Paroki Santo Lukas, Apo Kayan

Paroki Santo Lukas, Apo Kayan
LokasiPastoran Katolik Long Ampung Kayan Selatan, Malinau,
Kalimantan Utara
Jumlah anggota/umatkurang lebih 1.500 jiwa
Situs webhttp://parokiapokayan.wordpress.com/
Sejarah
DedikasiSanto Lukas
Administrasi
KeuskupanKeuskupan Tanjung Selor
Parokial
Stasi6

Paroki Apo Kayan, atau disebut juga Paroki Santo Lukas Apo Kayan adalah paroki Gereja Katolik Roma di pedalaman wilayah Keuskupan Tanjung Selor; berpusat di Desa Long Ampung - Kecamatan Kayan Selatan, di Kabupaten Malinau - Kalimantan Utara. Wilayah Paroki Apo Kayan mencakup 3 kecamatan yang termasuk daerah pemerintahan Kabupaten Malinau. Kabupaten Malinau itu sendiri termasuk daerah Propinsi Kalimantan Utara, yang mana dahulu termasuk Provinsi Kalimantan Timur. Tiga kecamatan yang menjadi wilayah pelayanan pastoral Paroki Apo Kayan meliputi Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Selatan, dan Kecamatan Sungai Boh. Kecamatan Kayan Hulu dan Selatan adalah daerah perbatasan dengan negara Malaysia, Serawak bagian timur. Wilayah ini disebut Apo Kayan karena berada di wilayah perbukitan yang dilalui Sungai Kayan atau daerah hulunya Sungai Kayan.[1]

Pusat Paroki

Pusat Paroki Apo Kayan mencakup Desa Metulang dan Desa Long Ampung di Kecamatan Kayan Selatan, Malinau. Jumlah umat di pusat paroki (selain stasi) kurang lebih 300 jiwa, sebagian besar adalah Suku Kenyah Lepoq Jalan; umat terbanyak adalah di daerah Metulang. Di Metulang sudah ada Sekolah Dasar, SLTP dan SLTA swasta namun kurang memadai dan sangat sederhana; beberapa pemuda-pemudi yang dari keluarga berkecukupan bersekolah di Tarakan, Malinau, dan Samarinda.[2]

Pemilihan pusat paroki di daerah tersebut adalah karena berdekatan dengan Bandar Udara Long Ampung (Apo Kayan); merupakan yang terbaik, sudah beraspal, dibanding bandara perintis yang ada di daerah kecamatan Apo Kayan lainnya. Pesawat perintis adalah satu-satunya sarana transportasi yang sangat penting bagi masyarakat sekitar Apo Kayan, karena tidak ada jalan darat atau sungai, menuju kota Kabupaten Malinau, Tarakan, dan ibu kota Propinsi Samarinda untuk pelbagai kebutuhan sehari-hari seperti anak sekolah, garam, gula, orang sakit, dan lain-lain.[1]

Stasi

Paroki Apo Kayan memiliki 6 stasi:[2][3]

  • Stasi Agung Baru St. Maria Goreti, mencakup Desa Agung Baru - Kecamatan Sungai Boh
    • Jumlah umat kurang lebih 150 jiwa, sebagian besar Suku Kenyah Lepog Tou dan Lepoq Tukung.
    • Perjalanan dari pusat paroki ke stasi ditempuh dalam setengah hari dengan perahu bermotor (ches) dan jalan kaki.
  • Stasi Lebusan St. Tarsisius, mencakup Desa Long Lebusan - Kecamatan Sungai Boh
    • Jumlah umat sekitar 500 orang; rata-rata dari Suku Kenyah, 1 orang suku jawa dan 2 orang suku dari NTT.
    • Perjalanan ditempuh dalam 45 menit berjalan kaki dan naik ches jika dari Stasi Agung Baru; namun jika dari Stasi Mahak kurang lebih 3 jam berjalan kaki dan naik ches 30 menit.
  • Stasi Dumu Mahak St. Markus, mencakup Desa Dumu Mahak - Kecamatan Sungai Boh
    • Umat yang menetap berjumlah 122 jiwa (33 KK) belum terhitung umat pendatang yang adalah karyawan perusahaan kayu. Penduduk asli adalah Suku Kenyah; pendatang sangat beragam ada Jawa, Banjarmasin, Bugis, NTT, Flores, Jawa Barat, dll.
    • Perjalanan jika dari Stasi Agung Baru dilakukan dengan naik ches daan kemudian jalan kaki selama 3 jam. Jika dari kota Samarinda, naik kapal feri di Sungai Mahakam sampai Stasi Batu Majang kemudian dilanjutkan naik kendaraan perusahaan kayu; dengan total waktu perjalanan jika lancar adalah 3 hari 2 malam.
  • Stasi Long Nawang, mencakup Desa Long Nawang - Kecamatan Kayan Hulu
    • Terdiri dari 2 Kepala Keluarga (KK); umat yang berdiam antara lain Suku Dayak Kenyah Lepog Tou, Suku Dayak Bahau, dan Toraja. Penambahan umat Katolik terjadi karena kedatangan pegawai pemerintahan yang bertugas di Long Nawang, misalnya bidan, mantri kesehatan, guru.
    • Perjalanan dari pusat paroki Apo Kayan ke Long Nawang ditempuh dengan perahu bermotor (ches) waktu tempuh kurang lebih 1 Jam, jalan kaki kurang lebih 4 jam,dan naik sepeda motor 1 jam.
  • Stasi Lidung Payau St. Sisilia, mencakup Desa Lidung Payau - Kecamatan Kayan Selatan
    • Jumlah umat sekitar 200 jiwa, sebagian besar adalah Suku Kenyah Lepoq Tou dan 2 orang Suku Jawa.
    • Perjalanan dari pusat paroki ke stasi bisa ditempuh dengan jalan kaki kurang lebih 2 jam, sepeda motor 0,5 - 1 jam.
  • Stasi Sie Barang St. Petrus, mencakup Desa Long Sungai Barang - Kecamatan Kayan Selatan
    • Jumlah umat sekitar 200 jiwa dari Suku Kenyah Lepoq Tukung.
    • Perjalanan ke Stasi Sungai Barang dari pusat paroki memakan waktu setengah; sementara dari Stasi Lidung Payau kurang lebih 3 jam jalan kaki. Kendaraan dan ches tidak bisa digunakan karena jalanan yang sempit, berbukit terjal, dan melewati anak sungai dengan riam yang berbahaya.

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya