Rakyat Tiongkok sekitar 4.000 orang, atau sekitar 30,3% dari total penduduk asing di distrik Naka-ku.[1] ō Di wilayah seluas 2.000 m² (0,2 hektare) ini dipadati lebih dari 500 bangunan toko kelontong dan rumah makan.[2] Chinatown di Yokohama merupakan Chinatown terbesar di Jepang sekaligus di Asia Timur. Dua Chinatown lainnya di Jepang, Chinatown Kobe dan Chinatown Nagasaki tidak seluas Chinatown Yokohama.

Sejarah

Chōyō-mon (gerbang timur)
Masobyō, kuil dewa laut Mazu.

Pada tahun 1859 setelah Pelabuhan Yokohama dibuka untuk perdagangan dengan kapal asing, permukiman orang asing (dalam bentuk konsesi) didirikan di Yokohama. Bersama-sama dengan kedatangan orang Eropa dan orang Amerika ke Yokohama, datang pula orang-orang bangsa lain yang dipekerjakan oleh para diplomat asing, dan sejumlah pedagang dan pedagang perantara dari Tiongkok. Sebagian besar pedagang waktu itu berasal dari Hong Kong dan Guangdong, dan kebanyakan dari mereka adalah kelahiran Guangdong.[3]

Setelah Yokohama dilayani oleh kapal rute reguler dengan Shanghai dan Hong Kong, pedagang ekspor-impor dari Tiongkok mulai berdatangan untuk menetap. Di salah satu sudut permukiman orang asing di Yokohama kemudian didirikan klenteng Guan Di, gedung kongsi Tiongkok, dan sekolah Tionghoa, sehingga di kemudian hari berkembang menjadi sebuah Chinatown. Sejak itu pula, hampir semua bangunan di tempat ini dijadikan tempat berdagang dengan dibukanya toko kelontong, toko pakaian, dan toko makanan, tapi rumah makan Tionghoa masih sedikit. Pedagang kaki lima yang menjual mi tarik (la mian, disebut lau min di Jepang) pertama kali bermunculan pada tahun 1872.[3]

Ketika pecah Perang Tiongkok-Jepang Pertama pada tahun 1894, pendatang dari Tiongkok banyak yang pulang ke tanah airnya. Setelah perang selesai dan tahun 1899 dilakukan revisi atas Perjanjian Tidak Adil, ketentuan mengenai permukiman khusus orang asing dihapus. Pendatang dari Tiongkok dikenakan pembatasan jenis pekerjaan yang boleh dilakukan, namun mereka dibolehkan untuk tinggal di luar permukiman orang asing. Ketika sedang mencari suaka di Jepang akibat terusir oleh Yuan Shikai, Sun Yat-sen melanjutkan perjuangan revolusi sambil terus dibantu oleh para Tionghoa perantauan.

Pada awal abad ke-20, tempat ini secara resmi belum disebut Chinatown, dan masih disebut permukiman orang asing. Dalam buku panduan industri dan perdagangan Kota Yokohama terbitan tahun 1921, misalnya, memuat jumlah toko di tempat ini. Dari total 263 unit toko, 149 unit di antaranya milik orang Jepang, 79 unit milik orang Eropa dan Amerika, sementara toko milik orang Tionghoa hanya 35 unit. Dari jumlah tersebut, hanya 5 unit yang dijadikan rumah makan Tionghoa. Tempat ini baru diramaikan dengan restoran Tionghoa sejak tahun 1900-an. Meiyo Kagami yang diterbitkan tahun 1910 mencatat tentang adanya 5 rumah makan Kanton yang terkenal di tempat ini.[4]

