Patung Dada Nefertiti
Patung Dada Nefertiti adalah patung dada berusia 3.300 tahun, terbuat dari batu kapur berlukis yang menggambarkan Nefertiti, Permaisuri Agung Firaun Akhenaten dari Mesir kuno, dan merupakan salah satu karya seni Mesir kuno yang paling banyak ditiru. Sebagai sosok yang dipatungkan, Nefertiti telah menjadi salah seorang wanita yang paling terkenal dari dunia kuno, dan simbol dari kecantikan wanita. Patung ini dipercaya dipahat pada tahun 1345 SM oleh pematung Thutmose. Sekelompok arkeolog Jerman yang dipimpin oleh Ludwig Borchardt menemukan patung dada Nefertiti pada tahun 1912 di ruang kerja Thutmose di Amarna, Mesir. Patung ini telah disimpan di berbagai lokasi di Jerman sejak penemuannya, termasuk di tambang garam Merkers-Kieselbach, Museum Dahlem (Berlin Barat), Egyptian Museum di Charlottenburg dan Altes Museum. Saat ini, patung dada Nefertiti dipajang di Museum Neues di Berlin, tempat ia disimpan sebelum Perang Dunia II. Patung dada Nefertiti telah menjadi simbol budaya Berlin, Jerman, serta Mesir kuno. Nefertiti sendiri juga turut menjadi ikon. Nefertiti secara luas dikenal karena kecantikan dan kepintarannya. Patung ini juga menjadi subjek perdebatan antara Jerman dengan Mesir, yang menginginkan agar patung tersebut dikembalikan ke tempat asalnya. Patung ini juga kerap menjadi kontroversi, termasuk kontroversi pameran seni Body of Nefertiti dan tuduhan mengenai keasliannya.[2] SejarahLatar belakangNefertiti (harfiah: "yang cantik telah datang") merupakan Permaisuri Agung (ibu suri) Firaun Akhenaten dari Dinasti kedelapanbelas Mesir pada abad ke-14 SM. Akhenaten menciptakan bentuk pemujaan monoteis baru bernama Atenisme yang didedikasikan untuk dewa Matahari Aten.[3] Sedikit yang diketahui mengenai Nefertiti. Teori menyatakan bahwa ia telah menjadi keluarga kerajaan Mesir sejak lahir. Lainnya berpendapat bahwa ia adalah seorang putri kerajaan asing atau putri dari pejabat pemerintah bernama Ay, yang menjadi firaun setelah Tutankhamun. Dia mungkin telah memimpin Mesir sebagai regent bersama Akhenaten, yang memerintah dari 1352-1336 SM.[3] Dari pernikahannya dengan Akhenaten, Nefertiti melahirkan enam putri, salah seorang putrinya, Ankhesenpaaten (berganti nama menjadi Ankhesenamun setelah penghapusan pemujaan Aten), menikah dengan Tutankhamun, anak tiri Nefertiti. Nefertiti menghilang dari sejarah pada tahun keduabelas pemerintahan Akhenaten, namun tidak diketahui apakah hal ini karena ia telah meninggal dunia atau karena ia mengganti namanya. Ia diduga pernah memerintah sebagai firaun dalam waktu singkat setelah kematian suaminya.[3][4] Patung dada Nefertiti dipercaya dibuat sekitar tahun 1345 SM oleh pematung Thutmose.[3][5] Patung dada ini tidak memiliki prasasti apapun, namun bisa dikenali bahwa sosok yang dipatungkan adalah Nefertiti melalui bentuk mahkota, yang ia kenakan pada karya seni Mesir kuno lainnya (sebagai contoh lihat 'house altar' di kanan).[6] PenemuanPatung dada Nefertiti ditemukan pada tanggal 6 Desember 1912 di Amarna oleh German Oriental Company (Deutsche Orient-Gesellschaft – DOG), dipimpin oleh arkeolog Jerman Ludwig Borchardt. Patung tersebut ditemukan di lokasi yang tampaknya merupakan ruang kerja Thutmose, bersama dengan patung dada Nefertiti lainnya yang belum terselesaikan.[7][8] Dalam diarinya, Borchardt menulis: "Tiba-tiba kami telah memegang karya seni Mesir yang paling hidup. Kau tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata. Kau harus melihatnya."[9] DeskripsiPatung dada Nefertiti memiliki tinggi 47 sentimeter (19 in) dan berat sekitar 20 kilogram (44 pon). Patung dada ini terbuat dari batu kapur yang ditutupi dengan lapisan stuko berlukis. Wajahnya sangat simetris dan hampir utuh, kecuali pupil mata kiri yang hilang dan ketiadaan tatahan di sebelah kanan.[10][11] Pupil mata kanan disisipi dengan kuarsa yang dicat hitam dan dilapisi dengan lilin lebah. Latar belakang soket-mata adalah batu kapur tanpa hiasan. Nefertiti mengenakan mahkota biru yang menjadi ciri khasnya, juga dikenal sebagai "mahkota topi Nefertiti", dengan sabuk diadem berwarna emas yang melingkar seperti pita horizontal dan bertemu di belakang mahkota, serta sebuah Uraeus (cobra) di atas alisnya–yang saat ini dalam keadaan rusak. Ia juga mengenakan kerah lebar dengan pola bunga-bunga.[12] Bagian telinga juga mengalami kerusakan.[11][13] Menurut David Silverman, patung dada Nefertiti mencerminkan gaya seni Mesir klasik, menyimpang dari "eksentrisitas" gaya seni Amarna, yang berkembang pada masa pemerintahan Akhenaten. Fungsi sebenarnya patung dada ini tidak diketahui, meskipun ada teori bahwa patung dada ini merupakan pemodelan pematung untuk digunakan sebagai dasar bagi potret resmi lainnya dan oleh sebab itu tetap disimpan di ruang kerja pematung.[14] PopularitasPatung dada Nefertiti telah menjadi "salah satu karya seni Mesir kuno yang paling banyak ditiru, dikagumi, dan diperebutkan", dan pameran patung ini dimanfaatkan untuk mempromosikan museum-museum di Berlin.[15] Patung dada ini dipandang sebagai "ikon kecantikan internasional".[16][17][18] "Menampilkan seorang wanita dengan leher panjang, alis yang melengkung elegan, tulang pipi yang tinggi, hidung ramping, dan senyum misterius di sekitar bibir yang merah, patung dada ini telah menjadikan Nefertiti sebagai wajah paling cantik dari zaman kuno."[17] Ia digambarkan sebagai patung dada paling terkenal dari zaman kuno, sebanding dengan topeng Tutankhamun.[12] Nefertiti juga telah menjadi ikon budaya Berlin.[7] Sekitar 500.000 pengunjung melihat patung dada Nefertiti setiap tahun.[19] Patung dada ini digambarkan sebagai "karya seni paling dikenal dari Mesir kuno, atau bahkan dari seluruh zaman kuno".[20] Wajahnya ditampilkan pada kartu pos Berlin dan pada prangko Jerman Barat tahun 1989.[18][21] KontroversiPatung dada Nefertiti telah berada di Jerman sejak tahun 1913. Saat ini, patung dada Nefertiti dipajang di Museum Neues di Berlin. Selama bertahun-tahun, pemerintah Mesir telah berulang kali melakukan negosiasi dan menuntut agar patung tersebut dikembalikan kepada mereka, namun negosiasi selalu berakhir dengan kebuntuan karena Jerman menolak mengembalikannya.[7][22] Pemerintah Mesir percaya bahwa Nefertiti adalah milik Mesir dan patung tersebut dibawa keluar dari Mesir secara ilegal dan karena itu harus dikembalikan. Sedangkan Jerman berdalih mereka adalah pemilik sah patung tersebut karena mendapatkannya melalui penggalian resmi.[23] Referensi
Pranala luar
|