Noël Chabanel
Setelah melalui perjalanan panjang yang melelahkan melintasi samudera Atlantik, ia tiba di Quebec pada 15 Agustus 1643. Pada awal karya misinya, Pater Noel mengalami banyak sekali hambatan dan kesulitan. Ia tidak bisa memahami bahasa Huron, dan perutnya tidak bisa beradaptasi dengan makanan yang tersedia. Alam yang keras dan sering berjangkitnya wabah penyakit seperti malaria dan pes, membuat Noel tidak pernah merasa sehat. Tapi, semua tantangan ini tidak meruntuhkan semangatnya. Ia berserah diri sepenuhnya kepada Yesus. Di hadapan Sakramen Mahakudus, ia berikrar untuk menghabiskan seluruh sisa hidupnya di wilayah tersebut. Namun, ia harus tewas sebagai martir ketika terjadi peperangan antara suku Huron dan suku Iroqouis. Kemajuan suku Huron dibawah bimbingan para missionaris mendatangkan iri hati dari Suku Iroqouis. Mereka menganggap para missionaris kulit putih adalah para tukang sihir yang berkerja bagi suku Huron dan mendatangkan kutukan wabah penyakit bagi mereka. Pada tahun 1649, Suku Iroqouis menyerang suku Huron yang menampung para “tukang sihir kulit putih”. Pada tanggal 8 Desember 1649, ketika sedang menuntun para pengungsi suku Huron ke benteng Perancis Santo Yosep, ia tewas dibunuh oleh seorang suku Huron yang murtad.[1] Referensi
|