Pari toka-toka[3] (Brevitrygon heterura), atau ada pula yang menyebutnya pari ketoka, adalah sejenis ikan bertulang rawan anggota suku pari sengat Dasyatidae.[4]:259 Pari ini menyebar di perairan laut tropis sekitar Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, hingga ke Thailand sebelah barat.[1] Sebelumnya, nama ilmiah ikan pari ini adalah Himantura walga, yang setelah pemisahan wilayah sebarannya terbatas di sekitar Laut Merah, Teluk Aden, Laut Arab, serta Teluk Persia ke timur hingga pesisir Mumbai di anak-benua India.[5]
Pengenalan
Ikan pari ini berukuran kecil; lebar badannya maksimal sekitar 24 cm DW (disc width, lebar cawan; yakni lebar melintang dari ujung ke ujung 'sayap' atau sirip dada). Jenis ini dapat dikenali melalui kombinasi beberapa ciri berikut:[4]:258-9[6]:218
Lempengan tubuhnya berbentuk agak bundar telur
Sisi atas tubuh berwarna kecokelatan atau keabu-abuan, tanpa pola; sisi bawah keputih-putihan, terkadang dengan tepi belakang berwarna cokelat abu-abu kekuningan
Terdapat jalur sempit dengan tonjolan-tonjolan kecil serupa duri di atas tengkuk hingga ke ekor bagian depan
Ekornya pendek, tidak menyerupaicambuk; ujungnya membesar dan tumpul pada hewan betina dewasa
Duri sengat terletak di sisi atas ekor di bagian depan
Di bagian bawah ekor tidak terdapat selaput atau lipatan kulit
Di sisi atas pangkal ekor terdapat duri-duri kecil yang cukup panjang, mencapai panjang hampir setengah diameter mata
Duri-duri kecil di bagian tengah punggung tidak ada atau tidak berkembang.
Bio-ekologi
Pari jantan dan betina mencapai kedewasaan pada ukuran 16–17 cm DW; sementara ukuran anak ikan pada saat lahir sekitar 8–10 cm DW. Pari ketoka bersifat vivipar dengan kecenderungan histotrofi. Anak yang dilahirkan berjumlah 1–2 ekor, dengan lama masa kandungan yang belum diketahui. Musim kawin ikan ini tidak tetap.[4]:258-9
Pari ketoka hidup di dasar perairan (demersal) di sekitar kepulauan dan paparan benua; kadang-kadang ditemukan pula di daerah pantai perairan teluk. Mangsanya terdiri dari krustasea kecil dan ikan-ikan kecil.[4]:258-9
Pemanfaatan
Pari ini umumnya ditangkap dalam jumlah besar dengan pukat dasar atau pukat harimau. Dipasarkan secara lokal, pari ini dikonsumsi sebagai ikan segar atau ikan asin.[6]:219
Jenis serupa
Pari halus (Brevitrygon javaensis) berwarna dan berbentuk serupa. Perbedaannya: ekornya lebih panjang dan lebih menyerupai cambuk; di sisi bawah ekor terdapat semacam lipatan kulit; di sisi atas ekor tidak ada duri-duri kecil; sementara di jalur tengah di atas punggung terdapat 1-3 deretan duri-duri yang membesar.[4]:260-1 Pari halus hanya ditemukan di perairan selatan pulau Jawa, di sekitar Cilacap.[7]
^Bleeker, P. (1852). "Bijdrage tot de kennis der Plagiostomen van den Indischen Archipel". Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, 24 (art. 12): 1–92, Pls. 1–4
^ abcdeWhite, W.T., P.R. Last, J.D. Stevens, G.K. Yearsley, Fahmi, Dharmadi. (2006). "Economically important sharks and rays of Indonesia. (Hiu dan pari yang bernilai ekonomis penting di Indonesia)". ACIAR monograph series no. 124. ISBN 1 86320 517 9 (sebagai Himantura walga)
^ abLast, P.R., W.T. White, J.N. Caira, Fahmi, Dharmadi, K. Jensen, A.P.K. Liem, B.M. Manjaji-Matsumoto, G.J.P. Naylor, J.J. Pogonoski, J.D. Stevens, G.K. Yearsley. (2010). Sharks and rays of Borneo. Collingwood: CSIRO Publishing. ISBN 9781921605642 (pdf)
^Last, P.R., & W.T. White. (2013). "Two new stingrays (Chondrichthyes: Dasyatidae) from the eastern Indonesian Archipelago". Zootaxa3722(1): 001–21. DOI: http://dx.doi.org/10.11646/zootaxa.3722.1.1