Nashr bin SayyarNashr bin Sayyar lahir pada 663 M, ia merupakan gubernur Khurasan terakhir dibawah Dinasti Umayyah. Ia diangkat menjadi gubernur Khurasan ketika berusia 74 tahun oleh Khalifah Al Malik dan menjabat sejak 120 H – 130 H (738 M – 748 M). Meski diangkat ketika berusia lanjut, wawasan dan ketajaman berpikirnya tidak diragukan. Dia berutang budi pada pendahulunya untuk menjabat dalam kondisi negara yang lumayan stabil sesudah kemenangan gubernur Khurasan sebelumnya, Asad ibn ‘Abdallah al-Qasri, yang berhasil mengalahkan Kekhaganan Turgesh pada perang Kharistan di Guzgan (kini Afganistan utara) pada akhir 737.[1] Dia meninggal ketika pertempuran dengan Bani Abbasiyah semakin bergejolak di seluruh Khurasan. Ketika itu, Walid bin Yazid atau Walid II baru saja diangkat untuk menggantikan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik wafat. Walid II dikenal sebagai sosok yang berperilaku buruk, sehingga menjadikan kondisi negara melemah. Tepat saat itu Khurasan didiami oleh dua kelompok besar, yaitu suku Yamani dan suku Mudhar. Seiring waktu, Dinasti Umayyah lebih condong kepada suku Mudhar dan menjadikan mereka sebagai pemimpin, termasuk diantaranya adalah Nashr.[2] Ketika perlawanan sengit antara dirinya dengan Al-Kirmani, sosok yang tampil mewakili suku Yaman, muncullah Abu Muslim yang merupakan tanda awalnya revolusi Abbasiyah di Khurasan. Ketika kedudukan Abu Muslim semakin menguat di Khurasan, dia mengundang Al-Kirmani untuk berdialog, namun Nashr naik pitam karena melihat pasukan yang datang mengiringi Al-Kirmani ke tempatnya dan membunuh Al-Kirmani. Nashr pada akhirnya dibunuh oleh pasukan Ali Al-Kirmani, anak Al-Kirmani, serta gabungan pasukan Abu Muslim yang juga ikut memihak kepada Ali.[3] Silsilah
Referensi
|