Nurmala Kartini SjahrirDr. Nurmala Kartini Sjahrir (nama lahir: Kartini boru Panjaitan; lahir 1 Februari 1950), adalah seorang doktor di bidang antropologi, ketua Asosiasi Antropologi Indonesia, mantan ketua umum Partai Perjuangan Indonesia Baru, dan istri (alm) Dr. Sjahrir, ibu Pandu Patria Sjahrir serta adik dari Luhut Binsar Panjaitan.[1] Kehidupan pribadiAnak dari pasangan (alm) Bonar Pandjaitan (Osi Paulina) dan (alm) Siti Frida Br. Naiborhu dari Huta Parranggitingan, Kartini remaja adalah penggemar olahraga, tercatat ia pernah mengikuti kejuaraan renang antar provinsi tahun 1959, menjadi peserta di cabang renang PON V, tahun 1960. Ia kini menjadi Pengurus PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Hubungan Luar Negeri. Ia juga adalah adik dari Luhut Binsar Pandjaitan.[2][3] Pada tanggal 8 Desember 1979, Kartini menikah dengan Dr. Sjahrir (anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Ekonomi periode 2007-2009[4]). Pasangan ini dikarunia seorang putra, Pandu Patria Sjahrir yang telah menyelesaikan studi masternya di Stanford University, California, serta seorang putri, Gita Rusmida Sjahrir yang juga telah menyelesaikan studi masternya di bidang ekonomi di Wharton School of the University of Pennsylvania, kedua-duanya di Amerika Serikat. Kedua anaknya lahir di Boston, AS ketika Kartini dan Sjahrir menyelesaikan studi doktoral-nya disana. Kartini lulus Sarjana Antropologi dari Universitas Indonesia tahun 1976. Semasa mahasiswa di Universitas Indonesia pernah menjadi ketua Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UI. Pada tahun 1974-1975, menempuh pendidikan S2 di Boston University-Amerika dan memperoleh gelar Master tahun 1981. Tahun 1982 lulus ujian kandidat Doktor S3.[5] Tahun 1983, kembali ke Jakarta, bekerja sebagai dosen S1 Antropologi di Universitas Indonesia, dan sebagai Chief Editor pada penerbitan buku Yayasan Obor Indonesia (1983-1986). Selain itu juga menjadi peneliti bidang sosial-ekonomi pada CPIS (Center for Policy and Implementation Studies) yang bekerja sama dengan Harvard University dan berafiliasi dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia (1986-1992). Pada1988, Kartini Sjahrir kembali ke Boston menyelesaikan doktoral-nya, dan tahun 1990 dinyatakan lulus. Disertasinya telah dibukukan oleh PT. Grafiti Press tahun 1995 dengan judul: "Pasar Tenaga Kerja Indonesia: Kasus Sektor Konstruksi". Hingga sekarang ia tercatat sebagai pengajar tidak tetap pada program pasca-sarjana Universitas Indonesia. KarierSejak 1993 sampai dengan saat ini, Kartini banyak berkiprah di bidang kerja sosial dan politik. Ia adalah Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI).[6] Ketua Yayasan Kebun Binatang Ragunan,[7] Pendiri Suara Ibu Peduli (SIP – Gerakan nasional perempuan untuk reformasi),[8] Ketua Yayasan Rumah Ibu (yang menangani masalah-masalah kekerasan dalam rumah tangga), Chief Editor majalah ekonomi-politik "Jurnal", Ketua Yayasan Lingkungan Sejahtera (Yasalira) yang memusatkan perhatian pada soal-soal lingkungan hidup, juga salah satu pemrakarsa berdirinya Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) dan kemudian membentuk partai politik. Kartini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perjuangan Indonesia Baru (Partai PIB) periode 2007-2011. Pergantian Ketua Umum Partai PIB dari Dr Sjahrir ke istrinya ini berlangsung secara demokratis sesuai dengan AD/ART partai, melalui Kongres Luar Biasa (KLB) Partai PIB pada 2 Juni 2007 lalu. Sebagai seorang perempuan, Kartini mencoba memberi warna baru bagi Partai PIB. Salah satunya adalah dengan lebih memberdayakan perempuan. Hal ini terlihat dari kepengurusan pusat partai PIB yang didominasi oleh kaum perempuan. Partai PIB, yang kini telah berganti nama menjadi Partai Kedaulatan Indonesia Baru (PKBIB), saat ini dipimpin oleh Yenny Wahid, putri mantan Presiden RI (alm) Abdurrahman Wahid.[9][10] Pada 10 Agustus 2010, Kartini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Duta Besar RI untuk Republik Argentina merangkap Republik Paraguay dan Republik Uruguay, berkedudukan di Buenos Aires.[11][12][13][14] Pada 15 September 2014 di Palacio San Martin-Kementerian Luar Negeri Republik Argentina di Buenos Aires, Pemerintah Argentina menyerahkan medali kehormatan “Order de Mayo el Merito en el Grado Gran Cruz” kepadanya sebagai Duta Besar RI untuk Republik Argentina, Republik Paraguay dan Republik Oriental Uruguay. “Medal of Honor” ini untuk pertama kali diberikan kepada Kepala Perwakilan Indonesia di Argentina sejak dibukanya hubungan kedua negara 58 tahun yang lalu.[15] Ia juga menjabat sebagai Komisaris Independen untuk Siloam Hospitals.[16] Ia juga menjabat sebagai pembina untuk Yayasan Doktor Sjahir.[17] Referensi
Pranala luar
|