Nizatidin
Nizatidin adalah antagonis reseptor H2 yang menghambat produksi asam lambung, dan umumnya digunakan dalam pengobatan penyakit tukak lambung dan penyakit refluks gastroesofagus.[1] Obat ini dipatenkan pada tahun 1980 dan disetujui untuk penggunaan medis pada tahun 1988.[2][3] Obat ini dikembangkan oleh Eli Lilly and Company. Sejarah dan perkembanganNizatidin dikembangkan oleh Eli Lilly, dan pertama kali dipasarkan pada tahun 1988.[2] Obat ini dianggap memiliki potensi yang sama dengan ranitidin dan berbeda dengan substitusi cincin tiazol sebagai pengganti cincin furan pada ranitidin. Pada bulan September 2000, Eli Lilly mengumumkan bahwa mereka akan menjual hak penjualan dan pemasaran Axid kepada Reliant Pharmaceuticals.[4] Selanjutnya, Reliant mengembangkan larutan oral Axid, memasarkannya pada tahun 2004, setelah memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).[5] Namun, setahun kemudian, mereka menjual hak Larutan Oral Axid (termasuk paten yang dikeluarkan[6] yang melindungi produk tersebut) kepada Braintree Laboratories.[7] Kegunaan dalam medisNizatidin digunakan untuk mengobati tukak duodenum, tukak lambung, dan penyakit refluks gastroesofagus (GERD), dan untuk mencegah tukak stres.[8] Efek sampingEfek sampingnya jarang terjadi, biasanya ringan dan meliputi diare, sembelit, kelelahan, kantuk, sakit kepala, dan nyeri otot.[8] Referensi
|