Nurit Peled-Elhanan
Nurit Peled-Elhanan (bahasa Ibrani: נורית פלד-אלחנן; lahir pada 1949 di Yerusalem) adalah seorang filologis, profesor bahasa dan pendidikan di Universitas Ibrani Yerusalem, penerjemah dan aktvisi hak asasi manusia Israel. Ia merupakan penerima Penghargaan Sakharov 2001 untuk Kebebasan Berpikir yang dianugerahkan oleh Parlemen Eropa.[1][2] Ia dikenal karena penelitiannya tentang penggambaran orang-orang Palestina dalam buku-buku teks Israel, yang ia kritik sebagai anti-Palestina. Ia juga mengkritik George W. Bush, Tony Blair, dan Ariel Sharon karena pandangan anti-Muslimnya.[3][4] BiografiNurit Peled-Elhanan dibesarkan dalam sebuah keluarga sayap kiri di wilayah Rehavia, Yerusalem. Ia menyatakan bahwa dirumahnya ia dibesarkan sebagai seorang Zionis sayap kiri. Kakeknya, Avraham Katsnelson, menandatangani Deklarasi Kemerdekaan Israel.[5] Ia adalah putri dari Matti Peled, seorang Mayor-Jenderal Israel, sarjana sastra Arab, anggota Knesset dan aktivis perdamaian terkenal. Putri Elhanan, Smadar, tewas pada usia tiga belas tahun dalam serangan bunuh diri Palestina Jalan Ben Yehuda 1997 di Yerusalem.[1] Saudaranya, Miko Peled adalah seorang aktivis untuk hak asasi Palestina, dan pengarang buku 2012, The General's Son: Journey of an Israeli in Palestine.[6] KarierPeled-Elhanan adalah seorang profesor bahasa dan pendidikan di Universitas Ibrani Yerusalem dan penerima Penghargaan Sakharov untuk Kebebasan Berpikir pada 2001 dari Parlemen Eropa.[1][2][3][4] Ia menerjemahkan Le racisme (1982) karya Albert Memmi dan Écrire (1993) karya Marguerite Duras ke dalam bahasa Ibrani.[7][8] Bukunya, Palestine in Israeli Books: Ideology and Propaganda in Education, dirilis di Inggris pada April 2012. OpiniTentang IsraelDalam Palestine in Israeli School Books: Ideology and Propaganda in Education, yang dirilis di Inggris pada April 2012, Nurit Peled-Elhanan mendeskripsikan penggambaran orang-orang Arab dalam buku-buku sekolah Israel bersifat rasis. Ia menyatakan bahwa satu-satunya representasi mereka adalah sebagai "pengungsi, petani primitif dan teroris," mengklaim bahwa "ratusan dan ratusan" buku, tidak satupun yang menggambarkan orang Arab sebagai "orang normal."[3] Elhanan mengkritik penulis Israel A. B. Yehoshua untuk komentar-komentar yang ia buat dalam rujukan perbandingan budaya antara Yahudi dan Arab yang Yehoshua katakan menjadi alasan mereka tak pernah hidup bersama. Ia berkata bahwa dalam pandangannya Ehud Olmert, Ehud Barak, Ismail Haniyeh, dan Hezbollah adalah sama: "Mereka suka melihat anak-anak mati." Saat ditanyai tentang insiden dimana para penduduk di sebuah kawasan di Yerusalem Timur memiliki sebuah barbekyu di dekat sebuah kawasan Yahudi pada masa Yom Kippur, berteriak melalui pengeras suara dan menyerang Yahudi yang pulang dari sinagoge, Elhanan berkata bahwa pendudukan dan kurangnya layanan wilayah menimbulkan kebencian dan "kebencian membuat hal-hal seperti itu ."[1] Referensi
|