Nurul Qomar
H. Nurul Qomar, S.Sos., M.M. (lahir 11 Maret 1960),[5] atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Abah Qomar, Komar, atau Qomar, adalah politikus, pemeran, dan pelawak Indonesia berdarah Sunda yang pernah menjabat Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dua periode sejak 2004 hingga 2014. Bersama dengan Derry, Eman, dan Ginanjar mereka membentuk grup lawak Empat Sekawan yang dikenal melalui komedi situasi Lika-Liku Laki-Laki. BiografiNurul Qomar dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1960 dari pasangan keluarga KH. Achmad Yusri dan Hj. Siti Choridah, anak pertama dari tujuh bersaudara, keluarga besar kakeknya tinggal di Cirebon, Jawa Barat, ibu kandungnya berasal dari Desa Sindang, Indramayu dan Bapak kandungnya berasal dari Desa Ciekek, Pandeglang-Banten. Sosok yang pernah dibesarkan oleh TOMTAM GRUP dan EMPAT SEKAWAN ini menjadi Anggota DPR-RI periode 2009-2014, Ia memutuskan untuk pindah ke Kabupaten Cirebon. Sejak 9 Februari 2017, Qomar merupakan rektor Universitas Muhadi Setiabudi periode 2017 - 2021.[6][7] Akan tetapi, mundur pada 14 November 2017 dengan alasan akan maju dalam pilkada Kabupaten Cirebon 2018.[8] KarierKarier politikQomar juga adalah anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014 dari Partai Demokrat[9] untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat VIII. Dia juga rektor Universitas Muhadi Setiabudi Brebes (UMUS) pada tahun 2017. Pada kontes Pemilihan Umum Bupati Cirebon 2013, H. Nurul Qomar akan mencalonkan diri sebagai Bupati Cirebon Tahun 2013 - 2018 dari Partai Demokrat. Ia berpasangan dengan Drs. H. Subhan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Cirebon dengan mengusung jargon "MARHABAN".[10] Pada kontes Pemilihan Umum Bupati Cirebon 2018 dia kembali mengikuti kontestasi ini, tetapi kali ini mencalonkan sebagai calon wakil bupati menjadi pasangan dari Mohammad Luthfi yang juga pernah menjadi cabup saingannya pada tahun 2013. Pasangan ini diusung oleh PKB dan Partai NasDem yang mendaftar pada akhir-akhir setelah Qomar tidak mendapat rekomendasi dari Partai Demokrat dan akhirnya mendapat rekomendasi dari Partai NasDem yang sebelumnya memberikan rekomendasinya pada pasangan Sunjaya - Imron. Namun pasangan ini kembali kalah oleh petahana. FilmografiFilm
Serial televisi
FTV
Sejarah elektoral
Rujukan
Pranala luar
|