Pasukan Quds
Pasukan Quds,[1] (bahasa Persia: نیروی قدس Nīrū-ye Qods, atau سپاه قدس Sepāh-e Qods) adalah pasukan khusus dari Pengawal Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial Iran.[2] Pasukan Quds memberikan laporan pertanggungjawaban langsung ke Pemimpin Agung Iran, Ali Khamenei.[3][4] Panglima pasukan ini adalah Mayor Jenderal Qasem Soleimani[5] dan wakilnya Hossein Hamadani.[6] Kekuatan pasukan ini tidak diketahui secara pasti.[7] Namun, pada tahun 2007, diperkirakan mencapai 15.000 tentara.[8] Amerika Serikat menyatakan Pasukan Quds sebagai organisasi pendukung terorisme sejak tahun 2007.[9] SejarahPasukan Quds didirikan pada Perang Iran-Irak sebagai sebuah unit khusus dari Pengawal Revolusi Iran. Baik selama dan setelah perang, pasukan ini memberikan bantuan kepada Kurdi untuk melawan Saddam Hussein. Pada tahun 1982, Pasukan Quds dikerahkan ke Lebanon untuk membantu pembentukan Hizbullah.[10] Pasukan ini juga memperluas operasinya ke negara tetangga Afghanistan pada tahun 1980-an, terutama untuk membantu organisasi Hezbe Wahdat yang dipimpin Abdul Ali Mazari melawan pemerintahan Mohammad Najibullah. Kemudian Pasukan ini mulai mendanai dan mendukung Aliansi Utara yang dipimpin Ahmad Shah Massoud untuk melawan Taliban.[11] Namun, baru-baru ini, Pasukan Quds diyakini telah membantu para gerilyawan Taliban melawan pemerintahan Karzai yang didukung NATO.[12][13][14][15][16][17][18] Ada juga laporan yang menyatakan bahwa pasukan ini membantu Muslim Bosnia melawan Serbia Bosnia selama perang Yugoslavia.[19][20][21] Menurut surat kabar Mesir, Al-Ahram, mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad membantu mendanai Pasukan Quds saat mereka ditempatkan di garnisun Ramazan dekat Irak, selama akhir 1980-an.[22] MisiPada Januari 2010, menurut The Washington Institute for Near East Policy, misi Pasukan Quds semakin meluas dan Pasukan Quds bersama dengan Hizbullah memulai kampanye baru untuk tidak hanya menyerang AS dan Israel, tetapi juga negara Barat lainnya.[23] OrganisasiPasukan Quds disebut "aktif di puluhan negara".[7] Menurut mantan perwira US Army intelligence David Dionisi, terdapat delapan direktorat di Pasukan Quds berdasarkan lokasi geografis:[24]
Jumlah pasukanJumlah dari Pasukan Quds tidak diketahui secara pasti. Beberapa ahli memperkirakan bahwa jumlah personel Pasukan Quds tidak lebih dari 2.000 orang, dengan 800 pasukan inti, dan lainnya mengatakan bahwa jumla personel bisa berkisar di antara 3.000 sampai 50.000 orang.[25][26][27] Analisis dari luarWalau mereka langsung memberikan laporan ke Pemimpin Tertinggi Iran, ada perdebatan bagaimana Pasukan Quds bekerja.[25] Mahan Abedin, direktur riset Center for the Study of Terrorism yang berbasis di London (dan editor Islamism Digest), meyakini bahwa pasukan ini tidak independen: "Pasukan Quds, meskipun mereka adalah departemen yang sangat khusus dengan disiplin militer yang tinggi. Mereka dikendalikan sepenuhnya oleh Pengawal Revolusi Iran, dan Pengawal Revolusi Iran sangat dikontrol ketat oleh pejabat pemerintahan tertinggi di Iran."[28] Menurut Los Angeles Times,[25] "mereka adalah pasukan yang handal—personelnya sangat berbakat, [dan] mereka adalah orang-orang terbaik di Pengawal Revolusi".[28] AktivitasPasukan Quds melatih dan mempersenjatai kelompok revolusioner Islam di seluruh Timur Tengah. Petunjuk bagi paramiliter diberikan oleh Pasukan Quds terutama di Iran atau Sudan. Rekrutan asing dibawa dari negara asal mereka ke Iran untuk menerima pelatihan. Terkadang Pasukan Quds memainkan peranan yang lebih langsung dalam operasi militer, termasuk rencana sebelum serangan dan saran operasi militer khusus.[24] Perang melawan Negara Islam Irak dan SuriahPada 2014, Pasukan Quds dikerahkan ke Irak untuk memimpin Iran melawan NIIS. Iran mengirim tiga batalion Pasukan Quds untuk membantu pemerintah Irak mengalahkan NIIS pada Serangan Irak Utara 2014.[29] Lebih dari 40 perwira ikut serta dalam Pertempuran Tikrit Kedua (March 2015), termasuk pemimpin pasukan, Jend. Qasem Soleimani yang memimpin operasi secara langsung. SuriahPanglima Pengawal Revolusi Jafari mengumumkan pada16 September 2012 bahwa Pasukan Quds ada di Suriah.[30] Pada tahun 2014, Iran meningkatkan jumlah personel yang dikerahkan di Suriah dengan beberapa ratus ahli militer, termasuk komandan senior dari Pasukan Quds, menurut sumber di Iran dan ahli keamanan. Sementara komandan senior Pengawal Revolusi yang baru saja pensiun mengatakan bahwa ada 60 sampai 70 komandan Pasukan Quds di Suriah pada waktu itu.[31] Peran utama pasukan ini untuk menggali informasi dan mengatur logistik untuk pemerintah Suriah.[31][32] Pada November 2015, Pasukan Quds melakukan misi penyelamatan yang sukses terhadap pilot Rusia yang ditembak jatuh oleh jet tempur Turki. Panglima Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani berkomunikasi dengan Rusia dan mengatakan bahwa unit khusus telah dibentuk dan siap untuk misi penyelamatan. Dia juga menjelaskan bahwa pasukan tersebut terdiri dari Hizbullah Lebanon dan serdadu Pasukan Khusus Suriah yang telah dilatih secara khusus oleh instruktur Iran. Terlepas dari ini, serdadu Suriah mengenali medan operasi denga baik. Setelah lokasi pilot Rusia ditemukan pada enam kilometer di belakang garis depan antara pasukan tentara Suriah dan pasukan lawan. Pasukan Khusus tersebut memasuki wilayah yang dikuasai militan berhasil menyelamatkan pilot Rusia, dan juga menghancurkan teroris yang bersenjatakan peralatan modern. Seluruh 24 pasukan tersebut selamat dan bahkan tidak terluka sedikitpun.[33] Dinyatakan sebagai organisasi terorisDepartmen Keuangan Amerika Serikat menyatakan Pasukan Quds sebagai organisasi teroris karena memberikan dukungan material kepada organisasi teroris lainnya pada 25 Oktober 2007.[9] Pemerintah Kanada menyatakan Pasukan Quds sebagai organisasi teroris pada 17 Desember 2012.[34] Referensi
|