Pasar SudimampirPasar Sudimampir adalah salah satu pasar tradisional di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Lokasi pasar ini berada di pusat Kota Banjarmasin, yaitu di samping Jembatan Sudimampir, Jalan Pangeran Antasari, namun alamat pasar Sudimampir sendiri terletak di Jalan Ujung Murung, Banjarmasin. Pasar Sudimampir merupakan sebuah kawasan pasar dan merupakan pasar tradisional terbesar di Kalimantan Selatan. Pasar Sudimampir adalah gabungan dari beberapa pasar seperti Pasar Sudimampir I, Sudimampir II dan Sudimampir Baru yang menjual pakaian. Sedangkan Pasar Cempaka menjual pakaian, barang kelontong, dan obat-obatan. Kemudian ada Pasar Lima yang menjual sembako, barang pecah belah, dan bahan bangunan.[1] Selain itu juga ada Pasar Kapuk yang terletak di lantai 3 Pasar Sudimampir, namun saat ini kondisinya sudah ditinggalkan dan berubah menjadi gudang.[2] Pasar Sudimampir mampu menyumbangkan pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin sebesar Rp 6 miliar per tahunnya.[1] SejarahBerdasarkan sumber tertulis masa Hindia Belanda, diperkirakan bahwa Pasar Sudimampir dibangun pada 1920-an dan digagas oleh Ir. Kartens pada 1937. Adapun pembangunan dilaksanakan secara bertahap hingga 3-5 tahun dan terealisasi di tahun 1942. [3] Adapun pembangunan dilakukan oleh perusahaan swasta Soedi Mampir. [4] Sejak masa Hindia Belanda, status kepemilikan toko di pasar Sudimampir terbagi dua, milik perusahaan swasta, Borsumij (Borneo Sumatera Handel Maatschappij) dan milik Gemeente (pemerintah kota) Banjarmasin.[5] Awalnya, pasar ini bertujuan sebagai lokasi baru untuk tempat berdagang sayur dan ikan di sisi sungai Martapura. Sedangkan di bagian depan pasar, pihak Pemerintah Kota Banjarmasin dan Perusahaan Borsumij mendirikan toko beton bertingkat. Kawasan pasar ini melingkupi juga dua bioskop yaitu Bioskop Eendracht dan Corrie, yang kemudian bertambah satu lagi yaitu Bioskop Rex. Bagian tengah pasar dimanfaatkan sebagai tempat parkir taksi angkutan umum dan jalan sekelilingnya diberi nama Soedi Mampir Weg.[3] Pada masa kedatangan Jepang ke Indonesia pada awal tahun 1940an. Toko dan bangunan di pasar ini dihancurkan oleh Hindia Belanda yang bertujuan agar fasilitas ini tidak digunakan oleh Jepang. Selain Pasar Sudimampir, turut dihancurkan juga adalah Pasar Ujung Murung hingga Pasar Lima.[4] Pada pertengahan 90-an, kawasan Pasar Sudimampir menjadi tujuan hiburan masyarakat. Hal ini dikarenakan terdapat tiga bioskop yang lokasinya berada di sekitar pasar Sudimampir, yakni Bioskop Ria, President dan Dewi. Sedangkan di bagian atap pasar sempat pula dijadikan semacam area kuliner.[6] Pada saat kerusuhan Banjarmasin tahun 1997, kawasan pasar ini juga tidak luput dari perusakan oleh masa. Meskipun Pasar Sudimampir beserta Pasar Baru dan Pasar Antasari sudah ditutup, namun toko-toko yang berada di bagian depat ikut hancur.[7] Pada awal 2000-an sempat dibangun jembatan penghubung antara Pasar Sudimampir dan Pasar Malabar yang letaknya berseberangan. Namun setelah beberapa tahun jembatan baja itu tidak berfungsi sebagaimana layaknya dan pada akhir 2000-an kemudian dibongkar. Pada 17 September 2005, sebanyak 50 kios beserta barang dagangannya tercebur ke Sungai Martapura akibat ambruknya sebagian bangunan Pasar Sudimampir. Diperkirakan kerugian para pedagang mencapai miliaran rupiah.[8] Pasar ini mengalami ambruk kembali pada 5 April 2021 yang diakibatkan oleh cuaca buruk dan usia bangunan yang sudah tua.[9] Rencana renovasiPemerintah kota Banjarmasin berencana untuk merevitalisasi kawasan pasar Sudimampir pada awal 2021. Rencananya pasar baru ini akan memiliki 8 lantai dengan total 2.300 unit kios. Namun, rencana ini sempat menerima penolakan dari pedagang.