Parbulu, Waelata, Buru

Parbulu
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenBuru
KecamatanWaelata
Kode pos
97574
Kode Kemendagri81.04.12.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 3°25′38.53″S 127°0′0.40″E / 3.4273694°S 127.0001111°E / -3.4273694; 127.0001111


Parbulu adalah sebuah nama desa yang berada di wilayah Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, Indonesia

Sejarah

Dahulu desa Parbulu merupakan sebuah hutan belantara yang sangat luas dan berda di salah satu daerah yang berada di Kepulauan Maluku. Namun hutan yang sangat belantara tersebut berubah ketika pemerintah mendatangkan para pengasingan yang dianggap sebagi bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI), di mana para anggota pengasingan tersebut diberikan satu tugas untuk membuka lahan tersebut sebagai lokasi pertanian dan bermukimnya masyarakat transmigran dari pulau Jawa. Kegiatan pembersihan yang dilakukan para pengasingan tersebut berlangsung selama 15 tahun lamanya karena mereka membuka lahan tersebut menggunakan alat-alat sederhana, sedangkan menurut masyarakat pengasingan yang bertahan sampai sekarang dikatakan saat itu hutan yang berada di desa Parbulu berisi pohon-pohonan yang sangat besar yang tingginya bisa mencapai 10-30 meter sehingga mereka sangat kewalahan karena pemerintah hanya menyediakan alat-alat yang sangat sederhana sekali. Setelah pembersihan lahan yang berlangsung 15 tahun lamanya selesai para pengasingan dipulangkan ke daerah asal mereka meskipun ada beberapa pengasingan yang bertahan sampai sekarang. Setelah pembersihan lahan selesai bagi para pengasingan yang masih bertahan diberikan tugas untuk membangun perumahan transmigrasi yang dibantu oleh tukang-tukang yang berasal dari pulau jawa yang sengaja didatangkan oleh pemerintah supaya membantu mereka setelah selesai mengerjakan tugas yang di berikan oleh mereka selang beberapa bulan datanglah para masyarakat transmigran yang berdatanagn dari pulau Jawa. Mereka mulai mendiami lokasi tersebut hingga beberpa bulan para pengasing yang Bertahan mulai memikirkan nama yang cocok buat lokasi tersebut di mana penggagas pemberian nama tersebut adalah bapak Roni selaku warga pengsingan yang masih bertahan beliau menyarankan nama Era barata yang di mana Era memiliki arti Sejarah Atau waktu sedangkan barata adalah murah dari kedua arti tersebut memiliki arti era di mana segala seuatu berlangsung dengan murah atau mudah walau memiliki banyak rintangan yang menghalang, penggunaan nama era barata tidak berlangsung lama karana pasca penaam era barta sebagai nama desa malah tidak seperti yang di harapakan, di karnakan sering terjadi antara perselisihan antra masyrkat desa dan konflik sering kali terjadi di antra masyarakat dan telah menelan korban jiwa dalam peristiwa tersbut para tetua desa mulai resah dengan hal tersebut mereka beranggapan nama tersebut kurang tepat buat desa, sehingga para tetua adat, tokoh masyarakat, staf desa dan para masyarakat akan mengadakan rapat dengan agenda pengantian nama desa, rapat tersebut berlangsung kurang lebih 2 hari lamanya. Setelah mengadakan rapat bersama mereka mulai menyepakati satu nama yang pas buat desa tersebut yaitu "Parbulu", di mana Parbulu memiliki arti yang berarti "bambu yang berbulu" karena lingkungan sekitar desa banyak terdapat pohon-pohon bambu yang memiliki bulu, sehingga mereka sepakat dengan nama tersebut. Nama "Parbulu" masih bertahan hingga sekarang.

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya