Noviantika Nasution
Dra. Hj. Noviantika Nasution, M.Si. (lahir 4 November 1963) adalah seorang politikus Indonesia keturunan Batak, Sumatera Utara. Ia adalah putri dari politikus Indonesia, Yahya Nasution. Selain menjadi politikus, ia pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia. KarierPada awalnya, ia merupakan politisi PDI (Partai Demokrasi Indonesia) dan PDI Perjuangan. Ketika konflik terjadi di PDI Perjuangan pada Kongres PDI Perjuangan tahun 2005, ia keluar dari partai tersebut dan membentuk partai baru bernama PDP (Partai Demokrasi Pembaruan) yang sebelumnya berwujud Gerakan Pembaruan PDI Perjuangan.[1][2][3][4][5] Pada Pemilihan umum Legislatif 2014, ia bersama beberapa pengurus PDP lainnya ikut mendaftar sebagai calon legislatif dari PAN (Partai Amanat Nasional).[1][6] Ketika PAN masuk ke Kabinet Kerja, ia diangkat sebagai Staf Khusus Bidang Politik Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur.[7] Selain sebagai politisi, ia juga dikenal sebagai pengusaha dan mantan pengurus Perbasi (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) sekaligus pendiri Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) pada tahun 2000.[8][9] Riwayat HidupIa lahir di Jakarta pada 4 November 1963. Ia mengambil jalur pendidikan di SMP 13 Jakarta dan SMA Negeri 70 Bulungan, Jakarta serta mengambil jenjang pendidikan tinggi di Diploma Dua Sastra Jepang Universitas Indonesia.[8] Setelah mengambil kursus di luar negeri (kebanyakan di Jepang), ia kembali ke Indonesia dan mengambil jenjang pendidikan sarjana di Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Program Studi Sastra Inggris hingga lulus pada tahun 1988.[8] Kemudian, ia berkarier di Shell.[10] Karier PolitikKarena ia merupakan anak dari tokoh PDI Yahya Nasution, ia memilih PDI sebagai kendaraan politiknya.[10] Kariernya di PDI dimulai dengan menjabat sebagai posisi bendahara di kepengurusan PDI versi kongres 1993 yang memilih Megawati sebagai ketua umum PDI.[8] Lain-lainIa juga menulis buku yang merupakan thesisnya yang berjudul "Bobolnya Kandang Banteng: Sebuah Otokritik" yang terbit pada tahun 2006.[11] Referensi
|