[10] Kawasan pasar SudimampirPasar KapukPasar KongPasar Ujung MurungPasar ini berada di samping kanan pasar Sudimampir dan diperkiran berusia sudah 50 tahun lebih. Pasar ini terdiri dari 2 lantai, dimana lantai atas awalnya adalah toko jahit namun berganti menjadi gudang hingga tidak ditempati lagi dan sudah hancur. Sedangkan lantai bawah masih digunakan oleh tiga toko pakaian. Bangunan pasar ini bukan milik pemerintah kota, milik pribadi atau swasta. Hasil survey oleh tim pengamat tata kota pada 2014 menyebutkan bahwa bangunan Pasar Ujung Murung sudah tidak layak pakai. Hak Guna Bangunan pasar ini akan habis pada 2025 dan akan dilanjutkan dengan revitalisasi menjadi pasar modern.[11] Pasar Amandit, Pasar Atom Kilat dan Pasar BesarPasar SudirapiPasar Harum ManisIsi pasarPasar ini merupakan pusat grosir terbesar di Banjarmasin dan dikenal sebagai pasar tempat para pedagang busana berbelanja. Selain itu juga dijual berbagai barang seperti perlengkapan muslim, perlengkapan umrah dan haji,[12] keperluan rumah tangga seperti gelas, piring, gorden, taplak meja dan karpet. Lalu ada lagi tas, dompet, handuk, sepatu, sandal, kaus kaki, mainan anak, berbagai pernak-pernik oleh-oleh khas Timur Tengah seperti peralatan makan dan minum, kurma, kismis, pakaian dalam, kembang renteng hingga kue-kue jajanan khas Banjar seperti kakicak, jaring atau jengkol dan kue bingka.[5] Pasar ini terdiri dari dua tingkat, di tingkat pertama kebanyakan dipenuhi penjual makanan, bunga[13], karpet, alas kaki dan tas. Sementara di tingkat dua dipenuhi pedagang busana. Di seberang pasar ini banyak pedagang kaki lima yang berjualan kurma, berbagai camilan, telur penyu mentah dan matang hingga berbagai jenis songkok termasuk peci akar jangang khas Banjar. Pasar ini dilengkapi dengan area parkir mobil di bagian atapnya dan di seberangnya tempat parkir sepeda motor dan juga ada musala yang terletak di lantai dua dan di atap.[14] PedagangMayoritas pedagang di Pasar Sudimampir ini bukanlah orang Banjar, melainkan pedagang dari Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Data Dinas Pasar Kota Banjarmasin menyebutkan total jumlah pedagang di Pasar Sudimampir adalah 1.200 pedagang baik besar maupun kecil dan jumlah tenaga kerja yang terlibat di pasar diperkirakan mencapai 500 orang.[1] TokoMenurut data pada Januari 1940, di wilayah Pasar Sudimampir, terdapat beberapa kantor, toko dan pedagang yang mengisi kawasan pasar ini. Diantaranya adalah:[5]
Sedangkan pada 1949, terdapat kantor, toko dan pedagang yang mengisi kawasan pasar ini. Diantaranya adalah:[5]
AksesPasar ini dapat diakses menggunakan kendaraan umum dan pribadi. Jika menggunakan angkutan kota, maka bisa naik angkot jurusan Pasar Sentra Antasari, berganti angkot dan minta turun di depan Pasar Lima. Kemudian bisa berjalan kaki dan menyebrang maka akan tiba di pasar Sudimampir.[14] Selain menggunakan jalur darat, Pasar Sudimampir juga bisa diakses melalui jalur sungai. Perahu penumpang akan parkir di dermaga pasar Baru atau dermaga Pasar Ujung Murung dan bisa dilanjutkan berjalan kaki menuju pasar Sudimampir.[15] PermasalahanPada 2018, di kawasan Pasar Sudimampir diterapkan sistem parkir baru, yaitu sistem parkir elektronik. Namun sistem parkir ini hanya bertahan 3 bulan sejak diterapkan. hal ini dikarenakan ketidaksesuaian penerapan dan hasil yang di inginkan. Seperti misalnya memerlukan alat tambahan berupa aplikasi hp dan printer, selain itu juga masalah setoran yang kurang daripada parkir berbasis manual dan parkir sistem ini memakan waktu yang cukup lama sehingga antrean memanjang.[16] Adanya anak jalanan yang berkeliaran juga turut membuat pedagang dan pengunjung resah.[17] Lokasi pasar Sudimampir yang berada di tepi sungai Martapura juga membuat kawasan pasar ini akan tergenang apabila sedang ada periode pasang. Selain akibat pasang surut air sungai, hal ini juga kadang dipengaruhi oleh tingginya debit sungai Martapura dikarenakan cuaca buruk.[18] Referensi
|