NET. Bali

NET. Bali
PT Alam Bali Semesta Televisi
Denpasar, Bali
Indonesia
SaluranDigital: 30 UHF
Virtual: 5
BrandingNET. Denpasar (alternatif)
SloganMakin Dinanti
Kepemilikan
PemilikMDTV Media Technologies (via PT Mitra Media Bali)[1]
Riwayat
Didirikan2006[1]
Siaran perdana
1 Desember 2010
Bekas tanda panggil
Alam TV (2010-2015)
Bekas nomor kanal
39 UHF (analog)
Spacetoon
TempoTV
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia
Pranala
NegaraIndonesia
Kantor pusatJl. Sunset Road No.168, Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361
Wilayah siaranDenpasar[2]
Format gambar1080p HDTV (digital)

NET. Bali[3] (atau dikenal juga sebagai NET. Denpasar)[4] adalah sebuah stasiun televisi lokal di Denpasar, Bali yang merupakan anggota jaringan NET., di bawah pengelolaan PT Alam Bali Semesta Televisi.[2] Siarannya bisa ditangkap pada kanal 30 UHF (digital) dengan cakupan siaran di Kota Denpasar dan sekitarnya.[2] Seiring dengan bersiaran di televisi digital (di MUX TVRI Bali), NET. Bali juga dapat dinikmati di daerah Bali Utara seperti Singaraja.

Sejarah

Mengajukan izin siarannya pada Oktober 2005,[5] didirikan sebagai PT pada 2006[1] dan baru diproses perizinannya pada Agustus 2006 di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Bali,[6] stasiun televisi ini sebelumnya dikenal dengan nama Alam TV (disingkat ATV, digayakan ATV). Alam TV didirikan dengan modal Rp 16 miliar, dirintis oleh eks-wartawan Bali TV dan Bali Post, seperti IDM Sastradinata, I Komang Suarsana, Nyoman Legawa Partha, dan IGAA Bintang Aryani. Karena latar belakang itulah, Alam TV sempat menargetkan sebagai stasiun TV berita pertama Bali.[5] Namun, izin siarannya baru keluar pada 11 Juni 2009,[7] sehingga Alam TV baru dapat bersiaran sejak 1 Desember 2010, dengan awalnya berupa siaran percobaan selama 3 bulan dari jam 18:00-21:00 WITA. Setelah itu, jam siarnya diperpanjang selama 12 jam,[8] dimulai dari jam yang sama.[9]

Berbeda dari visi awalnya, Alam TV kemudian mengubah programnya dengan fokus pada liputan lingkungan hidup, terutama alam Bali yang dianggap menarik bagi masyarakat. Hal ini karena dirasa saat ini kondisi lingkungan sudah banyak dirusak oleh manusia, dan harapannya dengan program Alam TV dapat mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungannya. Rencananya, Alam TV juga akan menjalin kerjasama bersama LSM dan pemerintah yang ada di Bali demi mewujudkan visinya.[8] Tiga prinsip dasar Alam TV adalah kualitas hidup ditentukan oleh lingkungan hidup dengan dasar Tri Hita Kirana, pluralisme dalam payung Bhinneka Tunggal Ika yang humanis, dan tradisi budaya dengan ragam kearifan lokal yang mencerahkan. Diklaim berbeda dari televisi lokal lain dalam pendekatan berbasis lingkungan dan kebudayaan dengan penekanan pada jiwa Bali "TAKSU", Alam TV menargetkan penontonnya baik dari penduduk lokal dan turis. Awalnya ditargetkan untuk bersiaran di kanal 23 UHF dan 51 UHF,[5] Alam TV kemudian diberi jatah 39 UHF untuk bersiaran.[10] Kantor pusatnya saat itu ada di Istana Kuta Galeria Blok Valet 2 No. 11, Jl. Patih Jelantik Kuta-Badung, Denpasar.

Meskipun demikian, kemudian Alam TV nampak mengubah format programnya lagi, dengan menambahkan program olahraga (terutama selancar)[11][12] dan menyiarkan program-program ilmu pengetahuan alam. Alam TV kemudian juga menjadi jaringan Spacetoon Jakarta di pulau Bali dengan merelai siarannya.[13] Dalam perkembangannya, sejak Spacetoon (terestrial) diakuisisi dan berganti nama menjadi NET., Alam TV ikut merelai siarannya. Namun, siaran Alam TV masih ditayangkan di saat-saat tertentu (seperti sore hari), seringkali memotong siaran NET. Jakarta.[14][15] Sahamnya sebelumnya sudah diakuisisi pada 2012 oleh Net Visi Media, yang saat ini memegang kepemilikan lewat anak usahanya, PT Industri Mitra Media sebesar 100% (5% langsung oleh PT IMM, sementara 95% oleh anak usahanya PT Mitra Media Bali).[1]

Nama Alam TV kemudian tetap dipertahankan oleh NET., hingga pada Mei 2015[16] namanya berubah menjadi NET. Bali, seiring dengan pendirian Biro Bali[17] (sudah direncanakan sejak 2014)[18] yang bertugas memproduksi acara siaran lokal yang ditayangkan pada 06:00-07:00 WITA berupa program berita. Akan tetapi, seiring dengan upaya restrukturisasi NET., biro tersebut ditutup pada tahun 2019[19] sehingga NET. Bali saat ini tidak lagi menyiarkan siaran lokal secara langsung, sehingga kualitasnya sempat dianggap menurun.[20]

Tokoh

  • Azuan Syahril (eks Direktur Utama)[20]

Acara

Acara sebelumnya

Lihat juga

Referensi

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya