Patokpicis, Wajak, Malang
Letak Desa PatokpicisSecara geografis, Desa Patokpicis terletak di kaki gunung Semeru sebelah barat. Secara astronomis terletak pada 112° 37’ 32” sampai 122° 54’ 56” dan 8° 21’ 45”, dengan luas wilayah 573.328 Ha. Secara administratif, Desa Patokpicis terletak di wilayah Kecamatan Wajak Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga antara lain: Sebelah Utara : Desa Dawuhan Kecamatan Poncokusumo. Sebelah Timur : Wilayah PERHUTANI Sektor Bambang Utara. Sebelah Selatan : Desa Dadapan Kecamatan Wajak. Sebelah Barat : Desa Blayu Kecamatan Wajak. Untuk menuju Dusun Patokpicis, diperlukan waktu tiga puluh hingga empat puluh lima menit, melihat kondisi jalan yang dilewati berbatu, berdebu dan agak menanjak. Dusun Patokpicis merupakan dusun paling timur, dengan keadaan yang tidak lebih baik dari dusun lain. Jalan yang ada di Desa Patokpicis rata-rata berbatu dan berdebu, tanpa aspal. Puluhan truk datang dan pergi melewati jalan ini setiap harinya untuk mengangkut barang galian seperti pasir dan batu. Agama dan KepercayaanAgama yang dianut oleh seluruh penduduk Desa Patokpicis mayoritas Islam. Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Di desa Patokpicis sendiri terdapat sebuah situs bersejarah yang berbentuk makam yang dipercayai warga desa sekitar merupakan makam yang berhubungan dengan lahirnya aksara jawa. Makam bersejarah ini terletak di Kampung Keramat Desa Patokpicis Kecamatan Wajak. Tetapi meskipun makam ini sering dikunjungi para warga, makam ini terlihat tidak terawat. Dengan bangunan yang warnanya sudah kusam, beberapa tiang kayu belum di cat, lingkungan makam kotor karena ada beberapa pohon besar di sekitar makam. Selain itu karena tempatnya yang sedikit pelosok, makam ini jarang diketahui oleh warga umum keberadaannya. Ini juga merupakan salah satu faktor yang membuat makam kurang terawat. Situs makam keramat Mbah Setyo Setuhu dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata sejarah, wisata religi dan wisata edukasi kepada Masyarakat.[1] Objek WisataSalah satu objek wisata di Desa Patokpicis Kabupaten Malang yang menggunakan konsep alam sebagai lokasi wisata adalah Wisata Kampung Enem. Wisata Kampung Enem menggunakan konsep wisata berbasis lingkungan dengan memanfaatkan daerah hutan pinus sebagai lokasi pembangungan wisata. Wisata Kampung Enem atau Wiken merupakan objek wisata yang menggunakan konsep alam yang dibangun di lingkungan hutan pinus. Pesona alam dari hutan pinus memberikan nilai tersendiri untuk menarik minat wisatawan. Selain suasana asri dari hutan pinus, wisatawan dapat menikmati pemandangan dari hamparan bukit di sekitar lokasi wisata, taman, serta beberapa wahana yang telah disediakan seperti rumah pohon dan beberapa spot foto. Wisata Kampung Enem juga memiliki lokasi tersendiri yang sering digunakan untuk kegiatan Bumi Perkemahan. Upaya pengembangan terus dilakukan oleh Wisata Kampung Enem. Perencanaan untuk membangun wahana baru serta fasilitas-fasilitas lain telah dirancang oleh pengelola wisata. Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui nilai dari pemanfaatan lingkungan di daerah tersebut agar rencana pengembangan wisata tidak merusak kelestarian lingkungan yang ada. Wisata Kampung Enem dibangun secara swadaya oleh masyarakat di daerah tersebut. Terdapat lebih dari 50 orang yang menjadi pengelola tempat wisata. Dana pembangunan dan pengelolaan yang digunakan merupakan dana pribadi pengelola yang terkumpul melalui kegiatan iuran. Wisata Kampung Enem hanya memiliki beberapa wahana, diantaranya rumah pohon, taman, flying fox, dan beberapa spot foto. Pengelola wisata menjelaskan bahwa mereka memiliki rencana pengembangan untuk membuat beberapa wahana baru yang diharapkan akan menambah daya tarik bagi wisatawan. Rencana tersebut berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya lingkungan di daerah hutan pinus. Aspek BudayaAspek sosial budaya berttitik tolak dari kondisi nilai-nilai kemasyarakatan yang ada di Desa Patokpicis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang dari aspek anggaran kendala minimnya pendapatan asli Desa menjadi kendala program kerja BPD karena hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah saja. Sementara masalah finensial merupakan salah satu daya dukumg kelancaran pengelolaan atau manajemen organisasi dan pelaksanaan setiap program kerja. Faktor yang tidak kalah penting adalah penyuluhan atau pelatihan berkenan dengan ketentuan dan perundangan Badan Perwakilan Desa (BPD) penyuluhan atau pelatihan yang terealisasi hanya ditujukan pada ketua atau wakil dan sekertasis BPD saja. Terbentuknya Badan Perwakilan Desa di Desa Patokpicis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang lebih dapat mewujudkan aspirasi dan demokrasi masyarakat karena dipilih oleh masyarakat dan tidak termonopoli oleh pemerintah desa dibandingkan dengan lembaga kemasyarakatan yang terbentuk sebelimnya yang dinilai kurang efesien dan evektif kinerjanya untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat desa.
|