Nyeri panggul

Nyeri panggul adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut.[1] Nyeri panggul terjadi karena adanya gangguan infeksi atau kondisi yang memengaruhi salah satu organ di bagian panggul, seperti usus atau saluran kandung kemih. Pada wanita, nyeri panggul dapat menjadi tanda adanya gangguan pada organ reproduksi, seperti kram menstruasi dan ovulasi, atau masalah gastrointestinal, seperti intoleransi makanan.[2] Sedangkan pada pria, nyeri panggul terjadi pada penderita batu ginjal, hernia, atau infeksi saluran kemih.[3]

Berdasarkan waktu terjadinya, nyeri panggul tergolong menjadi dua jenis yaitu nyeri panggul akut dan nyeri panggul kronis. Nyeri panggul akut terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung sementara. Sedangkan nyeri panggul kronis terjadi 6 bulan atau lebih lama.

Penyebab

Penyebab umum biasanya terjadi karena infeksi yang memengaruhi salah satu organ di area panggul, seperti sembelit atau sindrom iritasi usus besar serta infeksi saluran kemih.

Penyebab nyeri panggul akut:

  • Penyakit radang panggul, yaitu infeksi di dalam rahim yang merusak jaringan di sekitarnya.[2]
  • Penyakit usus buntu (apendisitis), yaitu peradangan pada usus buntu, yaitu organ berbentuk kantong berukuran 5–10 cm yang tersambung ke usus besar. Kondisi ini umumnya ditandai dengan nyeri di perut bagian kanan bawah.[4]
  • Radang rongga perut (peritonitis), yaitu peradangan pada peritoneum, yaitu selaput tipis yang membatasi dinding dalam perut dan organ-organ perut. Peradangan ini umumnya disebabkan oleh infeksi.[5]
  • Kista ovarium (jinak maupun ganas), terjadi ketika ovarium gagal melepaskan sel telur. Hal ini terjadi mungkin karena folikel yang menahan telur tidak terbuka sepenuhnya untuk melepaskan telur atau mungkin tersumbat oleh cairan.[2]
  • Infeksi saluran kemih, yaitu peradangan di kandung kemih karena infeksi bakteri.[2]
  • Sembelit atau konstipasi, kondisi yang ditandai dengan sulit buang air besar (BAB) atau frekuensi BAB yang lebih sedikit daripada biasanya.[6]
  • Kehamilan ektopik, yaitu kehamilan yang terjadi di luar rahim.

Penyebab nyeri panggul kronis:

  • Adenomiosis, yaitu kondisi ketika endometrium atau lapisan permukaan rongga rahim tumbuh di dalam dinding otot rahim (miometrium).[7]
  • Endometriosis, yaitu ketika endometrium atau jaringan yang melapisi bagian dalam rahim, tumbuh di luar rahim.[2]
  • Hernia, yaitu benjolan yang muncul akibat keluarnya organ dalam tubuh melalui jaringan di sekitarnya yang melemah.[8]
  • Irritable bowel syndrome (sindrom iritasi usus besar), kelainan usus yang menyebabkan nyeri dan gejala, termasuk sembelit, diare, dan kembung.[2]
  • Kerusakan atau terhimpitnya saraf panggul.
  • Mioma, yaitu tumor atau benjolan yang tumbuh di dinding rahim bagian dalam atau bagian luar.[9]
  • Radang panggul kronis.

Jika dikelompokan berdasarkan gender, penyebab nyeri panggul pada wanita umumnya terjadi karena nyeri akibat haid atau menstruasi, gangguan pada organ reproduksi wanita seperti kista ovarium dan endometriosis. Sedangkan penyebab nyeri panggul pada pria terkadang dapat disebabkan oleh kondisi yang memengaruhi prostat, seperti prostatitis.[1]

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya nyeri panggul, antara lain mengalami disfungsi pelvic floor, melakukan hubungan seksual yang tidak aman yang menyebabkan meningkatnya risiko penyebaran penyakit menular seksual, sedang dalam kondisi kehamilan tertentu, seperti kehamilan ektopik atau keguguran, dan mengalami konstipasi berkepanjangan.[10]

Gejala

Gejala yang biasanya dialami ketika nyeri panggul berlangsung antara lain kram atau nyeri berdenyut yang datang dan pergi akibat nyeri haid (dismenore), gangguan di usus, batu ginjal, atau apendisitis nyeri di sekitar area panggul akibat peradangan, rasa sakit yang tersebar di seluruh area perut akibat peritonitis, rasa sakit yang berkembang secara perlahan, akibat apendisitis atau obstruksi usus. Kemudian rasa sakit yang semakin buruk ketika bergerak atau saat perut ditekan yang dapat disebabkan oleh peritonitis, rasa sakit yang terasa tajam dan menusuk secara tiba-tiba akibat penyumbatan pembuluh darah di organ-organ panggul, nyeri ketika berhubungan seksual, yang bisa terjadi akibat endometriosis, adenomiosis, turun peranakan, atau radang panggul (pelvic inflammatory disease). Tergantung pada beberapa kasus, nyeri dapat menjalar ke punggung, bokong atau paha.