Setelah terjadinya gempa bumi besar Kanto 1 September 1923, tempat ini ikut hancur menjadi tinggal puing-puing. Orang Amerika dan orang Eropa banyak yang pulang ke negaranya masing-masing, dan hanya pendatang dari Tiongkok yang bertahan, hingga lambat laun tempat ini berubah menjadi Chinatown. Pada tahun 1930, pembangunan kembali tempat ini selesai, dan kembali ramai dikunjungi orang. Dalam buku Yokohama-shi-shi-kō: Fūzoku-hen (Manuskrip Sejarah Kota Yokohama: Edisi Adat Istiadat) terbitan tahun 1932 ditulis bahwa orang yang berkunjung ke Nankinmachi pertama-tama pasti akan melihat banyaknya rumah makan di sana, paling tidak ada lebih dari 20 restoran yang namanya berakhiran dengan lóu (楼, menara, bangunan). Dalam surat kabar Yokohama Bōeki Shinpō (Harian Niaga Yokohama) edisi 23 Juli 1934 memuat artikel yang membanggakan lezatnya masakan restoran Tionghoa di Nankinmachi. Namun ketika pecah Perang Tiongkok-Jepang Kedua pada tahun 1937, sebagian besar Tionghoa perantauan pulang ke daerah asalnya masing-masing, dan toko-toko di Nankinmachi tutup.

Setelah Perang Dunia II selesai, Pelabuhan Yokohama kembali menjadi ramai, dan orang-orang dari Hong Kong banyak berdatangan untuk menetap. Menurut harian Kanagawa Shimbun edisi 20 Februari 1946, perdagangan barang-barang dari daratan Tiongkok yang berlimpah diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah makan di Chinatown Yokohama hingga mencapai 96 rumah makan.

Pada tahun 1955, sebuah gerbang paifang didirikan di jalan besar yang merupakan jalan masuk ke tempat ini yang waktu disebut Nankinmachi (Kota Nanking). Pada plang yang dipasang di atas pintu gerbang diberi tulisan Chūkagai. Setelah ada tulisan tersebut, Nankinmachi lambat laun mulai disebut sebagai Chūkagai (Chinatown). Wisatawan juga mulai ramai berdatangan ke Chinatown Yokohama. Gerbang paifang tahun 1955 dibongkar pada tahun 1989, dan diganti gerbang baru. Pada plang di bagian atas pintu gerbang ditulis pepatah shinjin zenrin (親仁善隣) (qinren shanlin) yang berarti persahabatan antarnegara dan rumah yang bertetangga. Setelah adanya plang tersebut, nama gerbang ini ikut diubah menjadi Zenrin-mon (Shanlinmen).[5]

Jalur Minato Mirai yang menghubungkan Stasiun Yokohama dan Minato Mirai 21 diresmikan pada 1 Februari 2004. Stasiun tujuan akhir jalur kereta api bawah tanah Minato Mirai adalah Stasiun Motomachi-Chūkagai yang berada di Chinatown Yokohama. Dari Tokyo, kereta api Jalur Tōkyū Tōyoko berangkat dari Stasiun Shibuya dan juga berakhir di Stasiun Motomachi-Chūkagai. Setelah melewati Stasiun Yokohama, Jalur Tōkyū Tōyoko juga disebut Jalur Minato Mirai.

Catatan kaki

  1. ^ "第19 章 外国人人口" (PDF). Pemerintah Kota Yokohama. 2005. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-09-20. Diakses tanggal 2010-06-29. 
  2. ^ "Yokohama Sightseeing Spots". Yokohama Visitors' Guide. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-10. Diakses tanggal 2010-06-29. 
  3. ^ a b Sakamoto, Kazutoshi (2008). 誰も知らない中国拉麺之路 (ラーメンロード) : 日本ラーメンの源流を探る. Shogakukan. hlm. 57–59. ISBN 9784098250097. 
  4. ^ 横浜中華街 p. 83
  5. ^ "牌楼(パイロウ)と風水". Yokohama Chinatown Development Association. Diakses tanggal 2010-07-01. 

Referensi

  • Tanaka, Takeyuki (2009). 横浜中華街 : 世界最強のチャイナタウン. Tokyo: Chuokoron-Shinsha. ISBN 9784121503237. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya