Myxogastria
Myxogastria adalah kelas jamur lendir yang memiliki 5 ordo, 14 famili, 62 genera, dan 888 spesies.[1] Myxogastria lebih dikenal sebagai myxomycota atau jamur lendir sejati.[2] Pada tahun 1868, Ernst Haeckel menempatkannya ke dalam kerajaan Protista. Tahun 1960, Martin & Martin menempatkan myxogastria ke dalam sub-divisi khusus yang disebut myxomycotina, hal tersebut juga dilakukan oleh Constantine John Alexopoulos pada tahun 1969. Hasil investigasi terbaru menunjukkan asal-muasal myxogastria dari protostelid.[2] DeskripsiMyxogastria adalah jamur lendir sejati, yang sebelumnya dianggap fungi. Mereka menghasilkan tubuh buah yang menyerupai tubuh buah pada fungi.[3] Pada tahun 2005, Anna Maria Fiore-Donno dan ilmuwan lainnya mengusulkan tiga grup untuk masuk ke dalam myxogastria, yaitu Echinosteliales, Liceales dan Trichiales, and Physarales dan Stemonitales. Echinosteliales memiliki paling banyak kesamaan dengan Protostelida. Keduanya memiliki spora tidak berpigmen atau hanya memiliki sedikit pigmen. Liceales dan Trichiales memiliki spora yang bening dan berpigmen. Physarales dan Stemonitales memiliki spora gelap.[3] Habitat dan ekologiMyxogastria kebanyakan hidup sangat tersembunyi. Namun, hadir di semua tempat di mana ada bahan organik yang membusuk. Ia dapat ditemui di hutan hujan tropis, gurun, hingga tundra Arktika.[4] Selain itu, ada beberapa spesies yang hidup di lingkungan berair. Mereka berasal dari genus Didymium, Physarum, Perichaena, Licea, Comatricha, Arcyria, dan beberapa plasmodia tak berbuah.[5] Myxogastria memiliki peran dalam siklus karbon, mereka membantu menguraikan tanaman yang membusuk.[3] Daur hidupMyxogastria memiliki dua tahap daur hidup. Pertama, tahap yang terdiri dari amuba uninukleat, dan yang kedua yaitu tahap yang terdiri dari struktur multinukleat yang disebut plasmodium.[3] Tahap plasmodium adalah uniseluler; tahap massa sitoplasma. Untuk memasuki tahap tersebut, sel-sel berkumpul dan melebur sepenuhnya untuk membentuk sel tunggal. Sel-sel individual hanya akan berkumpul setelah fusi gamet, yang membentuk sel diploid. Myxogastria akan menghasilkan tubuh buah yaitu spora. Spora ini bisa halus, tetapi biasanya berornamen. Ornamen tersebut dapat berupa duri, kutil, atau punggung bukit. Spora disebarkan oleh angin atau serangga, yang kemudian berkecambah untuk menghasilkan lebih banyak sel uninukleat.[3] Referensi
|