Norman Sasono
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Norman Sasono (21 September 1927 – 20 November 1997) adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang pernah menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer V/Jaya (Pangdam V/Jaya) pada 1977 hingga 1982 dan Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura (Pangdam XII/Tanjungpura) dari 1976 sampai 1977.[1] Ia merupakan ayah dari mantan Pangdam Jaya, Letjen TNI Marciano Norman.[2] KarierNorman mengawali karier militernya dari Akademi Militer di Malang pada 1945.[3] Setelah itu, ia menjadi seorang perwira Corps Polisi Militer (CPM), dan menempati berbagai jabatan penting di lingkungan TNI AD.[4] Pada 1966, Resimen Tjakrabirawa dilikuidasi dan dibentuklah kesatuan baru yakni Satgas Pomad/Para sebagai kesatuan yang bertugas melakukan pengawalan dan pengamanan Presiden RI, Norman Sasono menjadi komandan satgas tersebut sejak dibentuk pada 1966 hingga 1972.[5] Pada 19 Januari 1974, Norman dilantik menjadi Kepala Staf Komando Daerah Militer V/Jaya (Kasdam V/Jaya) menggantikan Urip Widodo.[6] Kurang lebih dua tahun ia menempati posisi tersebut, hingga pada akhirnya ia di promosikan menjadi Pangdam XII/Tanjungpura yang baru, menjabat dari 20 Februari 1976 menggantikan R.M. Subandiono yang meninggal dunia secara tiba-tiba ketika sedang menjabat.[7] Setelah 20 bulan bertugas di Kalimantan, pada 12 Oktober 1977 Norman menggantikan posisi G.H. Mantik sebagai Pangdam V/Jaya yang baru. Selama menjabat Pangdam di Jakarta, ia berhasil membongkar jaringan mata-mata Rusia. Letkol Sergei Egorov, asisten atase militer Kedutaan Besar Uni Soviet di Jakarta terlibat kegiatan mata-mata, ia tertangkap basah melakukan transaksi jual beli dokumen-dokumen rahasia negara, terutama mengenai kemaritiman, pada 4 Februari 1982 di sebuah rumah makan di Jl. Pemuda, Jakarta, yang melibatkan seorang perwira menengah ABRI, Letkol Soesdaryanto.[3] Sedangkan Kepala Perwakilan Aeroflot di Jakarta Alexandre Finenko, juga ditahan Kopkamtib karena diduga terlibat.[3] MeninggalNorman meninggal dunia di RS Cikini, Jakarta pada Kamis pagi 20 November 1997, ia dimakamkan pada malam hari itu juga di Taman Makam Pahlawan Kalibata dalam suatu upacara pemakaman militer yang dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Wiranto, selaku inspektur upacara.[3] Ia meninggalkan seorang istri, Atina Priatman dan tiga orang anak, salah satunya adalah Marciano Norman yang kelak juga akan menjadi Pangdam Jaya dan Komandan Paspampres seperti dirinya. Riwayat jabatan
Referensi
|