Kemudian ada gejala lain yang dapat menyertai baik pada kasus nyeri panggul akut maupun kronis, antara lain seperti demam, diare, keputihan, pendaarahan, nyeri ketika buang air kecil, mual, linglung dan penurunan kesadaran.

Komplikasi

Nyeri panggul kronis berjangka waktu lama yang tidak mendapat penanganan yang tepat dapat menyebabkan masalah yang lebih besar (komplikasi), juga mengakibatkan stres dan depresi, dan dapat memperburuk rasa sakit nyeri. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain, perkembangan abses pada saluran tuba dan ovarium, kehamilan ektopik, infertilitas. Penderita juga dapat mengalami gangguan tidur, gangguan seksual, serta penurunan kualitas hidup. [3][10]

Pengobatan

Pengobatan nyeri panggul akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Karenanya diperlukan diagnosis oleh dokter terlebih dahulu. Beberapa contoh tindakan pengobatan nyeri panggul antara lain yaitu pemberian antibiotik, seperti amoxicillin, ciprofloxacin, levofloxacin, trimethoprim, atau cephalexin di bawah pengawasan dokter jika penyebabnya adalah infeksi saluran kemih yang bertujuan mengatasi infeksi yang sedang berlangsung. Kemudian melakukan operasi jika penyebabnya adalah hernia., dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Selain beberapa tindakan tersebut, terapi fisik juga dapat membantu dalam beberapa kasus. Mendatangi konselor, psikolog, serta psikiater dapat mengatasi perasaan stres akibat menderita nyeri panggul kronis. Perawatan yang lebih baik dapat terus dilakukan agar nyeri panggul dapat disembuhkan dengan lebih cepat.

Sementara untuk meredakan nyeri, dokter akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau paracetamol. Meski demikian, obat ini biasanya tidak terlalu efektif dalam mengatasi nyeri panggul kronis.

Selain penggunaan obat-obatan, ada beberapa tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri panggul yaitu latihan relaksasi otot, terapi perilaku kognitif, kontrasepsi oral, suntik di titik pemicu nyeri, dan operasi.

Meski jarang, nyeri panggul juga dapat diatasi dengan operasi pengangkatan rahim (histerektomi). Metode ini dilakukan pada nyeri panggul akibat endometriosis atau miom yang parah.[3]

Pencegahan

Beberapa langkah dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah nyeri panggul, antara lain membiasakan hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, dengan memperbanyak asupan serat dari buah dan sayuran, serta mengurangi asupan lemak dan gula. Minum air putih yang cukup, berolahraga rutin setidaknya 30 menit sehari, duduk dengan posisi yang benar ketika bekerja, tidak mengangkat benda yang terlalu berat, dan senantiasa menjaga kebersihan organ kelamin. Kemudian mencegah penyakit menular seksual dengan melakukan hubungan intim yang aman dengan menggunakan kondom, tidak berganti-ganti pasangan, dan tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan yang tidak diketahui riwayat kesehatannya.[3][10]

Jika sedang dalam kondisi hamil, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan berkala, sebagai upaya deteksi dini jika timbul masalah selama masa kehamilan.

Referensi

  1. ^ a b "Pelvic pain". nhs.uk (dalam bahasa Inggris). 2017-10-19. Diakses tanggal 2023-04-11. 
  2. ^ a b c d e f Media, Kompas Cyber (2020-12-28). "15 Penyebab Nyeri Panggul pada Wanita yang Perlu Diketahui Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-04-11. 
  3. ^ a b c d "Nyeri Panggul". Alodokter. 2016-12-30. Diakses tanggal 2023-04-11. 
  4. ^ "Penyakit Usus Buntu". Alodokter. 2014-06-26. Diakses tanggal 2023-04-12. 
  5. ^ "Peritonitis". Alodokter. 2016-03-02. Diakses tanggal 2023-04-12. 
  6. ^ "Konstipasi". Alodokter. 2014-06-27. Diakses tanggal 2023-04-12. 
  7. ^ "Adenomiosis". Alodokter. 2019-04-15. Diakses tanggal 2023-04-12. 
  8. ^ "Hernia". Alodokter. 2014-07-10. Diakses tanggal 2023-04-12. 
  9. ^ "Miom". Alodokter. 2015-01-13. Diakses tanggal 2023-04-12. 
  10. ^ a b c Halodoc. "Nyeri Panggul". halodoc. Diakses tanggal 2023-04-11. 
Kembali kehalaman sebelumnya