Pambakal Sulil

Pambakal Sulil atau nama lengkap beliau Sulaiman adalah pemimpin pejuang Perang Banjar di Sungai Kapuas-Murung dan Pulau Petak. Dia dikenal dengan membuat benteng darat dan air di Soengi-Besaran, Soengi-Petak, Soengi-Kajoe, Pulau Telo. Dia memasang benteng besi yang dijarah untuk pertahanan, dan dia sering membuat rakit dari kayu gelondongan (Kotta mara), dari pohon-pohon yang begitu melimpah di wilayah ini, sangat kuat, dan tahan banting.[1][2]

DAFTAR PAMBAKAL PAHLAWAN PERANG BANJAR :

1. Pambakal Sulil - Pemimpin Perjuangan Di Sungai Kapuas Murung

2. Pambakal Melinkan Dari Lanskap Karau

3. Pambakal Noto, disebut juga Kiai Demang Raksa Joeda atau Demang Moeda

4. Pambakal Soetoen atau Pambakal Soeta oeno, juga disebut Kiai Singa Pati

5. Pambakal Ali Akbar, disebut juga Tumenggung Ali Akbar

6. Pambakal Nasir, juga disebut Kiai Moerta Djaja

7. Pambakal Djenal

8. Pambakal Gafur

9. Pambakal Awang

10. Pambakal Unus

11. Pambakal Ulak

12. Pambakal Bakim

13. Pambakal Kendit

14. Pambakal Doeraop

15. Pambakal Intan

16. Pambakal Timang

17. Pambakal Mail

18. Pambakal Karim suami Alooh Ongka binti Kiai Siangasari[3][4] [5] melahirkan anak Nyai Intan (Alooh Intan) berputri Njahi Ratoe Siti (Alooh Mariama /Alooh Siti Mariama )cicit Kiai Singasari dan cucu Pembakan Karim[3][4] [6] ,Nyai Intan (Alooh Intan) berputri Njahi Ratoe Siti (Mariama) Nama Sebelum Menikah: Alooh Mariama / Alooh Siti Mariama Gelar Setelah Menikah: Njahi Ratoe Siti, kemudian dikenal sebagai Ratu Siti setelah gelar "Nyai" dihilangkan Keturunan


Kiai Singasari
Suami Alooh Arijah
Alooh oengka istri Pambakal Karim
Alooh Sinah
Istri Pangeran Muhammad Napis Raja Kusan III
Anang Danoe Redja/Nanang Danoe Redja
Kiai Danoe Radja suami Alooh Aminah Binti Nyai Sutadipa binti Dipa Nata bin Kiai Singasari mempunyai anak 3 orang
Alooh Intan
Njahi Intan istri Gusti Kusin Putra Nyai Intan Sari binti Kiai Singsari,melahirkan Njahi Ratoe Siti (Mariama) Nama Sebelum Menikah: Alooh Mariama / Alooh Siti Mariama Gelar Setelah Menikah: Njahi Ratoe Siti, kemudian dikenal sebagai Ratu Siti setelah gelar "Nyai" dihilangkan melahirkan Gusti Andarun
Alooh Namir

Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Keturunan Kiai Singasari,termasuk golongan anak cucu orang sepuluh (Nanang-nanangan Raja) yang berhak memakai gelar bangsawan rendah yaitu gelar Nanang atau Anang untuk keturunan lelaki dan Alooh (Galuh) untuk keturunan perempuan.Sebelum menjadi permaisuri, gelarnya adalah Nyai saja Dari Nyai Bukan Menjadi Ratu.setelah menjadi permaisuri gelar Ratu ditambahkan di belakang gelar Nyai menjadi Nyai Ratu. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia bukan berasal dari golongan keturunan raja bangsawan rendah, lain halnya jika isteri utama Sultan berasal dari golongan keturunan Raja, maka namanya secara langsung otomatis disebut Ratu saja, tanpa kata Nyai di depannya.Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Biasanya gelar dari isteri utama Pangeran Mahkota yang bukan berasal dari keturunan raja adalah Nyai Besar, kemudian setelah menjadi permaisuri Sultan disebut Nyai Ratu.

Referensi

  1. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 23. Ter Lands-drukkerij. 1861. hlm. 70. 
  2. ^ Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin (dalam bahasa Belanda). Ter Landsdrukkerij. 1865. hlm. 93. 
  3. ^ a b http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
  4. ^ a b Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865
  5. ^
    Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53
  6. ^
    Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53
Kembali kehalaman sebelumnya