Operasi Light

F4U Corsair melakukan pendaratan darurat di HMS Victorious setelah menyerang pasukan Jepang di Sigli. Tangki luarnya terlepas dan terbakar.

Operasi Light adalah operasi laut Britania Raya pada Perang Dunia II yang dipimpin Laksamana Muda Clement Moody.[1] Tujuannya adalah melakukan serangan udara terhadap pasukan Jepang di Sigli, Aceh, Indonesia, dan pengintaian udara di Kepulauan Nicobar pada tanggal 16–23 September 1944.[1][2] Operasi ini dijadwalkan bertepatan dengan pendaratan Sekutu di Morotai, Operasi Tradewind, dan pendaratan U.S. 1st Marine Division di Peleliu.[2]

Tentang

Operasi ini dilaksanakan oleh kapal induk HMS Victorious dan HMS Indomitable yang mengangkut pesawat Vought F4U Corsair dan dikawal oleh kapal perang HMS Howe,[3] kapal jelajah Cumberland, kapal perusak Racehorse, Raider, Rapid, Redoubt, Relentless, Rocket, Rotherham.[1]

Serangan ini menghadapi beberapa kendala. Pertama, karena kapal induk tidak efisien, Victorious hanya dapat meluncurkan 22 pesawat, dan Indomitable memerlukan "empat puluh menit dan dua muatan dek terpisah untuk mengerahkan delapan belas pesawat saja."[4] Kedua, "awak Fleet Air Arm tidak memiliki intelijen target yang memadai karena tidak ada pesawat pengintai jarak sangat jauh (V.L.R.) di India dan Ceylon."[5] Laporan serangan menyatkaan bahwa, "Usai serangan, pesawat tempur mengitari wilayah untuk mencari bangunan paling mencolok di sana. Bangunan-bangunan tersebut ditembaki dengan karena dianggap sebagai kediaman petinggi Jepang."[6]

Referensi

  1. ^ a b c Jürgen Rohwer, Chronology of the War at Sea, 1939-1945: The Naval History of World War II, page 359, 2005.
  2. ^ a b John Winton, The Forgotten Fleet, page 53, 1969.
  3. ^ M. J. Whitley, Battleships of World War Two: An International Encyclopedia, page 149, 1999.
  4. ^ H. P. Willmott - 1996, Grave of a Dozen Schemes: British Naval Planning and the War Against Japan, 1943-1945, p. 136, 1996.
  5. ^ Robert Jackson, The Royal Navy in World War II, p. 120, 1997.
  6. ^ Andrew Thomas, Royal Navy Aces of World War 2, 2013.

Kembali kehalaman sebelumnya