Orientasi seksual ego-distonik

Orientasi seksual ego-distonik
Informasi umum
SpesialisasiPsikiatri, psikologi Sunting ini di Wikidata

Orientasi seksual ego-distonik adalah penyakit kejiwaan ego-distonik yang terjadi ketika seseorang memiliki orientasi atau ketertarikan seksual yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, sehingga mengakibatkan kegelisahan dan hasrat untuk mengubah orientasi seksualnya. Istilah ini tidak membahas orientasi seksual itu sendiri, tetapi konflik antara orientasi seksual yang diinginkan dengan orientasi seksual yang dimiliki.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan orientasi seksual ego-distonik ke dalam ICD-10. Diagnosis WHO mencakup situasi ketika orientasi seksual seseorang sudah jelas, tetapi penyakit psikologis dan perilaku membuat pasien tetap ingin mengubah orientasi tersebut. Panduan diagnosis ini memberikan catatan bahwa orientasi seksual sendiri bukan penyakit.[1] Namun telah dihapus dalam ICD-11.

Psikoterapi afirmatif gay membantu orang LGB untuk memeriksa dan menerima orientasi seksual mereka dan hubungan seksual yang berkaitan. Psikolog dan seluruh profesional medis arus utama di negeri amerika mendukung bahwa homoseksualitas dan biseksualitas tidak diindikasikan sebagai penyakit mental.[2]

Kontradiktif

Diagnosis terbilang baru,[3] mengenai homoseksual yg tidak diinginkan atau tidak diharapkan, tidak sesuai, bernama HOCD. Orang yang diketahui tidak ingin menjadi homoseksual atau menyadari sesuatu hal buruk tentang homoseksualnya,[4] hingga rasa bersalah.[5][6] Ada beberapa data yg menjelaskan ‘tidak sesuai dengan yg diinginkan individu tersebut’.[7] Dan data lain juga mengatakan, yang sudah menjadi homoseksual namun merasa ‘tidak nyaman'.[8]

Professional klinis atau terapis yang melakukan psikoterapi ‘penerimaan’ atau afirmatif atau menasihati orang tersebut untuk membantu mereka menerima 'nasibnya' dikhawatirkan bisa memperburuk gejalanya,[3] menyebabkan gangguan mental lainya, perubahan hidup yang dramatis,[3][6] kehilangan pekerjaan, hubungan, frustasi, depresi. Dalam beberapa kasus yang tidak menguntungkan, terapis salah mendiagnosis orang dengan HOCD sebagai 'kebingungan identitas seksual', kasus yang lainnya meminta agar menerima homoseksualnya dan memperparah gejalanya. Tapi ini tidak akurat karena mereka mungkin benar-benar memiliki OCD yang sangat bisa diobati. Banyak kerugian terjadi ketika HOCD salah didiagnosis dengan cara ini, itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk menemukan terapis yang akrab dengan OCD dan subtipe HOCD.[9]

Mengingat kesadaran pikiran, fantasi, realita, perasaan positif dan keyakinan diri dapat dipengaruhi gejala Psikosis, dimana penyakit kejiwaan lebih dari satu dapat terjadi bersamaan,[10][11] dan penyebabnya multifaktor seperti faktor genetik.[12]

Terhubung dengan kondisi awal patologis homoseksual mengenai ke-gagalan dorongan[13]. Serta bahaya fisik akan prilaku ketidakcocokan jenis kelamin,[14][15] bukti terbaru psikopatologi,[16] dan faktor genetik tunggal yang diperbarui ternyata tidak memiliki pengaruh efektif.[17]

Catatan kaki

  1. ^ ICD-10: Lihat bagian F66.
  2. ^ APA:Guidelines for Psychotherapy with Lesbian, Gay, & Bisexual Clients
  3. ^ a b c "Homosexual OCD Symptoms and HOCD Treatment Options". Center for Treatment of Anxiety & Mood Disorders (dalam bahasa Inggris). 
  4. ^ Bhatia, Manjeet S.; Kaur, Jaswinder (2015-1). "Homosexual Obsessive Compulsive Disorder (HOCD): A Rare Case Report". Journal of Clinical and Diagnostic Research : JCDR. 9 (1): VD01–VD02. doi:10.7860/JCDR/2015/10773.5377. ISSN 2249-782X. PMC 4347158alt=Dapat diakses gratis. PMID 25738067. 
  5. ^ Coimbra-Gomes, Elvis; Motschenbacher, Heiko (2019). "Language, normativity, and sexual orientation obsessive-compulsive disorder (SO-OCD): A corpus-assisted discourse analysis". Language in Society. 48 (4): 565. ISSN 0047-4045. 
  6. ^ a b "HOCD: What It Is, Signs, & Treatments". Choosing Therapy (dalam bahasa Inggris). 
  7. ^ "Sexual Orientation OCD (HOCD) • Treatment • CalOCD" (dalam bahasa Inggris). 2019-05-28. 
  8. ^ Igartua, Karine J. (Fall 2015). "[Distinguishing normal identity formation process for sexual minorities from obsessive compulsive disorder with sexual orientation obsessions]". Sante Mentale Au Quebec. 40 (3): 129–144. ISSN 0383-6320. PMID 26966852. 
  9. ^ "Homosexual or HOCD | OCD Spectrum | OCD and Anxiety Treatment Specialists in Pittsburgh, PA". ocdpittsburgh.com (dalam bahasa Inggris). 2020-09-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-01. 
  10. ^ Kessler, Ronald C.; Merikangas, Kathleen R. (2006-03-24). "The National Comorbidity Survey Replication (NCS‐R): background and aims". International Journal of Methods in Psychiatric Research. 13 (2): 60–68. doi:10.1002/mpr.166. ISSN 1049-8931. PMC 6878416alt=Dapat diakses gratis. PMID 15297904. 
  11. ^ "Co-Occurring Disorders | Psychology Today". www.psychologytoday.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-01. 
  12. ^ Compton, Michael T.; Broussard, Beth (2010-01-28). The First Episode of Psychosis: A Guide for Patients and Their Families (dalam bahasa Inggris). 
  13. ^ American Psychiatric Association. (1980). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (3rd ed.).
  14. ^ European Study Group on Heterosexual Transmission of HIV (1992). "Comparison of female to male and male to female transmission of HIV in 563 stable couples". BMJ. 304 (6830): 809–813. PMID 1392708. 
  15. ^ Varghese, B., Maher, J. E., Peterman, T. A., Branson, B. M. and Steketee, R. W. (2002). "Reducing the risk of sexual HIV transmission: quantifying the per-act risk for HIV on the basis of choice of partner, sex act, and condom use". Sex. Transm. Dis. 29 (1): 38–43. PMID 11773877. 
  16. ^ Bőthe, Beáta; Bartók, Réka; Tóth-Király, István; Reid, Rory C.; Griffiths, Mark D.; Demetrovics, Zsolt; Orosz, Gábor (2018-11-01). "Hypersexuality, Gender, and Sexual Orientation: A Large-Scale Psychometric Survey Study". Archives of Sexual Behavior (dalam bahasa Inggris). 47 (8): 2265–2276. doi:10.1007/s10508-018-1201-z. ISSN 1573-2800. 
  17. ^ "There is no 'gay gene.' There is no 'straight gene.' Sexuality is just complex, study confirms". PBS NewsHour (dalam bahasa Inggris). 2019-08-29. Diakses tanggal 2022-09-15. 


Kembali kehalaman sebelumnya