Nita Budhi Susanti

Nita Budhi Susanti
Permaisuri Ternate
Masa jabatan
13 Desember 2001 – 15 Februari 2015
Penguasa monarkiMudaffar Sjah
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Masa jabatan
1 Oktober 2009 – 30 September 2014
Daerah pemilihanMaluku Utara
Anggota Dewan Perwakilan Daerah
dari Maluku Utara
Masa jabatan
1 Oktober 2004 – 30 September 2009
Informasi pribadi
Lahir7 Juli 1968 (umur 56)
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Partai politikPAN
Afiliasi politik
lainnya
Demokrat
Suami/istriMudaffar Sjah
Anak
Tempat tinggalSoa Sio, Ternate Utara, Ternate
AlmamaterUniversitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Boki Ratu Nita Budhi Susanti, S.E., M.M. (lahir 7 Juli 1968) adalah seorang politikus Indonesia. Ia menjabat sebagai Anggota DPR-RI dari 2009 hingga 2014 mewakili daerah pemilihan Maluku Utara. Sebelumnya ia menjabat sebagai Anggota DPD-RI dari 2004 hingga 2009. Ia merupakan istri Sultan Ternate, Mudaffar Sjah (1935—2015).

Biografi

Lahir di Semarang, pada tanggal 07 Juli 1968 ini merupakan anggota DPR RI 2009—2014 dan juga calon anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (DPR/MPR RI) pada pemilihan umum (pemilu) tahun 2014 dari Partai Demokrat daerah pemilihan provinsi Maluku Utara.

Terjun berpolitik, pernah dicelotehi rakyatnya, dinilai sekadar jabatan aji mumpung sebagai istri Sultan Ternate. Salah satu putranya malah sempat protes dan menolaknya sebagai sosok Ibu yang diidolakan. Boki Ratu Nita Budhi Susanti, S.E., M.M. Istri Sultan Ternate ke -48 Mudaffar Sjah. M.Si. Kini telah mempunyai lima orang anak hasil pernikahannya dengan H. Mudaffar Sjah. Bertempat tinggal di Jl. Sultan Khairun RT 01 RW 01 Kelurahan Soa Sio kecamatan Ternate Utara kota Ternate.

Nita yang blasteran Belanda-Perancis-Jawa ini mengaku ketertarikannya pada dunia politik setelah sering terlibat diskusi dengan suami. Sultan pula yang melihat sang istri memiliki talenta untuk berkontribusi di dunia politik praktis.

Awalnya tidak menyukai dunia politik. Karena dalam politik itu ada sebuah ruang yang tidak sesuai dengan situasi kita sebagai tokoh adat. Ada rambu-rambu yang kadang-kadang tidak bisa direm, tak terkendali seperti bola liar. Ada ruang yang tidak pas buat kita. Sebagai tokoh adat seharusnya berada di tengah-tengah sebagai pengayom, sementara bicara politik itu pasti terjadi pengkotak-kotakan. Dengan dukungan sang suami/Sultan maka Nita terus bersemangat terjun di dunia politik untuk bertujuan membangun Maluku dan bangsa Indonesia. Nita dianggap sebagai tokoh reformis perempuan yang berpolitik di Maluku Utara dan tingkat nasional.

Nita berkenalan dengan Sultan secara tidak sengaja ketika sama-sama sedang berada di salah satu gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam agenda sedang menunggu teman bisnis. Sultan mengajak kenalan, Sultan punya intuisi tersendiri ketika bertemu dengan mengatakan, seperti ada cahaya putih di kening Nita. Jadi mulai pendekatan dan sampai pada pernikahan dengan sultan tahun 2000 dan diberikan kepercayaan sebagai Permaisuri Sultan Ternate pada tanggal 13 Desember 2001.

Pertama kali diberikan amanah untuk menjadi permaisuri di Kesultanan Ternate, ia merasa terbebani dengan diberi kepercayaan yang besar itu. Dalihnya, karena ia tidak dilahirkan dan besar di Ternate, sehingga ia merasa kurang memahami berbagai permasalahan di daerah itu.

Nita menekuni hobi koreografi untuk momen-momen kebudayaan. Bersama sanggar kesultanan, kerap menggelar kegiatan seni budaya. Sejak kecil senang menari. Beragam tarian, khususnya tari klasik Jawa hingga kini mampu ia lakukan dengan baik. Bakat seni dalam bidang desain busana juga tak kalah besarnya. Nita juga sebagai penggagas Acara Pesta Rakyat Maluku Utara Legu Gam Moloku Kie Raha, dimana sekarang menjadi ikon daerah dan salah satu agenda wisata nasional.[1]

Pada tanggal 31 Maret 2016, Nita ditangkap oleh Polda Maluku Utara di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, karena menjadi tersangka kasus penipuan, penggelapan, dan pemalsuan identitas. Tes DNA membuktikan bahwa dua anak kembarnya, Ali Muhammad Tajul Mulk Putra Mudaffar Sjah dan Gajah Mada Satria Nagara Putra Mudaffar Sjah, bukan anak Nita ataupun Sultan Ternate.[2]

Riwayat Pendidikan

  • SD Kanisius Brana Weleri (1974—1981)
  • SMPN 1 Weleri (1981—1984)
  • SMAN 1 Kendal (1984—1987)
  • Akademi Koperasi Semarang (1987—1988)
  • STIE Semarang (2004—2008)
  • Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Moestopo (beragama) (2006/2007)
  • Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi (2009—2011)

Karier

  • Komisaris PT Fujita Iron Work, Tangerang (1992—2000)
  • Direktur CV Ake Guraci, Ternate (2004—2016)
  • Anggota DPD RI (2004—2009)
  • Anggota DPR RI Fraksi Demokrat (2009—2014)

Pengalaman Organisasi

  • Penasihat Sanggar Kreativitas Anak Maluku Utara (2004—)
  • Penasihat Gerakan Sadar Membaca Maluku Utara (2004—)
  • Pembina PARFI (2005)
  • Penasihat Forum FKIKN (2006)
  • Dewan Pembina UKM dan Koperasi Maluku Utara (2006—)
  • Penasiihat DPP Apdesi (2007—)

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya