Otto Warburg
Otto Heinrich Warburg (8 Oktober 1883 – 1 Agustus 1970) ialah seorang biokimiawan Jerman yang memenangkan Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran 1931 untuk penelitiannya pada pernapasan sel. Setelah mendapatkan gelar doktor dalam ilmu kimia di Universitas Berlin (1906) dan dalam ilmu kedokteran di Heidelberg (1911), Warburg menjadi tokoh menonjol dalam institut Berlin-Dahlem. Ia pertama kali menjadi terkenal karena karyanya tentang metabolisme berbagai jenis ova di Stasiun Biologi Laut di Napoli. Penelitian Warburg dimulai di awal 1920-an. Ketika mengamati proses konsumsi oksigen oleh sel-sel dari organisme hidup, ia memperkenalkan penggunaan manometri (pengukuran perubahan tekanan gas) untuk mempelajari tingkat di mana bagian-bagian jaringan hidup mengonsumsi oksigen. Pencariannya akan unsur pokok sel yang terlibat dalam konsumsi oksigen menyebabkan ia mengidentifikasikan peranan sitokrom, sekelompok enzim di mana kelompok heme yang bermuatan besi mengikat oksigen molekuler, seperti yang terjadi dalam hemoglobin pigmen darah. Pada tahun 1932 Warburg telah berhasil mengisolasi yang pertama dari apa yang disebut enzim-enzim kuning, atau flavoprotein, yang berperan serta dalam reaksi -reaksi dehidrogenasi dalam sel. Ia menemukan bahwa enzim-enzim ini bertindak dalam kaitan dengan komponen nonprotein (kini disebut koenzim), flavin adenin dinukleotida. Pada 1935 ia menemukan bahwa nikotinamid membentuk bagian koenzim lainnya, yang kini disebut nikotinamida adenin dinukleotida, yang juga terlibat dalam dehidrogenasi biologis. Warburg juga meneliti fotosintesis dan merupakan orang pertama yang mengamati bahwa perkembangan sel-sel yang ganas memerlukan jumlah oksigen yang jauh lebih kecil daripada sel normal. Hadiah Nobel 1931 yang diterimanya ialah pengakuan untuk penelitiannya dalam enzim pernapasan. Dari 1931 ia menjabat sebagai kepala Institut Max Planck untuk Fisiologi Sel di Berlin (Barat). Pada 1944 ia ditawari Hadiah Nobel kedua, tetapi karena ia seorang Yahudi, dicegah menerima hadiah itu oleh rezim Hitler. Namun rezim ini pun tidak berani menahannya karena prestise internasionalnya. Pranala luar
|